Presiden dan Wakil Presiden terpilih Prabowo-Gibran telah mengajak diskusi sejumlah tokoh yang dibidik menjadi menteri.
Oleh
NIKOLAUS HARBOWO, WILLY MEDI CHRISTIAN NABABAN
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Presiden terpilih Prabowo Subianto mulai memanggil sejumlah tokoh yang dibidik untuk menjadi menteri dalam kabinet yang akan dibentuknya bersama wakil presiden terpilih Gibran Rakabuming Raka. Ketua Umum Partai Gerindra itu menjanjikan kabinet zaken agar pemerintahan mendatang bisa dijalankan para ahli di bidangnya. Diharapkan, visi, misi, serta program pemerintahan dapat dilaksanakan dengan cepat.
Enam pekan menjelang pelantikan, Prabowo-Gibran semakin serius menggodok nama-nama tokoh yang akan masuk kabinet. Partai-partai politik pengusung yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Maju juga mulai mengajukan nama dan beberapa portofolio di kementerian.
Prabowo-Gibran juga mulai memilah nama-nama yang layak untuk dipilih menjadi menteri. ”Sejumlah tokoh sudah mulai disebut dan mulai dilakukan penjaringan dan penyaringan, pemilahan dan pemilihan,” kata Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (9/9/2024).
Muzani mengungkapkan, sebagian calon menteri yang dibidik Prabowo-Gibran sudah diajak diskusi. Tema diskusi, antara lain, seputar tantangan dan persoalan yang akan dihadapi bangsa ke depan serta jalan keluar yang ditawarkan para calon menteri tersebut.
”Pak Prabowo ingin ini adalah sebuah pemerintahan kabinet zaken, yang duduk adalah orang-orang yang ahli di bidangnya meskipun yang bersangkutan berasal atau diusulkan dari parpol,” katanya.
Muzani tidak bersedia mengungkapkan jatah menteri yang disiapkan untuk tiap partai politik pendukung Prabowo-Gibran. Namun, satu hal yang pasti, Prabowo sudah mengajak diskusi semua parpol pendukung.
Alumni Taruna Nusantara
Sebelumnya, dalam forum Dialog Nasional Peningkatan Sumber Daya Manusia untuk Mewujudkan Indonesia Emas 2045, Ketua Dewan Pembina Forum Masyarakat Indonesia Emas Hashim Djojohadikusumo menyampaikan, bakal ada empat alumnus SMA Taruna Nusantara yang masuk kabinet Prabowo-Gibran.
”Saya bisa katakan di Kabinet Prabowo sekarang ini ada beberapa alumnus SMA Taruna Nusantara yang jadi menteri. Saya sudah hitung dua, tiga, empat mungkin,” ujarnya.
Meski demikian, Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra itu tidak bersedia mengungkapkan empat nama alumnus SMA Taruna Nusantara yang akan dipilih menjadi anggota kabinet.
Dari informasi yang ditelusuri Kompas, pada Senin petang, salah satu lulusan SMA Taruna Nusantara yang akan diangkat menjadi menteri adalah Agus Harimurti Yudhoyono. Ketua Umum Partai Demokrat yang kini menjabat Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional itu disebut-sebut akan dipilih menjadi menteri pemuda dan olahraga.
Sebagian calon menteri yang dibidik Prabowo-Gibran sudah diajak diskusi. Tema diskusi, antara lain, seputar tantangan dan persoalan yang akan dihadapi bangsa ke depan serta jalan keluar yang ditawarkan.
Satu nama lain adalah Sudaryono yang pada Juli lalu diangkat sebagai Wakil Menteri Pertanian oleh Presiden Joko Widodo. Dua nama lainnya adalah Ketua Fraksi Partai Gerindra DPR Sugiono dan anggota Komisi II dari Fraksi Gerindra, Prasetyo Hadi atau Oki Muraza. Sugiono disebut-sebut akan diangkat menjadi sekretaris kabinet, sementara Oki sebagai wakil menteri energi dan sumber daya mineral.
Ditemui di sela-sela peringatan HUT Ke-23 Partai Demokrat di Jakarta, Senin (9/9/2024) siang, Agus Harimurti Yudhoyono mengatakan telah berkomunikasi dengan Prabowo. ”Sudah berkomunikasi kami. Komunikasi berjalan baik, reguler, walaupun tidak setiap saat tentunya. Namun, yang jelas, dalam berbagai kesempatan, kami berdialog,” tuturnya.
Menurut dia, komunikasi dengan Prabowo tak melulu soal nama-nama dan pembagian jabatan kabinet mendatang kepada Demokrat atau partai lainnya. Diskusi lebih banyak mengarah pada pembentukan visi, gagasan besar, konsep kemandirian bidang pangan, energi, infrastruktur, dan sumber daya manusia.
Jumlah tak terbatas
Tidak seperti pemerintahan sebelumnya, pada pemerintahan mendatang, presiden dapat menentukan sendiri jumlah kementerian yang akan dibentuknya. Ini karena pembatasan jumlah kementerian sebanyak 34 yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara disepakati untuk dihapus.
Kesepakatan penghapusan pembatasan jumlah kementerian itu diambil dalam rapat pleno Badan Legislasi (Baleg) DPR bersama Menteri Hukum dan HAM Supratman Andi Agtas yang membahas revisi UU Kementerian Negara, Senin (9/9) malam. Fraksi-fraksi di Baleg sepakat untuk membawa RUU Kementerian Negara untuk disahkan menjadi undang-undang dalam rapat paripurna DPR.
Dalam rapat pleno itu disepakati, Pasal 15 UU Kementerian Negara diubah menjadi, jumlah keseluruhan kementerian yang dibentuk ditetapkan sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan pemerintahan oleh presiden. Selain itu, disepakati pula penambahan penjelasan Pasal 15, yakni yang dimaksud dengan ”kebutuhan penyelenggaraan pemerintahan oleh presiden” adalah setiap pembentukan kementerian dilakukan sesuai dengan kebijakan presiden yang memperhatikan keselarasan.
Sementara itu, di tengah penyusunan kabinet baru, Prabowo dan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri saling menitipkan salam satu sama lain. ”Ibu Mega tadi menyampaikan salam hormat untuk Pak Prabowo dan Pak Prabowo juga menyampaikan salam hormat untuk Ibu Mega,” ujar Muzani.