Tak Mau Gegabah, PKB Belum Keluarkan Rekomendasi untuk Anies di Pilkada Jakarta
Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar tegaskan, partainya belum menetapkan sosok yang akan diusung dalam Pilkada Jakarta.
Oleh
IQBAL BASYARI
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Partai Kebangkitan Bangsa tidak mau gegabah dan terburu-buru memberikan rekomendasi dukungan kandidat untuk Pilkada DKI Jakarta. Partai politik peraih 10 kursi di DPRD DKI Jakarta itu belum memutuskan siapa calon gubernur yang akan diusung, meski sudah ada sejumlah nama yang diusulkan, termasuk Anies Rasyid Baswedan. PKB masih mengamati dinamika yang berkembang karena konstelasi politik jelang pilkada terus berubah.
Satu bulan jelang pendaftaran calon kepala daerah dan wakil kepala daerah dibuka, baru Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Nasdem yang menetapkan bakal calon gubernur (cagub) DKI Jakarta. Kedua partai politik (parpol) itu sama-sama memutuskan untuk mengusung Anies Rasyid Baswedan untuk maju di Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta.
Adapun sembilan parpol lain pemilik kursi DPRD DKI Jakarta, sampai saat ini belum menetapkan bakal kandidat yang akan diusung dalam pilkada. Padahal, pengurus wilayah dari sejumlah partai tersebut sudah mengusulkan nama untuk mendapatkan rekomendasi dukungan dari pengurus pusat partai. Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), salah satunya. DPW PKB DKI Jakarta sudah mengusulkan nama Anies Baswedan sebagai bakal cagub kepada DPP PKB.
Namun, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar menegaskan, hingga saat ini belum memberikan rekomendasi dukungan untuk cagub Jakarta. PKB masih melihat situasi politik yang berkembang sebelum akhirnya memberikan dukungan. Terlebih masih banyak parpol yang belum memberikan rekomendasi kepada kandidat tertentu.
PKB melihat, konstelasi politik masih bisa berubah, meski sudah ada dua parpol yang memutuskan untuk mengusung Anies sebagai bakal cagub Jakarta. Muhaimin meyakini, peta koalisi masih sangat cair. Parpol yang sudah mendukung bakal cagub yang sama masih berpotensi berpisah di tengah jalan karena tidak ada kesepakatan mengenai sosok bakal calon wakil gubernur (cawagub).
“Banyak daerah prosesnya masih berjalan karena belum cocok,” ujar Muhaimin di sela-sela Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) PKB di Jakarta, Selasa (23/7/2024).
Wakil Sekretaris Jenderal PKB Saiful Huda menambahkan, partainya menghormati keputusan PKS dan Nasdem yang telah mendukung Anies. Namun, PKB tidak mau terburu-buru usulan dari DPW PKB DKI Jakarta untuk mengusung Anies dalam Pilgub Jakarta. Sebab, ada sejumlah hal yang perlu dipertimbangankan sebelum memutuskan dukungan. Apalagi, masih ada waktu sekitar satu bulan sebelum masa pendaftaran.
Hingga saat ini belum memberikan rekomendasi dukungan untuk cagub Jakarta. PKB masih melihat situasi politik yang berkembang
Salah satu pertimbangannya adalah hasil survei elektabilitas dan popularitas, karena PKB ingin calon yang didukung memenangkan kontestasi. Pertimbangan lain adalah sosok bakal cawagub yang dipilih. Menurut Huda, sosok cawagub semestinya dibahas dan disepakati bersama oleh partai koalisi pengusung pasangan calon. “Ini karena kami ingin yang terbaik untuk Jakarta,” ujar Huda.
Pilgub Jateng dan Jatim
Lain Jakarta, lain pula dengan Pilgub Jawa Tengah. Saat ini, DPP PKB telah memutuskan untuk mengusung kader partai, Muhammad Yusuf Yusuf Chudlori alias Gus Yusuf, di Pilgub Jateng. Sebagai parpol pemenang kedua di Jateng, PKB ingin mengajukan kadernya sendiri maju di pilkada.
PKB juga mengajukan kader sebagai bakal cagub karena belum ada satu tokoh potensial yang elektabilitasnya dominan. Bahkan, elektabilitas Kaesang Pangarep dan Irjen Ahmad Luthfi yang menduduki dua besar tokoh potensial cagub, juga belum melampaui 7 persen. Dengan demikian, PKB melihat peluang bagi kandidat lain masih sangat terbuka.
Adapun di Pilgub Jawa Timur, kata Huda, Marzuki Mustamar sudah mempertimbangkan untuk maju. PKB tidak khawatir bersaing dengan Khofifah Indar Parawansa-Emil Elestianto Dardak karena elektabilitas keduanya belum mencapai 30 persen.
“Jateng dan Jatim bukan hanya ditentukan oleh figur, tetapi gabungan antara figur dan mesin partai,” ucap Huda.