Berbagai kemewahan yang mulanya menyilaukan akhirnya malah menggiring ke persoalan lebih pelik, yaitu kasus korupsi.
Oleh
PRAYOGI DWI SULISTYO
·3 menit baca
Ibarat cahaya yang berkilauan, uang korupsi dapat menyilaukan mata setiap orang yang berada di dekatnya. Jika tak teliti dan kritis, bisa-bisa ikut terseret dalam kasus korupsi seperti yang dialami beberapa orang, seperti pesohor, belakangan ini.
Bukanlah hal baru jika di dalam kasus korupsi, selain tersangka, juga ada orang-orang yang ikut diperiksa oleh penyidik karena ditemukan uang korupsi mengalir ke dirinya. Dari sejumlah kasus, ada yang menerimanya sebagai hadiah dalam bentuk uang atau barang. Orang-orang itu, pada umumnya, adalah pihak yang memiliki hubungan dengan tersangka korupsi.
Windy Yunita Bastari Usman, penyanyi jebolan sebuah kontes menyanyi ini, jadi salah satu pihak yang disebut majelis hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta menerima sejumlah barang yang diduga hasil gratifikasi yang diterima Sekretaris Mahkamah Agung (MA) nonaktif Hasbi Hasan, terdakwa korupsi pengurusan sejumlah perkara di MA. Hal itu disebutkan saat majelis hakim membacakan putusan terhadap Hasbi beberapa waktu lalu.
Hasbi, dalam putusan majelis hakim, disebut terbukti menerima suap di antaranya uang Rp 3 miliar serta tiga tas bermerek Hermes dan Dior seharga Rp 250 juta, untuk pengurusan sejumlah perkara di MA. Hasbi juga menerima gratifikasi dari para pihak yang memiliki kepentingan terhadap jabatannya di MA senilai Rp 630,8 juta. Dalam perkara ini, majelis hakim memvonis Hasbi dengan hukuman enam tahun penjara.
Pada pertimbangannya, majelis hakim menyebut, Windy menerima salah satu tas bermerek Hermes dari Hasbi. Tas itu diberikan kepada Windy karena keduanya mempunyai hubungan dekat.
Pada kasus korupsi penambangan ilegal timah di wilayah izin usaha pertambangan PT Timah Tbk 2015-2022, juga ada artis Sandra Dewi yang ikut diperiksa Kejaksaan Agung pada awal April lalu. Ia diperiksa terkait dengan sejumlah rekening milik Harvey Moeis, suaminya, yang jadi tersangka dalam kasus korupsi di usaha tambang PT Timah ini.
Terkait dengan dugaan korupsi ini, penyidik Kejagung menyita dua mobil mewah milik Harvey, yakni Mini Cooper S Countryman F 60 berwarna merah dan Rolls-Royce berwarna hitam. Di media sosial, ramai diperbincangkan bahwa mobil Rolls-Royce itu hadiah dari Harvey kepada Sandra.
Jauh sebelumnya, pada Juli 2017, ada pula seorang ibu muda, Anggita, dihadirkan sebagai saksi dalam sidang korupsi yang melibatkan bekas hakim Mahkamah Konstitusi (MK), Patrialis Akbar. Di persidangan itu Anggita diperiksa sebagai saksi terkait aliran dana suap yang diterima Patrialis untuk pengurusan uji materi Undang-Undang Peternakan dan Kesehatan Hewan di MK.
Anggita mengaku, sejak mengenal Patrialis pada September 2016, dia memperoleh sejumlah pemberian dari Patrialis berupa pakaian, uang, dan mobil Nissan March. Namun, Anggita mengaku tak mengetahui perihal pengurusan uji materi UU Peternakan dan Kesehatan Hewan.
Terhitung September 2022 lalu, Patrialis telah memperoleh pembebasan bersyarat.
Tampak royal
Di mata Koordinator Masyarakat Anti-Korupsi Indonesia (MAKI) Boyamin Saiman, adanya pihak-pihak yang terkait dalam penerimaan dana korupsi itu terkait erat dengan tindakan koruptor dalam memanfaatkan uang korupsi. Apalagi, pada umumnya, uang korupsi itu diterima dalam jumlah besar dan diperoleh dalam waktu singkat, dan begitu pula barang-barang mewah yang diterimanya.
Karena diperoleh tanpa usaha, koruptor menggunakan uang itu tanpa perhitungan sehingga tampak seperti orang yang royal. Lain halnya jika uang itu hasil jerih payah bekerja, penggunaannya pun akan diperhitungkan.
”Koruptor merasa memiliki uang yang banyak sehingga royal kepada pasangannya,” ucapnya, Jumat (12/4/2024).
Ketimbang terjebak dalam pusaran kasus korupsi, Deputi Pencegahan dan Monitoring KPK Pahala Nainggolan pun mengingatkan agar masing-masing pihak tak ragu mempertanyakan sumber dari uang ataupun pemberian yang diperoleh dari pihak lain. Ia memberikan contoh, jika seorang istri melihat pendapatan suaminya tak sesuai dengan profil jabatannya, sang istri patut mempertanyakan hal itu.
Sikap kritis yang demikian, menurut Pahala, perlu dikembangkan di kalangan masyarakat. Walakin, hingga kini masih ada pandangan di masyarakat bahwa pejabat itu identik dengan kendaraan mewah. Sebaliknya, pejabat yang menggunakan kendaraan sederhana dan sedikit berikan sumbangan akan dihina masyarakat.
Yang perlu diingat, dalam pemberantasan korupsi terus diupayakan pemulihan kerugian negara. Penyidik tak segan menyita uang ataupun harta benda yang terindikasi bagian dari korupsi. Berbagai kemewahan yang mulanya menyilaukan akhirnya malah menggiring ke persoalan lebih pelik, yaitu kasus korupsi.