Lindungi Negara Kepulauan, Indonesia dan Kanada Berkepentingan pada Keberlanjutan UNCLOS
Kanada dan Indonesia berkepentingan terhadap keberlanjutan UNCLOS yang amat penting untuk melindungi negara kepulauan.
Oleh
EDNA CAROLINE PATTISINA
·2 menit baca
KOMPAS/HENDRA A SETYAWAN
Kapal perang korvet TNI Angkatan Laut melakukan demo penembakan seusai Presiden Joko Widodo menerima brevet kehormatan Hiu Kencana dan penganugerahan tanda kehormatan Samkaryanugraha di atas KRI dr Radjiman Wedyodiningrat, yang berlayar di Teluk Jakarta, Sabtu (28/9/2024).
JAKARTA, KOMPAS — TNI Angkatan Laut dan The Royal Canadian Navy (RCN) akan melakukan penguatan kerja sama di berbagai bidang. Beberapa bidang, seperti tukar-menukar personal, saling mempelajari prosedur, hingga teknologi, akan dibahas.
Salah satu hal menarik yang disampaikan Panglima Angkatan Laut Kanada Vice Admiral Angus Topshee, Jumat (8/11/2024), adalah bahwa Kanada dan Indonesia sama-sama memiliki kepentingan terhadap keberlanjutan UNCLOS (United Nation Convention on Law of the Sea). Ia mengatakan, UNCLOS sangat penting untuk melindungi negara kepulauan.
Kanada juga berkepentingan untuk wilayah kepulauannya dan air yang tertutup es di utara. ”Kedua negara, Indonesia dan Kanada, harus bangga akan apa yang kita peroleh dari negosiasi UNCLOS,” katanya.
(Hal) Yang kita harapkan adalah bagaimana mencegah perang di kawasan.
KOMPAS/EDNA CAROLINE PATTISINA
Panglima Angkatan Laut Kanada Vice Admiral Angus Topshee didampingi Atase Pertahanan Kanada Kolonel Stewart Taylor dan Arielle Sobhani dari Kedutaan Kanada di Indonesia menjelaskan tentang hasil kunjungannya ke Indonesia, Jumat (8/11/2024).
Angus yang hadir di Jakarta sebelumnya bertemu dengan Kepala Staf TNI AL Laksamana Muhammad Ali. Sejumlah topik penguatan kerja sama antarkedua institusi itu dibahas dalam kunjungan itu, salah satunya soal bidang pertahanan laut.
”Saat ini kerja sama pertahanan antara Indonesia dan Kanada yang telah dilakukan yaitu, salah satunya, di bidang pendidikan dan pelatihan. Di mana sejak 2008 sudah ratusan prajurit TNI telah melakukan pendidikan dan pelatihan di Kanada,” kata Ali.
Angus mengatakan, kedatangannya membuat ia menyadari pentingnya menjaga keamanan dan menegakkan aturan di kawasan Asia Pasifik untuk kepentingan bersama. Konflik yang menjurus ke perang harus dihindari.
Ia juga mendapat berbagai perspektif baru dibandingkan dengan selama ini ketika ia lebih banyak mendapatkan perspektif Barat tentang Asia Pasifik dan rivalitas Cina dan AS di kawasan. ”(Hal) Yang kita harapkan adalah bagaimana mencegah perang di kawasan,” katanya.
KOMPAS/BAHANA PATRIA GUPTA
Taruna AAL meneriakkan yel-yel di geladak KRI Bima Suci sesaat tiba di Pangkalan setelah Muhibah Duta Bangsa dan Lattek Kartika Jala Krida Taruna AAL Angkatan ke-71 di Dermaga Madura Koarmada II, Surabaya, Rabu (30/10/2024).
Kepada Admiral Angus, Ali menyampaikan terima kasihnya atas keterlibatan AL Kanada dalam berbagai agenda internasional yang diselenggarakan TNI AL. Seperti saat Latma Super Garuda Shield 2024, Multilateral Naval Exercise Komodo (MNEK) ke-5, dan International Fleet Review (IFR).
Ali juga mengucapkan terima kasih atas undangan Canadian Navy kepada TNI AL untuk menghadiri acara Western Pacific Naval Symposium (WPNS) Workshop. Acara tersebut akan diadakan di Victoria, British Columbia, Kanada, pada 2-5 Juni 2025.
Sebaliknya, Ali juga mengundang Angus untuk hadir di acara TNI AL tahun depan. Di antaranya, International Maritime Security Symposium (IMSS) ke-6 yang akan dilaksanakan Februari 2025.
BPMI SEKRETARIAT PRESIDEN/RUSMAN
Presiden Prabowo Subianto meninjau lahan rawa yang sedang diolah menjadi pertanian berkelanjutan di Kampung Wanam, Distrik Ilwayab, Kabupaten Merauke, Papua Selatan, Minggu (3/11/2024). Menteri Pertanian Amran Sulaiman mendampingi.
Rahmi Fitriyanti, dosen Hubungan Internasional Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, mengatakan, kerja sama antara TNI AL dan RCN tentunya positif. Namun, perlu diperhatikan bahwa tentunya Kanada ingin memperjuangkan kepentingan nasionalnya.
Terkait dengan hal ini, Indonesia juga perlu memperjuangkan kepentingan nasionalnya. Salah satunya yang disoroti Rahmi terkait dengan food estate. ”Kita bikin food estate di laut dan ini yang harus dijaga keamanannya,” kata Rahmi.
Menurut Rahmi, penyusunan MoU kerja sama antara Kemhan RI dan Kemhan Kanada serta antara angkatan laut kedua negara perlu menekankan soal ketahanan pangan ini. Tidak saja pengamanan laut untuk mencegah IUU Fishing, tetapi juga terkait dengan aset-aset yanag ada di bawah laut.
”Jadi, jangan Indonesia jadi pasar saja, tetapi bagaimana kita kerja sama keamanan maritim,” kata Rahmi.
Ia mengatakan, peran TNI AL dalam mengamankan ketahanan pangan itu tentunya perlu bekerja sama lintas organisasi. Misalnya, dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan. Sementara dengan Kanada, Indonesia perlu mendapatkan teknologi yang dibutuhkan.