Final Liga Champions 2024: Misi Dortmund Menggulingkan Goliat Madrid
Laga final Liga Champions mempertemukan tim kuda hitam Borussia Dortmund dengan raksasa Spanyol, Real Madrid.
Dua puluh tujuh tahun berlalu sejak pertama kali Borussia Dortmund menjuarai Liga Champions sekaligus satu-satunya, yakni tahun 1997. Sebaliknya, baru dua tahun berselang setelah Real Madrid terakhir kali mengangkat trofi Liga Champions pada tahun 2022.
Bagi Madrid, trofi tersebut merupakan yang ke-14 sekaligus menahbiskan ”El Real” sebagai klub dengan rekor juara kompetisi paling elite di Eropa tersebut sepanjang masa.
Sementara di liga domestik, Dortmund tidak sedang mengalami musim terbaiknya. Di pengujung Bundesliga, klub asal Nordrhein-Westfalen ini berada di peringkat kelima dengan total 63 poin. Sebaliknya, Madrid berhasil menjuarai La Liga dengan poin akhir 95.
Melihat performa di liga domestik dan Liga Champions beberapa waktu ke belakang, sekilas tampak ketimpangan di antara kedua klub menjelang final Liga Champions edisi 2024. Seakan-akan, Real Madrid punya segala alasan untuk bisa meraih juara. Akan tetapi, benarkah ”El Real” akan dengan mudah mengalahkan Dortmund?
Baca juga: Real Madrid Kian Menakutkan Jelang Final Liga Champions
Misi melawan Goliat
Menatap panggung puncak Liga Champions yang akan digelar Minggu (2/6/2024) dini hari di Wembley, Dortmund bak membawa misi menang untuk mengalahkan Goliat.
Dalam kisah bangsa Filistin, Goliat merupakan prajurit perang yang perkasa. Ia memiliki perawakan yang paling tinggi serta paling besar di antara prajurit lainnya. Mengalahkan Goliat dalam pertempuran seakan menjadi misi yang mustahil.
Akan tetapi, ada kisah tentang David (Daud), seorang gembala yang kecil dan kurus dengan kecerdikannya mampu mengalahkan Goliat seorang diri. Berbekal ketapel, David dengan cermat membidik mata Goliat sehingga si raksasa tersebut tersungkur.
Kisah kecerdikan David tampaknya bisa menjadi bekal bagi Dortmund menantang Madrid. Seakan-akan mustahil, harapan mengalahkan Madrid si raksasa masih mungkin ditumbuhkan. Apalagi jika melihat rekam jejak perseteruan kedua klub, Dortmund pernah membuktikan diri mampu menyulitkan Madrid.
Melihat catatan rekor pertandingan dari Transfermarkt, Dortmund menghentikan langkah Madrid pada babak semifinal Liga Champions musim 2012/2013. Dalam pertandingan laga pertama yang digelar di kandang Dortmund, Madrid ditaklukkan 4-1. Keempat gol kala itu dicetak Robert Lewandowski.
Selain Lewandowski, ada Marco Reus yang berkontribusi mencetak satu umpan gol dan satu kali menjadi pemain yang dilanggar di kotak penalti Madrid sehingga memberikan hadiah tendangan penalti bagi Dortmund.
Pada laga kedua, pembalasan ”El Real” berhasil. Dortmund dikalahkan dengan skor 0-2. Meski demikian, secara agregat, Dortmund tetap lebih unggul dan mengandaskan langkah Madrid.
Baca juga: Lebih dari tentang ”DNA” Real Madrid
Prediksi hasil
Secara keseluruhan, kedua tim pernah bertemu sebanyak 14 kali, yang kesemuanya terjadi di Liga Champions. Dari jumlah itu, Madrid memenangi pertandingan enam kali, sedangkan tiga pertandingan dimenangi Dortmund. Sisanya, lima pertandingan, berakhir seri.
Dari sisi jumlah gol, Madrid secara total mencetak 24 gol ke gawang Dortmund. Sementara itu, kesebelasan Schwarzgelben menyarangkan total 19 gol ke gawang Madrid.
Dengan kata lain, Dortmund mencetak 1,35 gol per pertandingan, sementara Madrid mencetak 1,71 per pertandingan. Dari catatan statistik ini, meskipun keunggulan tetap di tangan Madrid, Dortmund tidak bisa dianggap sebelah mata.
Meskipun begitu, jika dilihat probabilitas kemenangannya, secara hitung-hitungan di atas kertas, Madrid tetap lebih superior. Setidaknya 33 persen kemungkinan pertandingan akan dimenangi Dortmund, sedangkan 67 persen akan dimenangi Madrid. Bagaimana dengan potensi gol yang tercipta?
Berbekal peng-kalian antara probabilitas kemenangan setiap tim dan rasio gol yang dimiliki, potensi gol yang mampu dicetak Dortmund sekitar 0,67, sedangkan Madrid punya kemungkinan mencetak gol sekitar 3,42.
Superioritas Madrid ini ditambah dengan fakta bahwa ”El Real” belum pernah sekali pun kalah dalam kompetisi Liga Champions musim ini.
Dari 12 pertandingan yang telah dilakoni, sembilan pertandingan dimenangi Madrid dan tiga pertandingan berakhir imbang. Berbeda dengan Dortmund yang memenangi tujuh pertandingan, tiga pertandingan berakhir imbang, dan mengalami dua kali kekalahan.
Baca juga: Seni Menyerang Real Madrid
Titik kunci
Arah angin yang berembus lebih kencang ke pihak Real Madrid menjadikan laga ini sebagai laga pembuktian sang raksasa. Namun, bagi Dortmund, sebagai tim kuda hitam, mereka juga akan membuktikan diri bahwa merangsek hingga laga final bukanlah keberuntungan semata.
Pembuktian kedua tim terutama harus ditunjukkan dengan kuatnya lini pertahanan. Dalam lima pertandingan terakhir di antara keduanya, meski dua kali menang, Madrid tidak pernah berhasil menjaga gawang clean sheet melawan Dortmund.
Bahkan, dari lima pertandingan terakhir, gawang Madrid dibobol delapan kali. Sebaliknya, pada kemenangan terakhir Dortmund atas Madrid pada musim 2013/2014, Reus dan kawan-kawan berhasil mencetak clean sheet dengan kemenangan 2-0.
Pertahanan Madrid inilah yang akan lebih diuji sekaligus menjadi kunci harapan Dortmund untuk menang. Di pertandingan semifinal, Madrid kebobolan tiga gol dari Bayer Muenchen dalam dua laga.
Sebaliknya, dengan kemenangan tipis 1-0 yang terjadi pada setiap laga semifinal melawan Paris Saint-Germain (PSG), Hummels dan Schlotterbeck mampu menjaga pertahanan Dortmund dari kebobolan. Padahal, ujung tombak PSG adalah striker tajam Kylian Mbappe.
Apabila lini tengah yang dijaga Emre Can dan Sabitzer mampu menahan kreativitas Madrid yang diisi Kroos dan Bellingham, maka membalikkan hitung-hitungan keunggulan ”El Real” di atas kertas bukan hal yang mustahil diwujudkan Dortmund.
Stadion Wembley di tanah Inggris akan menjadi saksi apakah Dortmund akan menjadi David yang mampu menggulingkan Goliat dengan kecerdikannya, atau sebaliknya, raksasa Madrid yang akan melanggengkan dominasinya di Liga Champions sekaligus menyabet gelarnya yang ke-15. (LITBANG KOMPAS)
Baca juga: Keajaiban Sentuhan Personal Carlo Ancelotti