Saat Sri Mulyani, Retno Marsudi, dan Basuki Bergegas dari Istana ke Megawati
Di tengah kerenggangan politik, empat pembantu Presiden berlebaran dari Istana ke kediaman Megawati. Ada apa?
Oleh
NINA SUSILO
·3 menit baca
Idul Fitri 1445 Hijirah yang baru tiga hari lalu menjadi hari penuh syukur dan penuh silaturahmi. Saling bermaafan sembari mengucapkan selamat membuat momen ini menjadi sesuatu yang istimewa di hari-hari pasca-Pemilu 2024 lalu.
Para menteri Kabinet Indonesia Kerja pun umumnya memang langsung ke Istana Negara, Jakarta, untuk bersilaturahmi dengan Presiden Joko Widodo dan Ibu Negara Nyonya Iriana Joko Widodo seusai shalat Idul Fitri, Rabu (10/4/2024). Beberapa menteri di antaranya lalu melanjutkan silaturahminya dari Istana Negara ke kediaman Presiden RI (2001-2004) Megawati Soekarnoputri di Jalan Teuku Umar, Jakarta.
Meski sebenarnya tak menjadi kewajiban, sejumlah menteri tersebut datang bersilaturahmi dengan Ketua Umum PDI Perjuangan, yang nota bene tengah renggang relasinya dengan Presiden Jokowi sejak sebelum hari pencolosan 14 Februari lalu. Walau demikian, menteri-menteri tersebut menyediakan waktunya untuk menemui Megawati di hari yang fitri itu.
Dari foto-foto yang diup-load di akun media sosial Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, misalnya, selain menunjukkan keakraban dengan Presiden Jokowi dan Ibu Negara, dan calon presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto, dan putranya, Didiet Hadiprasetyo, Sri Mulyani juga menunjukkan kedekatannya dengan Megawati. Sambil merangkul Megawati dan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Sri Mulyani berfoto bersama seraya mengonbrol akrab dan sarat kekeluargaan.
Mereka, seperti ditulis sebelumnya, adalah Menkeu Sri Mulyani Indrawati, Menlu Retno Marsudi, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, dan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, juga Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Azwar Anas, terlihat berada di rumah pribadi Megawati.
Meski sebenarnya tak menjadi kewajiban, sejumlah menteri tersebut datang bersilaturahmi dengan Ketua Umum PDI Perjuangan, yang nota bene tengah renggang relasinya dengan Presiden Jokowi sejak sebelum hari pencolosan 14 Februari lalu.
Kaus dan baju hitam
Sri Mulyani memang mengunggah foto-foto silaturahminya, baik di Istana Negara bersama Presiden Jokowo maupun dengaan Megawati. Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dan putranya, Didiet Hediprasetyo, juga terlihat di akun media sosial Sri Mulyani.
Dalam akunnya, Sri Mulyani pun menuliskan, ”Saling memaafkan dan berusaha menjadi manusia yang lebih baik. Semoga kita semua bisa meraih keberkahan dan ridho Allah di hari raya yang suci ini....” Ditambahkan pula keterangan halalbihalal dengan Presiden @jokowi di Istana Negara kemudian halalbihalal di kediaman Ibu Megawati.
Boleh dibilang, keempat menteri tersebut adalah menteri kabinet yang berlatar belakang profesional. Ketika ingar-bingar Pemilihan Presiden 2024 dan tudingan ”cawe-cawe” Presiden Jokowi serta keruntuhan demokrasi menguat, mereka tetap tampil netral dan profesional.
Saling memaafkan dan berusaha menjadi manusia yang lebih baik. Semoga kita semua bisa meraih keberkahan dan ridho Allah di hari raya yang suci ini....
Keempatnya hadir ke tempat pemungutan suara dengan baju hitam. Sri Mulyani mengenakan kemeja hitam dipadu celana jins, sahabatnya sejak SMA, Retno Marsudi, juga menggunakan blus hitam berkerah putih, sedangkan Basuki dan Budi Gunadi berbatik hitam. Ada menteri lainnya, seperti Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Anwar Makarim yang juga menggunakan kaus hitam.
Tentu saja, para menteri ini tak pernah menjelaskan alasan pemilihan warna hitam saat datang mencoblos di tempat pemungutan suara (TPS) di tempat tinggalnya masing-masing. Toh, tak pelak pemakaian baju atau kaus hitam ini dinilai mengundang publik berkomentar, di antaranya menyebut sebagai bentuk keprihatinan sejumlah menteri karena Pemilu 2024 dinilai curang dan sarat pelanggaran yang mencederai demokrasi.
Dalam tugas-tugasnya sebagai pembantu presiden, keempatnya terus menunjukkan kerja profesional. Mereka hampir tak pernah absen dari rapat-rapat yang dipimpin Presiden Jokowi di Istana Merdeka. Bahkan, Basuki serta Budi Gunadi kerap mendampingi Presiden Jokowi saat kunjungan kerja meninjau proyek infrastruktur dan pelayanan rumah sakit di daerah.
Kerja profesional dan netralitas mereka pun tampak saat Sri Mulyani memberikan penjelasan saat diminta hadir oleh hakim Mahkamah Konstitusi memberikan kesaksian perihal penggunaan anggaran untuk bantuan sosial.
Berbagai pandangan tentu muncul saat Idul Fitri 2024 kemarin. Keempat menteri itu tak hanya bersilaturahmi dengan Presiden Jokowi, tetapi juga berkunjung ke kediaman Megawati. Hubungan baik para menteri tersebut dengan Ketua Umum PDI Perjuangan pun tetap terjaga. Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto bahkan menyebut para menteri yang hadir saat berlebaran di rumah Megawati disebutnya sebagai ”sahabat” Megawati.
Memiliki kedekatan
Pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia, Ujang Komarudin, pun menilai, Idul Fitri memang momentum untuk silaturahmi dan bermaafan. Namun, dia mengingatkan, kendati awalnya masuk sebagai menteri berlatar profesional, di tengah jalan pada sekitar tahun 2022 Hasto menyebut Basuki memiliki kartu tanda anggota PDI-P. Adapun menteri-menteri lain sejauh ini masih menjaga untuk tidak menjadi anggota partai politik.
Dan tidak dilarang juga bertemu dengan siapa pun termasuk Megawati.
Karena itu, kehadiran di gelar griya di Istana Negara tentu perlu sebagai menteri yang membantu kerja Presiden Jokowi. Sebaliknya, kehadiran di kediaman Megawati bisa juga menunjukkan kedekatan yang dimilikinya dengan Ketua Umum PDI-P tersebut.
”Dan tidak dilarang juga bertemu dengan siapa pun termasuk Megawati. Apalagi, Lebaran memang momentum silaturahmi maaf-maafan dan ini sangat dianjurkan saat Idul Fitri,” kata Ujang, menambahkan.
Karena itu, Ujang menilai, saling kunjung, silaturahmi, dan bermaafan saat Idul Fitri sangat bermanfaat. Kedekatan dan komunikasi juga terpelihara meski dalam koridor profesionalisme.