Isu Pemberontakan Wagner, dari Kontrak Baru hingga Perang Telegram
Gejolak pemberontakan kelompok tentara bayaran Wagner di Rusia berembus hingga ke media sosial. Meski sesaat, drama kudeta ini menguak sejumlah hal tentang perebutan pengaruh dalam kekuatan militer Rusia.
Oleh
ANDREAS YOGA PRASETYO
·5 menit baca
AP PHOTO
Seorang laki-laki menurunkan poster bertuliskan Bergabunglah dengan kami di Wagner yang dikaitkan dengan pemilik perusahaan militer swasta Wagner, Yevgeny Prigozhin, di jalan raya pinggiran St Petersburg, Rusia, Sabtu (24/6/2023). Kelompok Wagner melakukan pemberontakan terhadap militer Rusia.
Gejolak politik terjadi di Rusia sepanjang 24 Juni 2023. Kelompok tentara bayaran Wagner yang dipimpin Yevgeny Prigozhin menguasai satu kota penting di Rusia, Rostov-on-Don, dan mengancam akan merebut Moskwa. Peristiwa tersebut membuat tagar #Wagner, #Russia, #Wagner Group, #Putin, dan #Prigozhin menjadi tren di media sosial pada satu pekan terakhir.
Berdasarkan pemantauan menggunakan aplikasi Talkwalker, terdapat 977.046 hasil pencarian dengan kata kunci ”Wagner Group” sepanjang 21-27 Juni 2023. Rasa penasaran terhadap apa yang sebenarnya terjadi dengan gejolak pemberontakan Wagner ini juga menghasilkan 7.745.446 interaksi warganet dunia di berbagai platform. Hingga 29 Juni 2023 pukul 12.00, interaksi ini masih terus bertambah menjadi 7.925.650 engagement.
Berdasarkan latar belakang lokasinya, mereka yang melakukan interaksi seputar konten Wagner ini sebagian besar (48 persen) berasal dari Amerika Serikat. Disusul oleh warganet dari Inggris, Jepang, India, Kanada, Brasil, Perancis, Belanda, dan Ukraina. Warganet Indonesia juga tercatat melakukan 8.900 interaksi dengan isu berakhirnya gejolak pemberontakan dan profil pemimpin Wagner sebagai konten yang paling banyak mengundang engagement.
Melihat dari hasil pencarian dan interaksi warganet ini, konten tersebut sudah mulai hangat mendapat interaksi sejak 24 Juni 2023 pukul 06.00-07.00. Saat itu sudah muncul 17.100 reaksi (like, comment, share). Dua tokoh utama yang banyak disorot warganet dunia ialah Prigozhin dan Presiden Rusia Vladimir Putin. Di luar keduanya, konten dengan nama Presiden Belarus Alexander Lukashenko juga mendapat banyak interaksi warganet dunia.
AP PHOTO
Tentara bayaran asal Rusia, Wagner, di bawah komando Yevgeny Prigozhin batal bergerak ke ibu kota Moskwa, Sabtu (24/6/2023). Mediasi Presiden Belarus Alexander Lukashenko membuat Prigozhin dan pasukannya sepakat untuk pindah ke Belarus.
Interaksi pengguna media sosial dunia terhadap konten Prigozhin ini sempat mengungguli Putin, tepatnya pada 24 Juni 2024 pukul 06.00-07.00, yaitu 8.200 reaksi. Ini tidak terlepas dari munculnya video Prigozhin yang diunggah di kanal Telegram yang menyatakan akan membalas perlakuan militer Rusia terhadap pasukannya. Namun, seiring berakhirnya gejolak pemberontakan, nama Prigozhin perlahan mulai tenggelam.
Kembali ke konten seputar Wagner Group, interaksi warganet dunia ini terus meningkat hingga mencapai puncak tertinggi pada 24 Juni 2023 pukul 21.00-22.00 dengan 43.300 engagement. Hampir senada, Google Trends juga mencatat puncak pencarian pengguna internet di seluruh dunia pada 24 Juni 2023 pukul 23.00. Dari rentang skala 0-100 yang digunakan, Google Trends menangkap puncak pencarian Wagner saat itu di angka 100.
Namun, sedikit berbeda dengan latar belakang lokasi pengguna media sosial, latar belakang pengguna internet dunia yang mencari informasi seputar Wagner di mesin pencari Google sebagian besar di antaranya berasal dari Afrika. Dari data lokasi wilayah yang tercantum dalam Google Trends, pengguna internet dunia yang mencari informasi seputar Wagner banyak berasal dari Zimbabwe, Kenya, Uganda, Zambia, Etiopia, Ghana, dan Tanzania.
Dominannya pencarian informasi Wagner dari pengguna internet di belahan dunia Afrika ini tidak terlepas dari kiprah kelompok tentara bayaran yang dipimpin Yevgeny Prigozhin membantu mengamankan kepentingan Rusia di Afrika.
AFP/YASUYOSHI CHIBA
Suasana kota Bakhmut, Ukraina, pada 3 Februari 2023. Rusia, melalui kelompok tentara bayaran Wagner, mengklaim telah menguasai seluruh kota Bakhmut sejak 20 Mei 2023.
Kontrak baru
Dari pilihan kata yang dimasukkan di mesin pencari Google, pengguna internet dunia tersebut banyak mencari informasi seputar pemberontakan, kudeta, dan serangan yang dilakukan Wagner. Diksi seperti mutiny, coup, revolt, hingga attacking menghiasi 10 kata teratas di Google Trends. Sedikit berbeda, interaksi warganet di media sosial lebih mengerucut pada diksi coup dan military coup yang mengarah pada upaya kudeta militer yang dilakukan Wagner.
Selain mengarah pada gejolak pemberontakan, dari lima percakapan teratas yang banyak mendapat interaksi warganet di media sosial, ada satu hal yang memicu rasa penasaran pengguna media sosial, yaitu apa yang membuat Prigozhin dan tentaranya berbalik menyerang Rusia.
Pertanyaan tersebut muncul dari percakapan utama (top conversation) yang paling banyak mendapatkan interaksi warganet. Konten yang diunggah akun Tiktok Daily Mirror AS ini mempertanyakan penyebab kudeta militer Prigozhin dan Wagner terhadap Kremlin. Konten berupa video pendek berdurasi 54 detik tersebut sudah menghasilkan 143.400 interaksi pengguna Tiktok dunia sejak diunggah pada 24 Juni 2023 pukul 16.15.
Penyebab dugaan kudeta ini seakan terjawab dengan berakhirnya gejolak pemberontakan yang tidak memakan waktu lama. Salah satu informasi berakhirnya kudeta ini diunggah oleh akun Twitter Mario Nawfal. Dalam cuitannya pada 25 Juni 2023 pukul 01.28, Nawfal menyebutkan, kudeta sudah berakhir setelah tercapai kesepakatan kontrak baru antara Wagner dan militer Rusia.
Apa yang terjadi dengan drama kudeta Wagner ini tidak terlepas dari upaya Kementerian Pertahanan Rusia membuat kebijakan kontrak baru dengan militer swastanya. Mengutip pemberitaan Reuters dan Time, Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu pada awal Juni 2023 meminta semua perusahaan tentara bayaran, termasuk Wagner, membuat kontrak baru dengan Kementerian Pertahanan paling lambat pada 1 Juli 2023.
Tujuan kontrak baru ini ialah untuk mengelola detasemen sukarelawan agar pertempuran kekuatan Rusia di Ukraina lebih efektif. The Moscow Times melaporkan, lebih dari 50.000 tentara bayaran yang disebut Shoigu sebagai sukarelawan perang dari 20 kelompok militer bayaran telah menandatangani kontrak. Di luar itu, ada 114.000 tentara kontrak yang ikut mendaftar untuk berperang di Ukraina (Kamis, 22/6/2003).
Pemerintah Rusia telah mendorong rekrutmen besar-besaran sukarelawan untuk bergabung dengan militer Rusia di Ukraina. Untuk mendorong banyaknya sukarelawan, pada Desember 2022, Pemerintah Rusia bahkan mengeluarkan undang-undang yang mengakui pejuang sukarela sebagai veteran perang sehingga pemerintah menjamin kesejahteraan para sukarelawan di masa pensiunnya.
AP/PRIGOZHIN PRESS SERVICE
Tangkapan layar video yang dirilis oleh Prigozhin Press Service menampilkan pernyataan Yevgeny Prigozhin, pemimpin kelompok pasukan bayaran Wagner di kota Rostov-on-Don, Rusia, Sabtu (24/6/2023). Prigozhin menyerukan pemberontakan bersenjata untuk menggulingkan Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu.
Namun, kebijakan baru Shoigu tersebut mendapat penolakan dari Prigozhin. Dengan tegas Prigozhin menyatakan bahwa kelompok Wagner tidak akan menandatangani kontrak apa pun dengan Kementerian Pertahanan Rusia.
Prigozhin dan Wagner yang baru saja berhasil menguasai kota Bakhmut merasa terganggu dengan kebijakan Menteri Pertahanan Sergei Shoigu. Lebih lanjut, Prigozhin menyatakan bahwa Wagner sepenuhnya berada di bawah kepentingan Rusia, tetapi struktur komandonya yang sudah sangat efisien akan rusak jika harus melapor kepada Shoigu. Wagner selama ini berkoordinasi dengan mantan Komandan Pasukan Rusia di Ukraina Jenderal Sergei ”Armageddon” Surovikin (Al Jazeera, 11/6/2023).
Menurut Prigozhin, pasukannya lebih memerlukan senjata dan amunisi ketimbang kontrak baru. Tawaran kontrak baru ini malah dikhawatirkan membuat Wagner tidak diakui Kementerian Pertahanan Rusia.
Perang Telegram
Selain berpangkal pada masalah kontrak baru, gejolak pemberontakan pasukan Wagner juga diwarnai upaya pengendalian media digital. Setelah pasukan Wagner menduduki kota Rostov-on-Don di Rusia selatan dan bergerak ke utara tanpa perlawanan untuk menuju Moskwa, pemerintahan Kremlin langsung berupaya memblokir segala informasi tentang pemberontakan di Google News. Kremlin juga berupaya mendisrupsi layanan Telegram di Moskwa, St Petersburg, dan Rostov-on-Don serta membatasi upaya pencarian internet untuk Prigozhin di situs berita dan jaringan media sosial (Time, 27/7/2023).
Segenap upaya ini, terutama pembatasan Telegram, dilakukan untuk mengendalikan informasi seputar pemberontakan kelompok Wagner. Sebagaimana diketahui, Prigozhin selama ini lebih banyak melakukan komunikasi baik dengan pasukannya maupun dengan dunia luar menggunakan aplikasi Telegram.
MIKHAIL KLIMENTYEV/SPUTNIK/AFP
Presiden Rusia Vladimir Putin (kanan) dan Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu tiba dalam acara pembukaan International Army Games 2022 di Kubinka, Rusia, Senin (15/8/2022). Shoigu membuat kontrak baru bagi pasukan militer swasta yang memicu kemarahan kelompok Wagner.
Gejolak pemberontakan kelompok Wagner berakhir setelah Prigozhin menerima tawaran mediasi dari Presiden Belarus Alexander Lukashenko. Pemerintah Rusia memberikan maaf kepada Wagner dan Prigozhin. Meski demikian, durasi pendek gejolak pemberontakan kelompok tentara bayaran Wagner ini menguak perebutan pengaruh dalam kekuatan militer Rusia.
Pemberontakan Wagner ini membuka tabir bahwa kekuatan militer Rusia sedang tidak solid. Prigozhin tegas menolak kerja sama baru dengan Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu dan lebih nyaman bekerja sama dengan Jenderal Sergei Surovikin. Kondisi ini memberikan gambaran kubu pengendali militer Rusia. Secara khusus, Prigozhin menuntut mundur Shoigu dan Panglima Militer Rusia Valery Gerasimov. (LITBANG KOMPAS)