Buka MTQ Nasional, Presiden Jokowi Tekankan Pentingnya Agama di Era Digital
MTQ bukan sekadar ajang perlombaan, melainkan juga momentum menumbuhkan kecintaan pada Al Quran di era digital.
Oleh
IQBAL BASYARI
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Agama dapat menjadi pegangan moral untuk menyaring berbagai informasi yang muncul di era digital. Nilai-nilai yang terkandung dalam Al Quran, seperti kejujuran, keadilan, perdamaian, dan persatuan, harus semakin kokoh untuk dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari.
Presiden Joko Widodo mengatakan, di era digital sekarang ini, masyarakat sangat mudah memperoleh informasi. Media konvensional yang memiliki dewan redaksi mulai terdesak. Sementara media sosial dan media daring menjadi lebih dominan. Akibatnya, semua orang dapat menjadi wartawan melalui jurnalisme warga tanpa adanya dewan redaksi.
Oleh karena itu, setiap pembaca berita media sosial harus mampu menjadi redaksi bagi dirinya sendiri. Mereka harus mampu menyaring mana berita yang baik dan berita yang tidak baik. Setiap masyarakat harus mengecek ulang untuk memastikan informasi yang diperoleh merupakan berita yang benar atau berita bohong.
Dalam konteks itu, agama menjadi pegangan yang sangat penting dalam menjalankan kehidupan. Nilai-nilai yang terkandung dalam Al Quran, seperti kejujuran, keadilan, perdamaian, dan persatuan, harus semakin kokoh untuk dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari.
”Oleh sebab itu, masyarakat sekarang ini butuh pegangan moral yang kuat, yaitu agama,” ujar Presiden Jokowi saat membuka Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Tingkat Nasional XXX di Samarinda, Kalimantan Timur, Minggu (8/9/2024) malam.
Turut hadir dalam pembukaan tersebut antara Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, Penjabat Gubernur Kalimantan Timur Akmal Malik, Kepala Polri Jenderal (Pol) Listyo Sigit Prabowo, dan Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto.
Presiden mengatakan, MTQ tidak hanya menampilkan kemampuan dan keindahan membaca Al Quran. Tetapi, juga momentum untuk mengagungkan Al Quran, membumikan ajaran-ajaran Al Quran, serta memperkuat moral dan spiritual bangsa dalam sendi-sendi kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
MTQ ini sekaligus dapat mengedukasi masyarakat untuk mencintai Al Quran. Selain itu, dapat memberikan tuntunan beragama secara humanistis dan terbuka, menyempurnakan akhlak bangsa, serta hidup dalam kebersamaan, kerukunan, dan persatuan untuk membangun kemajuan bangsa dan negara.
Yaqut mengatakan, MTQ Nasional ke-30 tahun ini menjadi momen yang sangat bersejarah karena bertepatan dengan pencapaian penyelenggaraan upacara HUT Ke-79 RI di Ibu Kota Nusantara pada 17 Agustus. Wilayah Kalimantan Timur yang saat ini menjadi tuan rumah penyelenggaraan MTQ menjadi simbol dimulainya babak baru dalam sejarah Indonesia.
”Di kota yang berjuluk ’Kota Tepian’ ini seakan menjadi cerminan bangsa kita bagaimana Al Quran meresapi setiap sudut kehidupan kita, menginspirasi kebangkitan spiritual, kebangkitan moral, dan budaya di bumi Nusantara,” ucapnya.
Lebih jauh, lanjut Yaqut, pelaksanaan MTQ kali ini mengedepankan digitalisasi pada aspek penyelenggaraannya.
Beberapa aplikasi digital digunakan untuk memperlancar jalannya kegiatan, seperti e-MTQ untuk pendaftaran peserta, e-Maqra yang memuat kurang lebih 5.230 butir soal perlombaan bagi para peserta, hingga LiveScore yang akan menunjukkan nilai secara langsung dan dapat diakses oleh masyarakat setiap selesai sesi penampilan.
Di samping itu, pihaknya turut menyertakan perlombaan bagi kelompok disabilitas, khususnya tunanetra. Keberadaan mereka merupakan inspirasi sejati yang menunjukkan bahwa keterbatasan fisik tidak menghalangi kemuliaan dan keindahan tilawah Al Quran.
Menurut Yaqut, acara kali ini bukan hanya milik umat Islam, tetapi juga melibatkan dukungan dan partisipasi dari saudara-saudara kita yang berbeda keyakinan. Kehadiran kelompok agama lain memperlihatkan betapa kokohnya ikatan kebangsaan, di mana perbedaan menjadi kekuatan dan keragaman menjadi anugerah. ”Seperti alunan simfoni, harmoni ini menggambarkan kekayaan Indonesia yang penuh warna dan nilai toleransi yang mengakar kuat,” ucapnya.
Ketua Lembaga Pengembangan Tilawatil Quran Nasional Kamaruddin Amin menuturkan, pihaknya menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada seluruh masyarakat Kalimantan Timur yang telah menyambut dan mendukung penuh penyelenggaraan MTQ Nasional ke-30. Ia juga menyampaikan penghargaan kepada Lembaga Pengembangan Tilawatil Quran di semua tingkatan, mulai dari tingkat kecamatan hingga tingkat nasional, yang telah bekerja keras dalam mensukseskan acara ini.
”Peran serta dan dedikasi yang ditunjukkan oleh seluruh pengurus nasional adalah bentuk nyata dari komitmen kita semua dalam menjaga kemuliaan Al Quran dan meningkatkan kualitas tilawah di negeri ini,” ucapnya.
Menurut dia, MTQ Nasional bukan sekadar ajang perlombaan, melainkan juga merupakan momentum yang penting untuk memaknai dan menumbuhkan kecintaan terhadap Al Quran di era digital. Sebab, di tengah perkembangan teknologi informasi yang begitu cepat, masyarakat dituntut untuk lebih kreatif dalam menyebarkan nilai-nilai Al Quran.
Maka, MTQ menjadi salah satu sarana strategis dalam memperkuat literasi Al Quran di kalangan generasi muda yang kini semakin akrab dengan dunia digital. Melalui berbagai platform digital, pesan-pesan Al Quran dapat disebarluaskan lebih luas dan cepat sehingga mampu menjangkau seluruh lapisan masyarakat tanpa batas ruang dan waktu.
”Inilah saat yang tepat bagi kita semua untuk memanfaatkan teknologi informasi sebagai alat dakwah yang efektif sehingga Al Quran dapat menjadi pegangan hidup di era modern ini,” kata Kamaruddin.