Anggota DPR Temui Pendemo, Polisi Paksa Bubarkan Aksi Massa
Anggota DPR temui massa dan tampung masukan hak angket kecurangan pemilu. Polisi pun paksa bubarkan demo di malam hari.
Oleh
WILLY MEDI CHRISTIAN NABABAN
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Sejumlah anggota DPR dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera, Partai Kebangkitan Bangsa, dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan menemui massa yang berdemonstrasi di depan Gedung DPR/MPR, Senayan, Jakarta, Selasa (19/3/2024). Politisi dari tiga partai politik itu pun menampung masukan massa soal penggunaan hak angket DPR.
PKB mengirimkan kadernya, yakni Luluk Hamidah dan Daniel Johan, sedangkan PKS menurunkan Almuzzammil Yusuf. Mereka menemui massa aksi dan berbincang di depan gerbang Gedung DPR/MPR di Jalan Gatot Subroto. Sementara Fraksi PDI-P mengirimkan Adian Napitupulu dan Masinton Pasaribu.
Baca Berita Seputar Pemilu 2024
Pahami informasi seputar pemilu 2024 dari berbagai sajian berita seperti video, opini, Survei Litbang Kompas, dan konten lainnya.
Dalam orasinya, Luluk Hamidah mengatakan, PKB bakal mengajak fraksi lainnya untuk menggulirkan hak angket DPR terkait dugaan kecurangan Pemilihan Umum 2024. Secara spesifik, ia akan mengajak partai pengusung partai politik (parpol) pengusung pasangan calon nomor urut 3, Ganjar Pranowo-Mahfud MD, yakni PDI-P dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
Adapun PKB bersama dengan PKS dan Partai Nasdem merupakan parpol pengusung pasangan nomor urut 1, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar. ”Tetap semangat di garis perlawanan. Inilah cara mencintai Indonesia. Inilah cara menghormati dan mencintai nilai-nilai yang kita percayai. Untuk masa depan demokrasi,” kata Luluk.
Tetap semangat di garis perlawanan. Inilah cara mencintai Indonesia. Inilah cara menghormati dan mencintai nilai-nilai yang kita percayai. Untuk masa depan demokrasi.
Nilai etika didasarkan pada kejujuran
Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PKB itu menambahkan, fenomena demokrasi saat ini akan meninggalkan sejarah bagi generasi mendatang. Karena itu, nilai-nilai etika harus didasarkan pada kejujuran dan keadilan.
Ia juga menyinggung soal penyalahgunaan kekuasaan yang tidak boleh terjadi di Indonesia. Apalagi, instrumen dan sumber daya negara digunakan untuk memenangkan salah satu pihak, khususnya yang memiliki irisan keluarga.
Tetap semangat di garis perlawanan. Inilah cara mencintai Indonesia. Inilah cara menghormati dan mencintai nilai-nilai yang kita percayai. Untuk masa depan demokrasi.
Sementara itu, Masinton menyinggung demonstrasi yang dilakukan massa merupakan bagian dari perjuangan politik rakyat. Pada saat bersamaan, upaya hukum akan bergulir lewat perkara perselisihan hasil pemilihan umum di Mahkamah Konstitusi (MK).
”Ini bicara tentang perjuangan masa depan demokrasi Indonesia. Demokrasi kita kembali ke titik nol karena kehendak kekuasaan yang zalim, yang merampas hak rakyat, yang antidemokrasi,” ucapnya.
Di sisi lain, Adian Napitupulu mengajak perwakilan massa demonstrasi masuk dan berdiskusi di dalam Gedung DPR. Ia mengaku tak ingin setengah-setengah dalam memperjuangkan hak angket guna mengusut dugaan kecurangan Pemilu 2024.
Diskusi antara pendemo dan anggota DPR dari PDI-P itu berlanjut di dalam gedung parlemen. Saat di dalam, anggota DPR lainnya, rekan satu partai Adian dan Masinton, turut hadir, yakni Aria Bima. Diskusi berlangsung hampir dua jam.
Ini bicara tentang perjuangan masa depan demokrasi Indonesia. Demokrasi kita kembali ke titik nol karena kehendak kekuasaan yang zalim, yang merampas hak rakyat, yang antidemokrasi.
Demonstrasi hingga malam
Sebagai informasi, massa demonstrasi sedikitnya berasal dari Gerakan Penegak Kedaulatan Rakyat dan Koalisi Nasional Penyelamat Demokrasi. Mereka berunjuk rasa sejak pagi sekitar pukul 10.00 hingga 20.30.
Di Jalan Gatot Subroto, hingga pukul 19.00, ratusan massa masih berkumpul di sekitar Gedung DPR. Kondisi masih terpantau kondusif meski ada bekas ban yang dibakar oleh pengunjuk rasa. Karena demonstrasi melewati batas waktu yang ditentukan, polisi perlahan muncul dan membubarkan massa.
Massa demonstrasi pun perlahan mundur dari depan Gedung DPR/MPR. Namun, dari video yang beredar dan viral pada Selasa malam ini, sejumlah perempuan peserta demo ada yang terluka dan dibawa kendaraan. Mereka terluka akibat kekerasan sejumlah oknum petugas. Sekitar pukul 21.00, massa mulai membubarkan diri dan akses jalan kembali dibuka. Walakin, polisi tak berseragam masih bersiaga di tepi jalan mengawasi lokasi seusai massa dipaksa membubarkan diri.