Akankah Jokowi-Megawati Bertemu Saat Peringatan Hari Pancasila di Blok Rokan?
Peringatan Hari Pancasila menjelang. Akankah menjadi pertemuan pertama Jokowi-Megawati?
Peringatan Hari Pancasila 1 Juni 2024 direncanakan di Blok Rokan, Riau. Lokasi ini dikabarkan jadi pilihan Presiden Joko Widodo.
Pelaksana Tugas Deputi Bidang Protokoler Pers dan Media Sekretariat Presiden, Mohamad Yusuf Permana, Jumat (24/5/2024) petang, membenarkan adanya rencana itu.
Pun halnya anggota Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Sudhamek Agoeng Waspodo Soenjoto yang juga menyebutkan rencana peringatan Hari Pancasila di Blok Rokan. ”Itu saran Presiden agar ekonomi daerah juga berkembang, tidak Jawasentris,” katanya, Jumat, di Jakarta.
Lantas, apa keistimewaan Blok Rokan ini? Blok yang kaya minyak di Provinsi Riau ini hampir satu abad dikuasai perusahaan asing, Chevron (Amerika Serikat).
Merunut sejarah, tim geologi Standard Oil Company of California (Socal) sudah sejak 1924 melakukan survei eksplorasi dan mendirikan NV NPPM pada Juni 1930. Baru 1935 Pemerintah Hindia Belanda memberikan hak kepada perusahaan gabungan Socal bersama Texas Oil Company (Texaco) yang mendirikan NV California Texas Petroleum Company (Caltex).
Baca juga: SKK Migas Setujui Dua Rencana Penerapan EOR di Rokan
Setelah lapangan minyak Duri ditemukan Agustus 1941 yang menandai penemuan minyak bumi pertama di Riau serta dilanjutkan lapangan-lapangan minyak lain, produksi mulai dilakukan. Ekspor perdana pun dimulai 1952.
Tahun 1970 hingga dekade 1990-an menjadi masa jaya Blok Rokan dengan produksi mencapai 1 juta barel minyak per hari atau bahkan lebih. Total produksi ini menurun pada tahun-tahun berikutnya.
Ketika kontrak PT Chevron Pacific Indonesia (Amerika Serikat) habis pada tahun 2021, wilayah kerja Rokan mulai dikelola perusahaan Indonesia, yakni Pertamina. BUMN ini pun tak serta-merta mendapatkan kontrak pengelolaan Blok Rokan.
Pertamina harus memenangi tender kontrak karya dari pemerintah. Chevron sendiri mengajukan penawaran dalam tender tersebut dengan harapan bisa memperpanjang kontrak.
Baca juga: Alih Kelola Blok Rokan Jadi Momentum Industri Migas Nasional
Namun, Pertamina mampu memberi penawaran yang lebih menarik dan memenangi tender tersebut. Dalam proposalnya, Pertamina mencatumkan signature bonus sebesar 784 juta dollar AS atau sekitar Rp 11,3 triliun.
Selain itu, masih ada komitmen kerja pasti sebesar 500 juta dollar AS atau sekitar Rp 7,2 triliun dan potensi pendapatan negara selama 20 tahun ke depan sebesar 57 miliar dollar AS atau sekitar Rp 825 triliun.
Pengelolaan Blok Rokan pun kembali ke tangan anak bangsa tepat 9 Agustus 2021. Pertamina menyerahkan pengelolaan pada anak perusahaannya, Pertamina Rokan Hulu.
Mengutip situs Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral pada 1 Agustus 2018, Blok Rokan adalah ladang minyak dengan cadangan paling besar yang pernah ditemukan di Indonesia. Luas blok tersebut mencapai 6.220 kilometer persegi.
Baca juga: Setelah Diambil Alih Pertamina, Presiden Minta Blok Rokan Terus Tingkatkan Produksi
Blok Rokan mencakup wilayah di lima kabupaten, yakni Rokan Hulu, Rokan Hilir, Bengkalis, Siak, dan Kampar, serta memiliki 96 lapangan. Ada tiga lapangan berpotensi menghasilkan minyak yang sangat baik, yakni Duri, Minas, dan Bekasap. Adapun cadangan minyak yang dimiliki Blok Rokan disebut mencapai 500 juta hingga 1,5 miliar barel oil equivalent tanpa enhanced oil recovery (EOR).
Masalahnya, Blok Rokan mengalami penurunan produksi yang pada 2020 tinggal 158.000 barel per hari. Tahun berikutnya, produksi mulai naik menjadi 166.000 barel per hari.
Presiden Joko Widodo meminta Pertamina menaikkan produksi minyak di Blok Rokan. Produksi di Blok Rokan diharapkan bisa mencapai 400.000 barel per hari (Kompas.id, 6/1/2023). Pemerintah pun menargetkan produksi minyak nasional bisa kembali ke angka 1 juta barel per hari pada 2030.
Baca juga: Indonesia Butuh Sumber Migas Baru dari ”Lapangan Hijau”
Sembari mendorong kinerja Pertamina, kembalinya kedaulatan pengelolaan sumber daya alam oleh anak bangsa diharapkan betul-betul mampu mewujudkan amanat Pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945, yakni digunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. Hal ini dikabarkan menjadi latar pemilihan Blok Rokan sebagai lokasi peringatan Hari Pancasila tahun 2024.
”Perang dingin” Jokowi-Megawati
Di sisi lain, peringatan Hari Pancasila akan diselenggarakan di tengah ”perang dingin” antara Presiden Jokowi dan Megawati Soekarnoputri, Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) sekaligus Ketua Dewan Pengarah BPIP. Hubungan keduanya tak harmonis setelah perbedaan sikap dalam Pemilihan Umum Presiden (Pilpres) 2024.
Presiden Jokowi tampak mendukung calon presiden Prabowo Subianto yang didampingi Gibran Rakabuming Raka sebagai calon wakil presiden, sedangkan PDI-P mengusung Ganjar Pranowo-Mahfud MD.
Akankah peringatan Hari Pancasila menjadi ajang pertemuan Presiden Jokowi dan Megawati? Sejauh ini, banyak yang menduga keduanya tak akan bertemu dalam waktu dekat.
Merunut ke belakang, Megawati yang dikalahkan Susilo Bambang Yudhoyono pada Pilpres 2004 merasa dikhianati. Keduanya hanya bertemu pada acara-acara yang memang tak bisa dihindarinya, seperti saat pengambilan nomor urut capres-cawapres Pilpres 2009 di KPU dan peringatan Hari Lahir Pancasila 1 Juni 2010 di Gedung MPR/DPR.
Baca juga: Di Hadapan Ribuan Kader, PDI-P Ingatkan Jangan Pernah Jadi Pengecut-Pengkhianat
Megawati juga tercatat bertemu Presiden SBY saat pemberian penghargaan Bintang Adipradana kepada Taufiq Kiemas di Istana Negara pada 12 Agustus 2011 dan pemberian gelar pahlawan nasional kepada Soekarno-Hatta yang diwakili Guntur Soekarnoputra dan Meutia Hatta di Istana Negara pada 7 November 2012.
Jokowi yang ”dibesarkan” PDI-P dan kemudian berbalik serta ”mengalahkan” partai tersebut pada ajang Pilpres 2024 tentu meninggalkan perasaan yang lebih kuat ketimbang Pilpres 2004. Jokowi pun tak diundang dalam Rapat Kerja Nasional PDI-P di Ancol, Jakarta, Jumat (24/5/2024).
Baca juga: Tak Diundang Lagi, Relasi Presiden Jokowi-Megawati Sudah ”Ending” dan ”Wasalam”
Sama halnya dengan ketika peringatan Hari Ulang Tahun Ke-51 PDI-P di Sekolah Partai, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, 10 Januari lalu. Jokowi pun memilih kunjungan ke luar negeri seakan menghindari acara tersebut.
Kali ini, Jokowi menikmati cuti bersama di Gedung Agung Yogyakarta karena tak mendapat undangan Rakernas V PDI-P. Oleh karena itu, waktu yang bisa membuktikan akankah Hari Pancasila bisa mempertemukan kembali Jokowi dan Megawati.