Diperiksa KPK 2,5 Jam, Menteri Trenggono Dicecar Soal Aliran Dana Dugaan Korupsi di Telkom
Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono membantah menerima uang dari perkara dugaan korupsi di PT Telkom.
Oleh
PRAYOGI DWI SULISTYO
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Menteri Kelautan dan PerikananSakti Wahyu Trenggono diperiksa Komisi Pemberantasan Korupsi selama 2,5 jam sebagai saksi terkait kasus dugaan korupsi di PT Telkom. Dalam pemeriksaan tersebut, KPK menelusuri aliran dana terkait dugaan korupsi di PT Telkom.
Seusai diperiksa penyidik di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Sakti mengatakan, sebagai warga negara yang baik, maka ia harus membantu KPK. ”Artinya yang saya ketahui terhadap peristiwa itu, itu kan terjadi di 2017-2018. Yang saya tahu, saya sampaikan. Yang saya tidak tahu, ya, tidak saya sampaikan,” kata Sakti.
Ia menjelaskan, peristiwa dugaan korupsi pada 2017-2018 tersebut terjadi di PT Telkom. Namun, ia mengaku bukan siapa-siapa. Sakti terkejut ketika ditanya atas dugaan penerimaan uang dari pengadaan di PT Telkom. Ia mengaku tidak menerima uang dari perkara dugaan korupsi di PT Telkom.
Saat ditemui secara terpisah, Juru Bicara KPK Tessa Mahardhika Sugiarto mengatakan, belum memperoleh perkembangan materi penyidikan terhadap Sakti. Sakti dimintai keterangan terkait pengetahuannya pada saat menjabat sebagai komisaris. ”(Dimintai keterangan) tentang pengadaan yang dilakukan perusahaan tersebut kerja sama dengan PT Telkom. Jadi, prosesnya seperti apa dan ditelusuri terkait aliran dananya,” kata Tessa.
Menurut Tessa, penyidik akan mendalami penerimaan yang diperoleh Sakti dan penggunaannya. Perkembangan dari perkara ini dijanjikannya bakal disampaikan ke publik.
Dua pekan lalu, Sakti telah dipanggil KPK sebagai saksi dugaan korupsi terkait pengadaan barang dan jasa kerja sama antara PT Telkom dan PT Telemedia Onyx Pratama. Sakti diperiksa sebagai pemegang saham atau pengurus PT Teknologi Riset Global Investama.
Akan tetapi, Sakti tidak memenuhi panggilan KPK tersebut. Kala itu, Tessa menyampaikan bahwa Sakti mengirimkan surat konfirmasi ketidakhadirannya dengan alasan sedang mengikuti agenda dinas.
Saat ini, KPK sedang menyidik dua perkara dugaan korupsi di PT Telkom. Selain perkara kerja sama antara PT Telkom dan PT Telemedia Onyx Pratama, KPK juga sedang mengusut dugaan korupsi terkait pengadaan barang dan jasa di PT Sigma Cipta Caraka atau Telkomsigma. Dugaan korupsi itu terjadi pada 2017-2022. Modus kasus ini berupa kerja sama yang diduga fiktif dalam penyediaan pembiayaan untuk proyek pusat data. Kasus itu melibatkan pihak ketiga sebagai perantara dan mengakibatkan kerugian keuangan negara hingga ratusan miliar rupiah.
KPK belum dapat menyampaikan detail lengkap konstruksi perkara tersebut, siapa saja yang ditetapkan tersangka, dan uraian unsur pasalnya sampai proses pengumpulan alat bukti dianggap cukup.
Dikutip dari Kompas.com, VP Corporate Communication Telkom Andri Herawan Sasoko mengatakan, kasus dugaan korupsi pengadaan barang dan jasa fiktif itu berawal dari audit internal PT Telkom Group. Manajemen PT Telkom berkomitmen menjunjung transparansi dan bersikap kooperatif mengikuti proses hukum di KPK.
Bisnis dan politik
Sakti lama berkecimpung di dunia usaha dan bisnis. Ia memulai bisnis di bidang telekomunikasi dan beralih fokus ke penyewaan menara base transceiverstation (BTS). Bisnis usahanya kian meluas hingga dia mendapat julukan ”Raja Menara” atau sebutan lainnya ”Lelaki Seribu Tower”.
Dalam dunia politik, Sakti memulai kariernya di Partai Amanat Nasional (PAN). Ia menjadi bendahara partai selama 2009-2013. Namun, pada Pemilihan Presiden 2014, ia memilih bergabung dengan tim pemenangan Joko Widodo-Jusuf Kalla dan tidak mendukung Ketua Umum PAN Hatta Rajasa yang saat itu menjadi calon wakil presiden untuk Prabowo Subianto.
Nama Sakti muncul lagi pada Pilpres 2019. Posisinya di Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma’ruf Amin kala itu sebagai bendahara. Ia dikenal cukup dekat dengan Joko Widodo.
Kala Joko Widodo kembali terpilih sebagai presiden untuk kedua kalinya, Sakti diminta menjadi Wakil Menteri Pertahanan mendampingi Menteri Pertahanan Prabowo Subianto.
Baru setahun menjabat sebagai Wakil Menteri Pertahanan, Sakti mendapat kepercayaan menjadi Menteri Kelautan dan Perikanan.