Antusiasme Warganet Memantau Pemilu Melalui Hasil ”Quick Count”
Masyarakat Indonesia sudah dapat mengintip hasil Pemilu 14 Februari lalu melalui ”quick count” sejumlah lembaga survei.
Oleh
YULIUS BRAHMANTYA PRIAMBADA
·5 menit baca
Prosesi pencoblosan dalam Pemilihan Umum 2024 telah usai dilaksanakan. Saat ini proses rekapitulasi data perolehan suara dari setiap TPS di seluruh Indonesia tengah dilaksanakan dan membutuhkan waktu sekitar sebulan untuk mengumumkan siapa pemenang konstestasinya. Meskipun demikian, hasil hitung cepat telah mengestimasi siapa saja para jawara dalam pemilu saat ini.
Masyarakat Indonesia sudah dapat mengintip hasil Pemilu 14 Februari lalu melalui quick count berbagai lembaga survei yang masing-masing angka proyeksinya tidak selisih jauh. Berdasarkan hitung cepat Pilpres 2024 Litbang Kompas hingga 16 Februari 2024 pukul 08.56 WIB, tampak bahwa pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka meraih perolehan suara terbanyak dengan 58,47 persen. Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar menyusul di posisi kedua dengan 25,28 persen suara. Adapun pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD menghimpun 16,26 persen suara, dan menjadikannya di posisi ketiga.
Baca Berita Seputar Pemilu 2024
Pahami informasi seputar pemilu 2024 dari berbagai sajian berita seperti video, opini, Survei Litbang Kompas, dan konten lainnya.
Hitung cepat Litbang Kompas tersebut berbasis jumlah pemilih dalam daftar pemilih tetap (DPT) di 2.000 tempat pemungutan suara (TPS) yang terdistribusi di 38 provinsi. Berpegang pada metode statistika yang disiplin, hitung cepat ini dapat menjadi patokan informasi awal yang tepercaya mengenai hasil pemilu. Hal ini didukung dengan selisih yang hanya berkisar 0,1-1,11 persen dengan setidaknya lima lembaga survei hitung cepat lainnya (Charta Politika, Indikator Indonesia, Lembaga Survei Indonesia, Poltracking, dan Populi Center).
Masyarakat tampaknya kian menyadari bahwa quick count dapat menjadi sarana mengetahui hasil awal pemilu yang sahih dan kredibel. Hal ini terlihat dari pemantauan terhadap media sosial menggunakan aplikasi Talkwalker dari kurun waktu 13-15 Februari 2024. Pemantauan dilakukan menggunakan query ”hitung cepat OR quick count”, dibatasi hanya di Indonesia, dan terhadap platform media sosial X, TikTok, dan Youtube.
Hasilnya, terdapat setidaknya 339.917 unggahan terkait quick count di ketiga platform media sosial tersebut. Unggahan-unggahan itu mengundang tak kurang dari 8.719.290 interaksi warganet yang diberikan melalui likes, repost, atau komentar. Dengan demikian, setiap unggahan terkait quick count mampu menarik rata-rata 25 interaksi. Jumlah yang cukup besar ini dapat menandakan bahwa masyarakat memiliki atensi besar terhadap hasil hitung cepat pemilu yang diwartakan di media sosial.
Pada H-1 Pemilu (13/2/2024), unggahan terkait quick count lebih banyak diisi artikel atau konten edukasi mengenai deskripsi dan metodologi quick count. Jumlahnya masih sangat sedikit dan tidak mengundang banyak interaksi. Perhatian warganet terhadap hitung cepat pemilu tampak benar-benar muncul saat proses pemungutan suara selesai, yakni pada Rabu (14/2/2024) pukul 13.00 WIB.
Adapun animo puncak warganet memantau hasil quick count pemilu terjadi pada tanggal 14 Februari 2024 pukul 16.00-17.00 WIB. Saat itu terdapat 26.070 unggahan atau 8,5 persen dari keseluruhan dan sedikitnya 650.039 interaksi atau 7,5 persen dari total tiga hari. Tingginya antusiasme warganet ini bertepatan dengan hasil quick count berbagai lembaga survei yang sudah mulai stabil. Salah satunya hitung cepat Litbang Kompas yang pada pukul 16.20 WIB sudah mencapai 55,6 persen dari 2.000 TPS dan dideklarasikan oleh Pemimpin Redaksi Harian Kompas Sutta Dharmasaputra.
Terbagi
Mencermati isi dari konten-konten terpopuler terkait quick count dapat dilihat bahwa atensi warganet terbagi menjadi dua narasi besar. Di satu sisi, sebagian besar warganet terpusat pada respons para pasangan capres-cawapres terhadap hasil quick count. Ini bisa tampak bahwa delapan dari sepuluh konten terpopuler berisi tanggapan para paslon mengenai hasil hitung cepat.
Delapan konten tersebut mengundang setidaknya 1,8 juta interaksi warganet atau seperlima dari keseluruhan interaksi. Ketujuh konten tersebut semuanya berasal dari platform TikTok dan diunggah oleh akun media resmi, yakni Kompas TV, Metro TV, dan Kumparan.
Adapun lima dari delapan konten itu berkaitan dengan respons dari pasangan nomor urut 2, Prabowo-Gibran. Empat di antaranya menampilkan cuplikan tayangan pidato kemenangan paslon tersebut di Istora Senayan pada Rabu (14/2/2024) malam. Sementara itu, dua konten terpopuler lainnya berisikan tanggapan Ganjar-Mahfud dan satu konten sisanya memuat respons Anies-Muhaimin.
Ketika dilihat dari segmen komentar unggahan terkait Prabowo-Gibran, warganet sebagian besar menyampaikan selamat dan mengungkapkan kegembiraannya atas hasil hitung cepat. Total lima konten terkait Prabowo-Gibran tersebut menghasilkan 1,49 juta interaksi yang sebagian besar dalam bentuk likes.
Sebaliknya, di unggahan-unggahan mengenai Ganjar-Mahfud dan Anies-Imin, segmen komentar didominasi dukungan moril dan semangat warganet terhadap paslon jagoannya tersebut. Beberapa mengutarakan ketidakpercayaan terhadap hasil quick count karena perhitungan suara di TPS mereka memilih sebagian besar dimenangi oleh paslon dukungan mereka.
Aliran deras dukungan moril ataupun keprihatinan dari pendukungnya itu dapat dilihat dari jumlah komentar yang terdapat di konten-konten terkait mereka. Dua konten terpopuler terkait Ganjar-Mahfud dibanjiri setidaknya 129.600 komentar. Ini jauh lebih banyak daripada jumlah gabungan lima konten mengenai Prabowo-Gibran yang memiliki total 49.500 komentar.
Di sisi yang lain, konten-konten terpopuler terkait quick count lainnya tampak berpusat pada respons warganet sendiri terhadap hasil hitung cepat. Hampir semua konten jenis ini diunggah di platform X. Sebagian respons tersebut tampak mengandung nada kekecewaan.
Salah satunya adalah konten dari akun @terketahui di X yang menanggapi hasil hitung cepat dengan menuliskan daftar beasiswa luar negeri yang tak mewajibkan penerimanya pulang ke negara asal. Ini dapat dimaknai bahwa akun tersebut memiliki keinginan untuk meninggalkan Indonesia karena hasil sementara pemilu tidak sesuai dengan harapannya. Unggahan tersebut berhasil memperoleh 109.100 interaksi dan dilihat sebanyak 3,6 juta kali, serta menjadikannya terpopuler ke-10 di ketiga platform.
Nada serupa juga tampak dalam unggahan @anguloa yang juga terdapat di X. Ia menuliskan bahwa salah satu temannya terlambat mengikuti kelas perkuliahan daring karena menangis saat melihat hasil quick count. Konten tersebut pun mendapat setidaknya 97.000 interaksi dan dilihat 1,4 juta kali dan menjadikannya konten terpopuler ke-13.
Menjadi alternatif
Atensi warganet yang besar terhadap konten-konten terkait quick count dapat mencerminkan bahwa metode quick count semakin diandalkan oleh masyarakat Indonesia dalam memperoleh informasi awal terhadap hasil pemilu. Selain itu, publikasi hasil quick count yang dikonsumsi secara luas di media sosial juga dapat membantu masyarakat dalam mengawal hasil pemilu.
Pasalnya, metode quick count yang menggunakan dalil statistik yang disiplin dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Terlebih lagi, penyelenggara quick count terdiri dari berbagai lembaga survei sehingga dapat dicek-silang untuk memperkuat validasi data.
Dengan demikian, quick count dapat menjadi alternatif patokan warga atas hasil pemilu yang kredibel. Alternatif ini penting karena apabila nanti terdapat selisih yang besar antara hasil quick count dan rekapitulasi suara dari KPU, warga dapat memiliki basis yang kuat untuk mengajukan peninjauan ulang.
Adapun perbedaan respons warganet terhadap hasil hitung cepat yang disampaikan di media sosial juga perlu menjadi perhatian bersama. Ungkapan-ungkapan kekecewaan dan ketidakpercayaan terhadap hasil quick count dapat menandakan sebagian masyarakat masih belum dapat menerima kekalahan paslon yang dipilihnya.
Melihat fenomena tersebut, pemerintah dan pihak-pihak terkait harus memastikan bahwa hasil pemilu diproses dengan mengedepankan prinsip kejujuran dan keadilan. Isu-isu mengenai kecurangan dan pelanggaran pemilu yang disampaikan masyarakat perlu ditindak dengan serius dan tegas tanpa pandang bulu. Masyarakat pun didorong tanpa lelah mengawal hasil pemilu dengan saluran-saluran pelaporan yang disediakan oleh lembaga media, lembaga swadaya masyarakat, ataupun lembaga pemerintahan secara langsung.
Tujuannya, masyarakat dapat meyakini bahwa hasil Pemilu 2024 memang merupakan aspirasi dari masyarakat republik ini. Dengan demikian, seluruh masyarakat Indonesia diharapkan dengan bulat dapat menerima dan mendukung siapa pun nanti yang akan memimpin bangsa Indonesia selama lima tahun ke depan. (LITBANG KOMPAS)