Lawatan Prabowo ke Negara-negara ASEAN Buka Pintu Diplomasi di Masa Transisi
Baru kali ini, di masa transisi pemerintahan, presiden terpilih bisa lakukan diplomasi menemui pimpinan negara tetangga.
Oleh
IQBAL BASYARI
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Lawatan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto ke sejumlah negara di Asia Tenggara dan Eropa membuka pintu diplomasi di masa transisi. Hal itu tampak pada kedatangan Prabowo yang diperlakukan sebagai presiden terpilih, bukan hanya sebagai menteri pertahanan.
Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia Hikmahanto Juwana mengatakan, kunjungan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dengan sejumlah kepala negara dan kepala pemerintahan negara merupakan bentuk diplomasi di masa transisi. ”Kedatangan Prabowo tidak hanya sekadar kunjungan menteri pertahanan, tetapi juga seorang presiden terpilih,” ucapnya.
Selama September ini, Prabowo telah melawat ke sejumlah negara di Asia Tenggara yang tergabung dalam ASEAN. Pada Jumat (13/9/2024), Prabowo melawat ke Vietnam. Di negara tersebut, Prabowo diterima oleh Presiden Vietnam To Lam di Istana Kepresidenan.
Pekan lalu, Prabowo juga melawat ke lima negara di ASEAN. Saat itu, Prabowo mengawali rangkaian kunjungan ke di Brunei Darussalam, Laos, Kamboja, Thailand, dan berakhir di negeri jiran Malaysia. Selama kunjungan itu, Prabowo selalu diterima di kantor serta kediaman kepala negara dan kepala pemerintahan.
Baru pertama kali dilakukan
Saat tiba di negara-negara tetangga itu, Prabowo diperlakukan layaknya presiden. Kedatangannya tidak hanya disambut oleh sesama menteri pertahanan, tetapi langsung diterima oleh kepala negara ataupun kepala pemerintahan. Lokasi pertemuannya pun bukanlah di kantor menteri, melainkan di Istana Kepresidenan.
”Prabowo telah memulai diplomasi dengan negara-negara lain sebelum dilantik. Karena itu, setelah pelantikan, kepala negara dan kepala pemerintahan dari negara lain sudah mengenal dengan baik,” ujar Hikmahanto saat dihubungi, Sabtu (14/9/2024).
Pertemuan Prabowo dengan kepala negara dan kepala pemerintahan negara tetanggaini baru pertama kali dilakukan ketika masa transisi pemerintahan.
Hikmahanto menilai, pertemuan Prabowo dengan kepala negara dan kepala pemerintahan negara tetangga ini baru pertama kali dilakukan ketika masa transisi pemerintahan. Di era-era sebelumnya, kunjungan baru dilakukan setelah presiden terpilih sudah dilantik. Sementara, saat ini, presiden terpilih sudah menjalankan fungsi diplomasi meskipun belum dilantik.
Sebelum melawat ke sejumlah negara ASEAN, pasca-pemungutan suara Pilpres 2024, pada April lalu, Prabowo sudah lebih dahulu mengunjungi China, Jepang, dan Malaysia. Selanjutnya, pada akhir Juli, ia pun melakukan lawatan ke Perancis, Serbia, Turki, dan Rusia.
Keuntungan bagi Prabowo
Menurut Hikmahanto, meski belum dilantik sebagai Presiden RI, Prabowo sudah dapat memulai diplomasi dengan negara tetangga karena tak lepas dari posisinya yang masih menjabat sebagai Menteri Pertahanan. Melalui peran itu, Prabowo dapat membuka diplomasi karena hampir semua negara memiliki Menteri Pertahanan.
Sebaliknya, di era terdahulu, Joko Widodo tidak bisa melakukan kunjungan ke berbagai negara tetangga meski sudah menjadi presiden terpilih karena jabatannya masih Gubernur DKI Jakarta. Ia bukan bagian dari kabinet di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang dapat menjalin hubungan bilateral antarnegara. Demikian pula Yudhoyono, saat terpilih sebagai presiden juga sudah mengundurkan diri dari kabinet.
Lawatan Prabowo ke negara-negara tetangga sebelum pelantikan presiden dan wakil presiden terpilih tidak lepas dari restu Presiden Joko Widodo.
”Ini adalah keuntungan yang didapatkan Prabowo ketika memilih tidak mengundurkan diri sebagai menteri ketika mengikuti Pilpres 2024,” ujar Hikmahanto.
Lebih jauh, lanjutnya, lawatan Prabowo ke negara-negara tetangga sebelum pelantikan presiden dan wakil presiden terpilih tidak lepas dari restu Presiden Joko Widodo. Sebagai kepala pemerintahan, Jokowi telah merestui Prabowo membuka diplomasi dengan negara lain di masa transisi.
Dalam beberapa kesempatan, Jokowi bahkan selalu mengajak Prabowo ketika menerima kepala negara dan kepala pemerintahan yang berkunjung ke Indonesia. Prabowo pun selalu diperkenalkan sebagai presiden terpilih. Bahkan, Jokowi sering mendelegasikan tugas kepada Prabowo untuk mewakili presiden dalam forum-forum internasional.
”Jadi, ketika sudah dilantik, Prabowo langsung memiliki hubungan yang baik dengan kepala negara dan kepala pemerintahan dari negara lain. Hubungan bilateral akan bisa lebih optimal,” kata Hikmahanto.