Dimutasi ke Kemendag, Ahmad Luthfi Bisa Lebih Leluasa Keliling Jateng
Dengan ditugaskan di Kemendag, Ahmad Luthfi lebih leluasa berkeliling di Jateng, termasuk melakukan program Kemendag.
Oleh
NIKOLAUS HARBOWO
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Perpindahan Komisaris Jenderal (Pol) Ahmad Luthfi dari Kepala Kepolisian Daerah atau Kapolda Jawa Tengah ke Inspektur Jenderal Kementerian Perdagangan, harus dilihat sebagai upaya memuluskan jalan Luthfi menjadi calon gubernur Jawa Tengah. Selain citranya makin baik setelah mendapat kenaikan pangkat menjadi bintang tiga, Luthfi kini lebih leluasa berkeliling ke Jateng dengan tak lagi menyandang status sebagai Kapolda Jawa Tengah.
Direktur Eksekutif Charta Politica Indonesia Yunarto Wijaya, saat dihubungi dari Jakarta, Selasa (30/7/2024), mengatakan, justru jika Luthfi masih menyandang status sebagai Kapolda Jateng dan nantinya langsung maju menjadi calon gubernur (cagub) Jateng, publik akan terus menaruh curiga atas proses pencalonan Luthfi. Proses pencalonan Luthfi akan dibayang-bayangi masalah etis karena kekhawatiran pengerahan aparat dalam pemenangannya.
Baca Berita Seputar Pemilu 2024
Pahami informasi seputar pemilu 2024 dari berbagai sajian berita seperti video, opini, Survei Litbang Kompas, dan konten lainnya.
Dimutasinya Luthfi ke Kementerian Perdagangan (Kemendag), lanjut Yunarto, malah akan menguntungkan Luthfi sendiri. Luthfi kini mendapat kenaikan pangkat, dari bintang dua menjadi bintang tiga atau komisaris jenderal polisi. Apa pun itu akan menjadi modal yang kuat secara branding ketika Luthfi maju sebagai cagub Jateng.
Di sisi lain, poin pentingnya sebenarnya bukan hanya di perpindahan Luthfi ke Kemendag, melainkan siapa yang menggantikan Luthfi menjadi Kapolda Jateng. Pengganti Luthfi di posisi Kapolda Jateng ialah Kepala Biro Pembinaan Karier SDM Polri, Brigadir Jenderal (Pol) Ribut Hari Wibowo.
Jika dilihat lebih jauh, menurut Yunarto, jabatan Ribut Hari Wibowo ini sangat ditakuti dan mempunyai pengaruh besar di kalangan kepolisian. Sebab, posisinya berada di bawah Kapolri dan bertugas untuk memberi masukan ke Kapolri terkait pemutasian di tubuh Polri.
”Dalam konteks itu, menurut saya, ini masih dalam rangkaian cerita untuk memuluskan Luthfi menjadi cagub Jateng. Jadi, (dipindahkannya Luthfi ke Kemendag) bukan hal yang sifatnya melemahkan (potensi keterpilihan Luthfi), tetapi akan menguatkan,” ujar Yunarto.
Lagi pula, dengan memegang jabatan tinggi di Kemendag, Yunarto meyakini, Luthfi akan lebih leluasa untuk pergi berkeliling ke Jateng. Luthfi dinilai akan lebih bebas bergerak dibandingkan saat menyandang status sebagai Kapolda Jateng.
”Itu hal yang sangat mudah dilakukan oleh para politisi dan calon kepala daerah di Indonesia, dalam posisi apa pun itu bisa dimanfaatkan untuk tetap bergerak. Apalagi kalau bicara Kemendag, banyak sekali kegiatan yang bisa memiliki nilai elektoral, seperti bagi-bagi makanan. Menurut saya, ruang geraknya jangan-jangan lebih menguntungkan jika tidak menjadi Kapolda Jateng,” ungkap Yunarto.
Jika putra bungsu Presiden Joko Widodo, Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia Kaesang Pangarep, dimajukan di Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jateng, maka ada kemungkinan Kaesang akan diduetkan dengan Luthfi.
Diduetkan dengan Kaesang
Yunarto menduga, jika putra bungsu Presiden Joko Widodo, Ketua Umum Partai Solidaritas IndonesiaKaesang Pangarep, dimajukan di Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jateng, maka ada kemungkinan Kaesang akan diduetkan dengan Luthfi. Akan tetapi, posisi nomor satu atau cagub tetap akan diberikan kepada Luthfi.
”Menurut saya, Pak Jokowi menyadari Kaesang belum pada posisi untuk menjadi nomor satu (cagub), apalagi narasi politik dinasti akan lebih besar ketika Kaesang diposisikan nomor satu. Risikonya terlalu besar,” katanya.
Pola seperti ini hampir mengulang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 di mana putra sulung Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, menjadi calon wakil presiden (cawapres). ”Dan bukan tidak mungkin, kan, kalau kemudian ke depan, misalnya Luthfi dalam waktu beberapa bulan mendatang, setahun mendatang, ketika ada reshuffle, misalnya kalau mau berspekulasi, Luthfi menjadi menteri. Sehingga, Kaesang akan menggantikan Luthfi menjadi gubernur. Itu sebuah cara yang lebih aman dibandingkan memosisikan Kaesang bertarung menjadi nomor satu,” tuturnya.
Secara terpisah, Ketua DPP PSI Sigit Widodo enggan menerka-nerka mengenai tujuan pemindahan Luthfi ke Kemendag. Menurut dia, itu bukan wewenang dan di luar kuasa PSI.
Terkait pilkada nanti, Sigit menegaskan bahwa sampai saat ini Kaesang belum memutuskan akan berlaga di pilkada mana dan berpasangan dengan siapa. Saat ini semua hal masih dipertimbangkan dan PSI juga masih menerima masukan-masukan dari masyarakat.
”Menurut rencana, Agustus akan diputuskan. Ditunggu saja,” ujar Sigit.