Survei Litbang ”Kompas”: Ganjar-Mahfud MD atau Ganjar-Ridwan Kamil?
Sosok Mahfud MD belakangan mencuat kembali sebagai bakal calon wakil presiden yang layak disandingkan dengan Ganjar Pranowo. Apakah potensi dukungan pemilih yang diberikan Mahfud MD menandingi Ridwan Kamil?
Oleh
BESTIAN NAINGGOLAN
·5 menit baca
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO
Menko Polhukam Mahfud MD bersalaman dengan Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri disaksikan Sekjen PDI-P Hasto Kristiyanto dan Gubernur Lemhannas Andi Widjajanto pada acara Hari Jadi Ke-58 Lemhannas di Gedung Lemhannas, Jakarta (20/5/2023).
Mencari bakal pasangan calon presiden Ganjar Pranowo tampaknya semakin intensif dilakukan PDI-P bersama partai koalisi pendukungnya. Setelah beberapa saat lalu sosok Ridwan Kamil, mantan Gubernur Jawa Barat, banyak disinggung selepas pertemuannya dengan Megawati Soekarnoputri, belakangan sosok Mohammad Mahfud Mahmodin, atau lebih popular Mahfud MD, ramai diperbincangkan.
Terbaru, indikasi semakin mencuatnya sosok Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan itu tersirat dalam forum diskusi pemilu yang tersiarkan kanal media Kemenko Polhukam, Rabu (13/9/2023). Hasto Kristiyanto, Sekjen PDI-P, dalam bacaan materinya, sempat berpantun yang salah satu baitnya menyinggung Mahfud sebagai salah satu bakal cawapres. Tersebutnya nama bakal cawapres Mahfud MD dapat dibaca sebagai suatu pesan politik PDI-P terhadap kemungkinan berpasangan dengan bakal capres Ganjar.
Mahfud dalam forum diskusi ini mengatakan pula telah mendengar kabar dirinya dan Ridwan Kamil menjadi kandidat kuat bakal cawapres untuk mendampingi bakal capres Ganjar Pranowo di Pilpres 2024. Ia juga telah bertemu dengan Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri seperti halnya Ridwan Kamil. Namun, Mahfud dalam pertemuan itu mengatakan, dirinya tidak melakukan perjanjian apa pun.
Sebagai sosok yang telah malang melintang dalam dunia politik dan telah menduduki beragam jabatan kenegaraan, baik sebagai anggota legislatif, yudikatif, maupun eksekutif, posisi sebagai bakal cawapres terbilang sangat layak. Dalam setiap hasil survei opini publik, sosok Mahfud juga tidak luput tersampaikan publik sebagai salah satu bakal calon wakil presiden yang dinilai layak.
KOMPAS/HENDRA A SETYAWAN
Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD menjadi pembicara dalam diskusi refomasi sistem hukum nasional di Sekolah Partai PDI-P, Lenteng Agung, Jakarta (13/10/2022).
Elektabilitas Mahfud MD
Survei Litbang Kompas periode terakhir, Agustus 2023, misalnya, menempatkan Mahfud MD pada barisan atas pilihan publik. Dengan tingkat keterpilihan 3,7 persen, ia memang berada di bawah keterpilihan sosok-sosok cawapres lain, seperti Ridwan Kamil (8,4 persen), Sandiaga Uno (8,2 persen), ataupun sosok Erick Thohir (8,0 persen).
Sekalipun demikian, tatkala sosoknya dipasangkan dengan bakal capres Ganjar Pranowo, keterpilihan pasangan ini tidak banyak berbeda dengan bakal cawapres lain. Masih dengan menggunakan hasil survei periode terakhir, potensi dukungan yang potensial diraih Ganjar-Mahfud MD terbilang cukup signifikan.
Sebagai gambaran, saat dipasangkan dengan Mahfud MD, tidak kurang 33,9 persen responden berniat memilihnya. Bandingkan dengan hasil simulasi yang menempatkan Ganjar berpasangan dengan Ridwan Kamil, yang diperkirakan mampu mengundang daya tarik bagi sekitar 34,8 persen responden.
Ganjar jika dipasangkan dengan Erick Thohir juga mampu memikat pemilih dengan proporsi yang sama besar (34,8 persen). Sementara jika dipasangkan dengan tokoh lain, seperti Sandiaga Uno, tidak kurang 33,7 persen responden tertarik.
Dengan segenap perbandingan bersama nomine lainnya, posisi elektabilitas Ganjar-Mahfud MD tidak terlalu signifikan perbedaannya, yang sekaligus memperlebar peluang keterpilihannya sebagai bakal cawapres.
Apabila dari sisi potensi keterpilihan Ganjar jika berpasangan dengan masing-masing sosok bakal cawapres tidak terlalu signifikan perbedaannya, pertanyaannya sisi apa yang menjadi kekuatan dari Mahfud MD sehingga ia layak disandingkan dengan Ganjar?
KOMPAS/KURNIA YUNITA RAHAYU
Ketua DPP PDI-P Yasonna H Laoly, Menko Polhukam Mahfud MD, dan Sekjen PDI-P Hasto Kristiyanto di Sekolah Partai PDI-P, Jakarta (13/10/2022).
Profil Mahfud MD
Sosok sikap dan kepribadian Mahfud MD serta segudang pengalamannya menjadi daya tarik bagi pemilih yang memang menempatkannya sebagai bakal capres. Berdasarkan hasil survei Litbang Kompas periode Agustus 2023, para pemilih Mahfud MD mengungkapkan jika ketegasan dan kewibawaannya menjadi daya tarik utama. Mahfud MD yang mereka idolakan diungkapkan punya ketegasan dalam berhadapan dengan siapa pun yang bersilang persoalan dengan bangsa ini.
Tidak kurang dari 39,5 persen pemilih Mahfud MD menjadikan ketegasan dan kewibawaannya sebagai alasan pilihan. Selanjutnya, pertimbangan pengalaman dan prestasi Mahfud MD (20,3 persen); pendidikan dan kepintarannya (16,4 persen); integritas kejujuran dan adil (13 persen); serta beberapa alasan lain seperti kepribadian yang sederhana dan mampu menyuarakan suara rakyat (8,3 persen).
Dengan karakter sikap, personalitas, dan kemampuan ataupun pengalamannya itu masih terbilang relevan dipasangkan dengan Ganjar. Hanya saja, dalam kaitannya dengan strategi penguasaan ruang politik, berbagai kalkulasi potensi perluasan pengaruh yang dapat dijanjikan Mahfud MD perlu dikaji. Seberapa banyak, misalnya, Mahfud mampu mengisi keterbatasan kendali penguasaan politik Ganjar.
KOMPAS/RIZA FATHONI
Menko Polhukam Mahfud MD hadir dalam acara Haul Gus Dur di kediaman di Ciganjur, Jakarta, 28 Desember 2019.
Seperti yang selama ini terungkap, berdasarkan hasil survei, ruang penguasaan politik Ganjar sejauh ini masih terbatas dalam batasan wilayah tertentu. Dukungan terkuat Ganjar, misalnya, terkonsentrasi di Jawa, secara khusus Jawa Tengah.
Di Jawa Barat dan Jawa Timur, dua provinsi di Pulau Jawa dengan jumlah pemilih terbesar, sosoknya belum dominan. Dengan konsentrasi dukugan pemilih semacam itu, kepentingan Ganjar untuk memperluas dukungan politiknya di Jawa Barat, Jawa Timur, ataupun luar Jawa menjadi relevan.
Begitu pula dari sisi politik yang bersinggungan dengan identitas partai. Sejauh ini para pendukung Ganjar juga masih terkonsentrasi pada para pemilih PDI-P. Kendati beberapa pemilih partai-partai lain juga terbilang cukup signifikan, masih diperlukan perluasan dukungan simpatisan partai politik lain yang lebih signifikan.
Dengan mengacu pada dua pertimbangan yang menjadi sisi keterbatasan Ganjar tersebut, hal itu dapat dijadikan pembobot dalam melihat signifikansi Mahfud MD ditempatkan sebagai bakal cawapres. Apakah kedua syarat yang menjadi titik keterbatasan Ganjar tersebut dapat tereliminasi sejalan dengan kehadiran Mahfud MD? Bagaimana pula jika diperbandingkan dengan calon lain, seperti Ridwan Kamil?
Merujuk pada hasil survei, sosok Mahfud MD memiliki kelebihan dalam potensi dukungan yang relatif tersebar di Jawa ataupun luar Jawa. Menariknya, di Jawa, Provinsi Jawa Timur menjadi yang terbesar (18,8 persen).
Selanjutnya, terkonsentrasi di Jawa Tengah (14,9 persen). Hanya, di Jawa Barat, yang sekaligus menjadi keterbatasannya, dukungan terhadap Mahfud MD relatif kecil (6,8 persen).
Apabila dibandingkan dengan pesaingnya, Ridwan Kamil, karakteristik pendukung Mahfud MD jelas berbeda. Ridwan Kamil justru terkonsentrasi di Jawa Barat dan relatif lemah di Jawa Timur.
Dari segi partai politik, dukungan terhadap Mahfud MD tersebar pada beragam partai. Terbesar justru dari Gerindra (19,5 persen), selanjutnya PDI-P (15,9 persen). Partai-partai lain, yang menarik, justru tampak besar dari beberapa partai bernuansa keislaman atau berbasis massa keislaman.
Dukungan pemilih PKB, misalnya, terbilang tinggi lantaran 8,8 persen dari pemilih Mahfud MD. Begitu juga dari PKS dan PPP. PKS, misalnya, tidak kurang dari 10 persen dari total pendukung Mahfud MD. Sementara PPP sebesar 7,1 persen.
Jika diperbandingkan dengan basis pendukung Ridwan Kamil, kembali perbedaan terjadi. Terbesar, pendukung Ridwan Kamil mengaku menjadi pemilih PDI-P. Selain itu, berturut-turut berasal dari pemilih Gerindra, Demokrat, PKB, PKS, hingga Nasdem dan Golkar.
Dengan komposisi dukungan seperti itu, baik Mahfud MD maupun Ridwan Kamil, dapat disimpulkan bahwa karakter pendukung sama-sama menjadi pelengkap dari keterbatasan dukungan Ganjar. (LITBANG KOMPAS)