QRIS Lintas Negara Mendukung Akselerasi Wisata Internasional
Dengan QRIS ”cross-border”, wisatawan asing dapat melakukan pembayaran digital melalui aplikasi uang elektronik menggunakan satuan mata uang negara turis yang bersangkutan.
Kemajuan teknologi digital memberikan banyak manfaat dalam segala lini kehidupan manusia. Berbagai urusan menjadi kian efektif dan efisien sehingga memudahkan manusia dalam memenuhi segala kebutuhan dan keinginannya. Salah satu sektor yang sangat berkembang teknologi digitalnya saat ini adalah bidang keuangan.
Sejumlah aplikasi menawarkan kemudahan dalam bertransaksi nontunai. Aplikasi-aplikasi keuangan digital ini tidak terbatas pada lembaga keuangan perbankan, tetapi juga dikembangkan oleh sejumlah institusi di luar lembaga keuangan. Dengan demikian, pilihan masyarakat untuk memanfaatkan teknologi digital tersebut sangat beragam, disesuaikan dengan kebutuhannya.
Dampak positifnya, masyarakat kian akrab dengan digitalisasi keuangan. Hampir semua sektor kegiatan, seperti pendidikan, kesehatan, perdagangan, jasa, dan hiburan ataupun wisata, telah memanfaatkan teknologi digital ini. Bahkan, transaksi keuangannya pun tidak terbatas pada mata uang rupiah, tetapi juga memungkinkan dengan mata uang asing.
Salah satu sektor yang telah memanfaatkan teknologi digital berkaitan dengan perbedaan kurs mata uang itu adalah bidang jasa pariwisata. Wisatawan tidak perlu lagi antre panjang untuk mengurus pemesanan tiket transportasi hingga akomodasi. Beragam platform digital telah menyediakan layanan pemesanan tersebut secara inklusif. Bisa diakses dari mana pun, kapan pun, serta dengan satuan mata uang yang berbeda.
Bahkan, untuk tujuan wisata luar negeri destinasi tertentu, wisatawan tak perlu lagi antre menukarkan mata uang lokal negara tujuan. Pasalnya, Bank Indonesia bersama bank sentral dan otoritas moneter di sejumlah negara ASEAN telah menyepakati kerja sama pembayaran lintas negara berbasis QR code. Program kerja sama ini dikenal dengan sebutan QRIS cross-border. QRIS sendiri merupakan standar QR code untuk pembayaran digital melalui aplikasi uang elektronik.
Kolaborasi tersebut bermula dari kesepakatan Bank Indonesia dan Bank of Thailand (BoT) yang meluncurkan QRIS cross-border pada Agustus 2022. Selanjutnya, penggunaan QRIS cross-border juga turut diadopsi bersama Bank Negara Malaysia (BNM). Program ini terus meluas dan menjalin kerja sama dengan Monetary Authority of Singapore (MAS) dan Bangko Sentral ng Pilipinas (BSP). Tak hanya di ASEAN, penjajakan kerja sama dengan Jepang tampaknya juga membuahkan hasil dan akan diperluas hingga China dan Korea Selatan.
Baca juga : BI Gencarkan Penggunaan QRIS di Kalangan Wisatawan Asing
Dengan QRIS cross-border, wisatawan Indonesia yang berkunjung ke sejumlah negara tersebut tetap dapat membayar menggunakan rupiah. Caranya dengan memindai barcode menggunakan platform pembayaran digital, seperti DANA, LinkAja, dan mobilebanking. Begitu pula sebaliknya dengan wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Indonesia. Mereka tetap dapat bertransaksi menggunakan mata uang negara asalnya.
Transaksi dalam QRIS cross-border itu relatif sederhana. Cukup menggunakan aplikasi yang direkomendasikan dalam program tersebut sehingga konsumen tinggal melakukan pemindaian (scanning). Setelah proses pemindaian, secara otomatis platform pembayaran digital tersebut akan mengonversikan nilai transaksi ke mata uang yang digunakan wisatawan. Dengan demikian, wisatawan tidak perlu repot-repot membawa uang dalam bentuk fisik ke mana pun mereka pergi.
Geliat wisata
Tak hanya memudahkan transaksi para wisatawan, penggunaan QRIS cross-border diharapkan juga mampu meningkatkan geliat dunia wisata. Pasalnya, kemudahan yang ditawarkan berpotensi membuat wisatawan semakin banyak berbelanja, baik berupa barang maupun jasa, sehingga secara tidak langsung meningkatkan daya tarik suatu daerah. Obyek wisata, akomodasi, serta oleh-oleh khas daerah tujuan turis itu semakin banyak dikenal dan dikabarkan secara luas. Alhasil, kunjungan turis semakin meningkat dan nilai ekonomi wisatanya juga melonjak signifikan.
Bagi Indonesia, kehadiran QRIS cross-border bak angin segar mengingat dunia pariwisata merupakan salah satu sektor penting penopang ekonomi nasional. Apalagi, sejumlah negara mitra tersebut merupakan penyumbang utama wisatawan di Indonesia.
Merujuk data Badan Pusat Statistik 2022, dari 5,89 juta wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Indonesia, sekitar seperlimanya dari Malaysia (20,6 persen).
Berikutnya, dari Singapura sebanyak 736.797 orang (12,5 persen). Sementara Thailand dan Filipina menyumbang 2,3 persen. Secara keseluruhan, pelancong dari kawasan Asia Tenggara yang datang ke Indonesia sebesar 40,9 persen. Adapun wisatawan dari Jepang, Korea Selatan, dan China 6,2 persen.
Kunjungan wisatawan asing tersebut berpotensi akan terus meningkat seiring membaiknya kondisi dunia pasca-Covid-19. Meskipun saat ini capaiannya masih di bawah masa sebelum pandemi, kunjungan turis asing di Indonesia perlahan meningkat. Tahun 2022 lalu, total pengunjung mancanegara naik hampir empat kali lipat dibandingkan pada tahun 2021.
Pada tahun ini hingga Agustus 2023, jumlah turis asing yang datang ke Indonesia sudah mencapai 7,4 juta orang. Jumlah ini naik 68 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2022. Sejak Mei 2023 ini tren kunjungan turis mancanegara konsisten meningkat sehingga kemungkinan besar jumlah wisatawan asing ini akan terus melonjak menjelang liburan akhir tahun. Dengan adanya kerja sama QRIS cross-border, harapannya wisatawan semakin terbantu dan terpuaskan dengan layanan digital keuangan sehingga memicu belanja lebih banyak lagi di Indonesia.
Sejauh ini, sektor pariwisata menyumbang 4-5 persen pada produk domestik bruto (PDB) Indonesia. Dengan tren kunjungan wisata yang terus meningkat disertai transaksi yang semakin besar, secara tidak langsung kontribusi terhadap kemajuan ekonomi nasional juga akan terus meningkat.
Baca juga : Bank Sentral Asia Tenggara Sepakat Kembangkan Kerja Sama Sistem Pembayaran Lintas Negara
Pertumbuhan sektor pariwisata pun diyakini menjadi momentum untuk menggenjot sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang juga menjadi penopang perekonomian nasional. Dengan menggunakan QRIS cross-border, peluang UMKM untuk mengenalkan produknya kepada dunia kian terbuka lebar. Kendala yang selama ini menjadi hambatan besar UMKM dalam bertransaksi menjadi kian tereliminasi dengan kerja sama QRIS cross-border itu.
Gairah bisnis usaha di sekitar tempat-tempat wisata tersebut akan turut mengakselerasi kinerja sektor lain, seperti transportasi, perhotelan, dan industri makan minum di daerah. Dengan demikian, semuanya akan berkaitan dan saling mendukung sehingga akan mendorong kemajuan bagi wilayah bersangkutan dan juga secara nasional. Akan semakin banyak lapangan pekerjaan yang tercipta dari kemajuan sektor wisata tersebut, baik pekerjaan formal maupun informal.
Tentu saja manfaat tersebut tidak hanya berlaku di Indonesia, tetapi juga di negara-negara ASEAN lainnya. Manfaat yang distimulasi dari QRIS cross-border juga akan terasa bagi pelaku wisata di negara setempat. Apalagi, di sejumlah negara ASEAN, sebagian besar kunjungan wisatawan asingnya juga berasal dari region ASEAN.
Misalnya saja Malaysia, berdasarkan data statistik ASEAN tahun 2021, sebanyak 68 persen wisatawan Malaysia berasal dari ASEAN. Hampir separuhnya (44,2 persen) datang dari Thailand, disusul Singapura (12,1 persen) dan Indonesia (8,2 persen). Demikian pula dengan Singapura, 10 besar wisatawan asing yang masuk juga berasal dari regional ASEAN. Tiga besar asal negara wisatawan yang berkunjung ke Singapura adalah Indonesia yang mencapai 10,1 persen, Malaysia 7,3 persen, dan Filipina 3,5 persen.
Ekonomi digital
Selain sektor pariwisata, pemanfaatan QRIS cross-border akan mendorong keberlanjutan tren peningkatan transaksi digital melalui QRIS. Sebagai contoh yang terjadi di Indonesia. Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia mencatat, transaksi QRIS secara nasional terus meningkat sepanjang empat tahun terakhir.
Pada tahun 2020, rata-rata volume transaksi menggunakan QRIS baru sekitar 10 juta transaksi per bulan. Namun, pada tahun ini, setidaknya hingga Juni 2023, jumlahnya sudah mencapai 133 juta transaksi menggunakan QRIS setiap bulan.
Secara nominal, pertumbuhan transaksinya juga berlipat ganda. Pada periode yang sama, tahun ini, rata-rata nilai transaksi menggunakan QRIS mencapai Rp 14,2 triliun per bulan. Sekitar 27 kali lipat dibandingkan dengan transaksi tahun 2020 yang baru sekitar Rp 0,5 triliun sebulan. Bahkan, pada Juni 2023, nilai transaksinya menembus angka Rp 17 triliun dari 155 juta transaksi.
Baca juga : QRIS Dorong Pertumbuhan Transaksi Digital Jakarta
Pertumbuhan yang fantastis itu seiring dengan kian banyaknya pengguna (user) yang bertransaksi dengan QRIS. Per Juni 2023, jumlah pengguna QRIS sebanyak 37 juta user atau bertambah 74,7 persen dibandingkan setahun silam pada Juni 2022. Pada saat yang sama, pedagang (merchant) yang melayani pembayaran menggunakan QRIS juga kian menjamur. Kini jumlahnya mencapai 26,6 juta pedagang di seluruh Indonesia, meningkat 38 persen dibandingkan dengan tahun lalu.
Pada gilirannya, peningkatan tersebut turut mendongkrak kinerja ekonomi digital. Tahun 2019, ekonomi digital telah menyumbang sekitar 4 persen pada PDB nasional, tak berbeda jauh dari sumbangan pariwisata. Data Kementerian Keuangan menyebutkan, valuasi ekonomi digital Indonesia sudah mencapai 70 miliar dollar AS pada tahun 2021 atau setara Rp 1.000 triliun.
Nilai tersebut diproyeksikan akan terus meningkat dengan pertumbuhan 20 persen per tahun. Hingga tahun 2025, nilai ekonomi digital diprediksi mencapai 146 miliar dollar AS. Dengan nilai nominal tersebut, kontribusinya pada PDB nasional diperkirakan melonjak dua kali lipat dari capaian sebelumnya.
Jadi, dengan geliat wisata internasional yang terus tumbuh, didukung kemajuan teknologi digital serta kolaborasi kerja sama QRIS cross-border antarnegara, peluang ekonomi nasional akan terus meningkat. Tidak hanya bagi Indonesia, tetapi juga bagi negara-negara lain di ASEAN dan sejumlah negara yang turut berkolaborasi dalam program tersebut.
Manfaat itu tidak hanya berhenti di sektor pariwisata, tetapi juga dapat terus berkembang di sektor-sektor lain, seperti perdagangan barang dan jasa secara umum. Dengan QRIS cross-border, diharapkan transaksi dapat terus meningkat sehingga mendorong kemajuan ekonomi di semua negara yang berkolaborasi dalam program tersebut. Kemudahan bertransaksi menjadi kunci penting dalam era serba digital saat ini. (LITBANG KOMPAS)