Ada Haru dan Canda di Salam Perpisahan Para Menteri ke Wakil Rakyat
Ada menteri yang berpamitan dan menyatakan tidak akan lanjut di pemerintahan periode berikutnya.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono pada Senin (9/9/2024) sempat menitikkan air mata di hadapan anggota Komisi V DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, saat mengungkapkan salam perpisahan. Basuki merupakan salah satu menteri yang terus berada dalam kabinet di dua periode kepemimpinan Presiden Joko Widodo, yakni periode 2014-2019 dan 2019-2024.
Pada 20 Oktober 2024 nanti, Presiden Jokowi akan mengakhiri jabatannya. Demikian pula Kabinet Indonesia Maju yang dipimpinnya pun akan berakhir, termasuk Basuki yang merupakan salah satu menteri di kabinet itu.
Basuki lantas membungkukkan badannya sebanyak tiga kali sebagai wujud penghormatan atas kerja sama Kementerian PUPR dan Komisi V DPR.
”Sekali lagi, terima kasih Bapak atas semuanya. Tidak mudah membina hubungan kekeluargaan seperti di Komisi V ini, Bapak. Apa pun yang Bapak-bapak sampaikan, kami rasakan itu memang tujuannya baik untuk membangun kita semua,” ujar Basuki Hadimuljono sembari menundukkan kepala menahan haru.
Basuki lantas membungkukkan badannya sebanyak tiga kali sebagai wujud penghormatan atas kerja sama Kementerian PUPR dan Komisi V DPR. Wakil rakyat yang hadir meresponsnya dengan bertepuk tangan. Ada pula yang berdiri dari kursinya.
Selain Basuki, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi yang hadir pada rapat serupa juga menyampaikan salam perpisahannya ke Komisi V. Selepas momen mengharukan itu, Ketua Komisi V DPR Lasarus meminta Basuki membawakan sebuah lagu. Lagu yang dipilih berjudul ”Rumah Kita” karya God Bless.
September 2024 ini menjadi bulan terakhir masa sidang parlemen dan pertemuan formal terakhir anggota DPR dengan para mitra kerjanya, yakni kementerian dan lembaga. Kesempatan itu yang dimanfaatkan oleh sejumlah menteri menyampaikan salam perpisahan kepada wakil rakyat yang mengawasi kerja mereka selama ini.
Baca juga: Partai Koalisi Prabowo Mulai Bahas Serius Jatah Menteri
Bahkan, penyampaian salam perpisahan kepada anggota DPR ini sudah jauh-jauh hari disampaikan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati saat ia mengikuti rapat kerja dengan Komisi X DPR pada 21 Agustus 2024 lalu. Di kesempatan itu, Sri Mulyani menyampaikan terima kasih atas masukan anggota parlemen dan meminta maaf apabila terdapat kekurangan selama bertugas.
Momen itu pun dimanfaatkan Sri Mulyani untuk mengenalkan Wakil Menteri Keuangan Thomas Djiwandono sebagai calon penerusnya.
”Kami atas nama jajaran Kementerian Keuangan menyampaikan penghargaan dan titip wakil menteri saya ini yang akan meneruskan,” kata Sri Mulyani sambil menunjuk ke arah Thomas Djiwandono, keponakan presiden terpilih Prabowo Subianto itu.
Tak hanya karena menjelang masa akhir jabatan, ada juga pembantu Presiden Jokowi yang pamit karena hal lain. Salah satunya adalah Tri Rismaharini yang pada 3 September 2024 lalu menyampaikan salam perpisahan di momen Rapat Dengar Pendapat Komisi VIII DPR dengan Kementerian Sosial. Kala itu, Risma masih menjabat sebagai Menteri Sosial.
Risma berpamitan karena ia mengajukan pengunduran diri dari jabatannya sebagai menteri karena ia diusung oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) sebagai calon gubernur di Pilkada Jawa Timur. Tiga hari kemudian, setelah pamitan itu terjadi, Presiden Jokowi mengungkapkan telah menandatangani surat pengunduran diri Risma.
”Mohon doa restu mudah-mudahan yang terbaik, insya Allah yang terbaik bagi Allah dan terbaik bagi saya. Sekali lagi mohon maaf kalau ada kurang berkenan baik sengaja atau tidak karena kadang saya suka ngeyel,” tutur Risma kala berpamitan dengan anggota Komisi VIII DPR.
Lewat puisi, Nadiem mengungkap betapa pentingnya program Merdeka Belajar di hadapan anggota Komisi X DPR.
Puisi dan pantun
Momen pertemuan terakhir dengan anggota parlemen turut dimanfaatkan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud Ristek) Nadiem Anwar Makarim berpamitan. Lewat puisi, Nadiem mengungkap betapa pentingnya program Merdeka Belajar di hadapan anggota Komisi X DPR.
Dalam puisinya, Nadiem menceritakan perjalanan program yang diinisiasi dan diunggulkannya, yakni Merdeka Belajar. Program itu pun sempat dititipkannya agar dilanjutkan pemerintahan selanjutnya.
”...Karena inilah resep yang membuat mimpi setiap anak melambung. Bapak dan Ibu, proses transformasi membutuhkan sabar hampir lima tahun kami sibuk menanam akar, baru sekarang bunga perubahan terlihat mekar di tangan Anda semua. Saya titipkan Merdeka Belajar,” tutur Nadiem membacakan potongan puisinya.
Cara unik berpamitan lainnya muncul saat rapat Komisi VIII dengan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas. Yaqut berterima kasih dan meminta maaf ke wakil rakyat apabila kurang puas kepadanya saat menunaikan tugas. ”Ikan lohan ikan hiu geter-geter. Mudah-mudahan see you later,” katanya menutup salam perpisahan.
Baca juga: Prabowo Mulai Panggil Calon Menteri
Selain itu, deretan pantun juga muncul saat Rapat Kerja Komisi VI DPR dengan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, dan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Teten Masduki. Erick Thohir bahkan mengaku meluangkan waktu untuk menyusun pantun sehari sebelum rapat.
Erick membawakan dua pantun. Pertama seputar kesan kerja sama antara Kementerian BUMN dan Komisi VI, sedangkan yang kedua menyiratkan permintaan maaf atas kesalahannya. ”Masuk Senayan, mengucap salam. Sebelum pergi kita berbaris rapi. Terima kasih untuk Komisi VI atas sinergi yang bermanfaat bagi negeri,” kata Erick.
”Ke Pulau Seribu, mendayung sampan. Sampai di sana, membakar ikan. Jika ada kata dan perbuatan yang kurang berkenan, izinkan mohon maaf kami sampaikan,” lanjut Erick yang disambut sorak sorai dari anggota Komisi VI DPR.
Anggota Komisi I DPR dari Fraksi Golkar, Dave Laksono, menyebutkan, semua menteri Presiden Jokowi sudah melaksanakan tugasnya secara optimal.
Anggota Komisi I DPR dari Fraksi Golkar, Dave Laksono, menyebutkan, semua menteri Presiden Jokowi sudah melaksanakan tugasnya secara optimal. Banyak target yang berhasil dicapai, ada juga yang gagal. Namun, ini bakal dilanjutkan oleh pemerintahan berikutnya.
Untuk itu, anggota parlemen juga menyampaikan terima kasih atas kinerja para menteri dan kepala badan pemerintahan. Fenomena pamitan berlangsung secara berurutan karena pertengahan September 2024 merupakan pertemuan terakhir formal anggota DPR dengan mitra kerjanya. ”Ya biasalah, ini hal yang tergolong rutin jelang pergantian pemerintahan,” katanya, Jumat (13/9/2024).
Sinyal menteri berikutnya
Dalam beberapa kesempatan memang ada menteri yang berpamitan dan menyatakan tidak akan lanjut di pemerintahan periode berikutnya. Ada pula menteri yang sekadar menyampaikan terima kasih dan permintaan maaf tanpa diikuti salam pamit. Contohnya adalah Erick Thohir dan Zulkifli Hasan.
Baca juga: Bamsoet Ungkap Obrolan Warkop, Kabinet Prabowo Diisi 44 Menteri
Saat berpamitan, Teten Masduki bahkan menyebut Erick dan Zulkifli bakal lanjut menjadi menteri di pemerintahan selanjutnya, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Sementara dirinya tidak akan lanjut lagi menjabat sebagai menteri.
Baca juga: Rapat Kemenlu-DPR Ungkap Sinyal Sugiono Jadi Menlu RI
”Yang saya hormati, anggota Komisi VI DPR RI. Juga rekan sejawat Pak Mendag, Pak Erick, yang dua ini lanjut Pak. Kalau ini, saya pidato terakhir,” kata Teten disambut gelak tawa peserta rapat lainnya. Di sisi lain, Zulkifli Hasan dan Erick Thohir juga ikut tertawa merespons pernyataan Teten.
Rapat kerja Komisi I DPR dan Kementerian Luar Negeri juga terungkap sinyal Wakil Ketua Komisi I DPR Sugiono akan menggantikan Retno Marsudi sebagai Menteri Luar Negeri periode mendatang. Retno, Sugiono, dan Ketua Komisi I DPR Meutya Hafid juga sempat bertemu secara tertutup selepas rapat.
Dalam rapat, Sugiono memuji prestasi Retno sebagai Menlu RI. Apresiasinya ditujukan pada diplomasi saat pandemi Covid-19 hingga sukses membawa Indonesia berperan dan memimpin sejumlah forum dan organisasi internasional. ”Prestasi ini merupakan benchmark yang cukup tinggi untuk menlu selanjutnya,” kata Sugiono.
Ucapan Sugiono itu disambut senyum dan tepuk tangan peserta rapat yang diarahkan ke Wakil Ketua Umum Partai Gerindra itu. Dia lantas melanjutkan pernyataannya, ”Siapa pun nanti yang dipilih Presiden.” Di tengah keriuhan, terdengar celetukan peserta rapat bahwa pengganti menteri luar negeri selanjutnya adalah sosok berkacamata. ”Saya lihat postur pimpinan Kemenlu sekarang semuanya berkacamata,” kata Sugiono, yang juga berkacamata.
Ini merupakan bagian dari komunikasi politik mereka yang mengutamakan nilai-nilai tata krama.
Menurut pengajar komunikasi politik Universitas Airlangga, Suko Widodo, ritual pamitan para menteri menunjukkan isyarat masa jabatan mereka dan tanggung jawab terhadap Presiden Jokowi sudah hampir habis. Ini merupakan bagian dari komunikasi politik mereka yang mengutamakan nilai-nilai tata krama.
Meski begitu, terdapat sejumlah perbedaan maksud di balik kata terima kasih. Ada menteri, misalnya, Teten Masduki yang menegaskan dirinya tak bakal berlanjut di periode berikutnya. Ini terlihat dari ungkapan pamit secara resmi. Sementara itu, ada pula menteri yang tidak menyampaikan kata pamit, hanya sekadar terima kasih dan permohonan maaf seperti Erick dan Zulkifli Hasan.
Lagi pula, Erick dan Zulkifli Hasan merupakan aktor-aktor yang ikut berjuang terhadap pemenangan Prabowo-Gibran. Tidak menutup kemungkinan mereka bakal berlanjut. ”Tak mengucap pamit, ini sebagai ungkapan mereka untuk menunjukkan bahwa ’saya masih bisa bekerja’. Namun, bisa juga karena mereka tak ingin mengucap kata pisah,” kata Suko.
Baca juga: Zulhas Pastikan Jumlah Menteri Kabinet Prabowo-Gibran Bertambah, Teten Masduki Pamitan
Di sisi lain, ada pula menteri yang menunjukkan keinginannya agar program unggulan mereka berlanjut di pemerintahan berikutnya, contohnya Nadiem Anwar Makarim. Gaya penyampaiannya, kata Suko, menampilkan Nadiem yang ingin meninggalkan legasi atau kesuksesan terhadap penerusnya.
Pada intinya, ungkapan terima kasih dan pamit para pembantu Presiden tak lepas dari tujuan menunjukkan eksistensi mereka masing-masing. Dengan begitu, publik bisa kembali menyoroti kinerja-kinerja para menteri belakangan, termasuk kesuksesan dan kegagalan mereka. Tentu ungkapan emosional tak bisa terpisahkan karena mereka kerap menerima masukan dari anggota DPR sebagai mitra kerja.