Istana Wakil Presiden di IKN Diharapkan Jadi Sumbu Perubahan
Wapres Amin menyatakan Istana Wapres tidak hanya sekadar proyek infrastruktur, tetapi juga cermin visi besar Indonesia.
Oleh
IQBAL BASYARI
·2 menit baca
IBU KOTA NUSANTARA, KOMPAS – Pembangunan Istana Wakil Presiden di Ibu Kota Nusantara mulai dibangun di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan Ibu Kota Nusantara. Pembangunan Istana Wakil Presiden ini melengkapi sejumlah gedung pemerintahan yang kini tengah dibangun pula di IKN.
Pembangunan Istana Wakil Presiden di Ibu Kota Nusantara (IKN) ditandai dengan peletakan batu pertama oleh Wakil Presiden Ma’ruf Amin, Senin (12/8/2024). Dibangunnya Istana Wakil Presiden di IKN melengkapi Istana Negara, Istana Garuda, gedung kementerian, empat kantor menteri koodinator, hunian aparatur sipil negara, dan kantor pemerintah lainnya.
Turut mendampingi dalam acara tersebut, antara lain, Pelaksana Tugas Kepala Otorita IKN, yang juga Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Plt Wakil Kepala Otorita IKN, dan Wakil Menteri Agraria/Wakil Kepala BPN Raja Juli Antoni, dan sejumlah menteri Kabinet Indonesia Maju lainnya.
Wapres Amin mengatakan, pembangunan Istana Wakil Presiden di IKN adalah sebuah langkah penting dalam mewujudkan masa depan Indonesia yang lebih maju, sejahtera, dan berkeadilan. Pembangunan Istana Wakil Presiden di IKN ini memiliki arti strategis karena menjadi kebanggaan karya anak bangsa. Selain itu, bangunan tersebut diharapkan dapat menjadi salah satu pusat aktivitas kenegaraan yang mencerminkan nilai-nilai kebangsaan, integritas, dan pelayanan publik.
”Lebih dari itu, istana ini harus menjadi sumbu perubahan dan tempat lahirnya berbagai kebijakan penting yang menyangkut hajat hidup rakyat Indonesia,” ujarnya.
Lebih dari itu, istana ini harus menjadi sumbu perubahan dan tempat lahirnya berbagai kebijakan penting yang menyangkut hajat hidup rakyat Indonesia.
Menurut Wapres Amin, pembangunan IKN bukan sekadar proyek infrastruktur. IKN merupakan cerminan dari visi besar Indonesia untuk menciptakan pusat pemerintahan yang modern, berkelanjutan, inklusif, dan berorientasi masa depan. Oleh karena itu, IKN menjadi simbol dari tekad bangsa Indonesia untuk merajut keberagaman dalam persatuan, sekaligus memastikan bahwa setiap sudut Nusantara mendapat perhatian yang setara dalam pembangunan nasional.
Selesai tahun depan
Lebih jauh, IKN dirancang dengan visi jangka panjang. IKN dibangun untuk mengatasi berbagai tantangan yang dihadapi oleh ibu kota sebelumnya, seperti kepadatan penduduk, kemacetan, dan kerusakan lingkungan.
Selain itu, IKN juga diharapkan mampu menjadi pusat inovasi, pendidikan, dan budaya. Bahkan, IKN juga dapat menjadi magnet bagi investasi dan pertumbuhan ekonomi, serta pendorong pemerataan pembangunan dan kesejahteraan masyarakat.
”Acara groundbreaking Istana Wakil Presiden hari ini merupakan salah satu bagian dari rangkaian peletakan batu pertama investor tahap ketujuh di IKN dan direncanakan dapat selesai sebelum Upacara HUT RI tahun 2025,” kata Wapres Amin.
Semakin dekat terwujud
Dengan dimulainya pembangunan ini, kita semakin dekat menuju terwujudnya Nusantara sebagai pusat pemerintahan yang efisien dan berkelanjutan, sesuai dengan cita-cita besar bangsa ini.
Basuki menyatakan, pembangunan Istana Wakil Presiden adalah tonggak sejarah penting dalam perjalanan IKN. ”Dengan dimulainya pembangunan ini, kita semakin dekat menuju terwujudnya Nusantara sebagai pusat pemerintahan yang efisien dan berkelanjutan, sesuai dengan cita-cita besar bangsa ini,” ujarnya.
Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Diana Kusumastuti menuturkan, pembangunan Istana Wakil Presiden menelan anggaran Rp 1,4 triliun. Pembangunan dilakukan dalam dua tahap, pertama adalah pembangunan istana, kantor, hunian dan bangunan penunjang yang akan diselesaikan pada Agustus 2025. Sementara pembangunan tahap kedua untuk pembangunan kantor Sekretariat Wakil Presiden.
Adapun Istana Wakil Presiden di IKN mengambil konsep ”Huma Betang Umai” yang dalam bahasa Dayak berarti rumah yang besar untuk memberi ruang bersama dan memberikan peran mengayomi sepeti ibu. Dengan konsep tropis, performatif, dan regeneratif, Istana Wakil Presiden diharapkan mampu menjadi bangunan yang ramah lingkungan dan hemat energi karbon.