Setelah 20 Tahun, PKS Kembali Dominasi DKI Jakarta, Geser PDI-P
PKS mengulang sejarah manisnya saat memenangi pemilu legislatif di DKI Jakarta pada 2004, dua dekade lalu.
Oleh
WILLY MEDI CHRISTIAN NABABAN
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Partai Keadilan Sejahtera mendominasi perolehan suara di DKI Jakarta, menggeser posisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan sebagai partai politik peraih suara terbanyak. PKS di Pemilu 2024 ini mengulang kembali pencapaian yang diraihnya 20 tahun lalu.
Hasil rekapitulasi suara tingkat provinsi yang dilakukan Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta akhirnya selesai pada Sabtu (9/3/2024). PKS memperoleh 1.143.912 suara atau 19,04 persen total perolehan suara partai politik untuk pemilu legislatif di DKI Jakarta. Jumlah itu naik dari perolehan suara PKS pada Pemilu 2019 yang sebanyak 1.034.204 suara.
Baca Berita Seputar Pemilu 2024
Pahami informasi seputar pemilu 2024 dari berbagai sajian berita seperti video, opini, Survei Litbang Kompas, dan konten lainnya.
PKS unggul dalam perolehan di tiga wilayah, yakni Jakarta Pusat (115.538 suara), Jakarta Selatan (315.733 suara), dan Jakarta Timur (390.441 suara). Sementara dua wilayah lainnya, Kepulauan Seribu didominasi Partai Golkar (3.872 suara) dan Jakarta Barat dipegang oleh PDI-P (236.826 suara).
Kemenangan PKS di DKI Jakarta pada Pemilu 2024 mirip dengan Pemilu 2004. Dua puluh tahun lalu, PKS juga unggul di tiga wilayah yang sama, yakni Jakarta Pusat, Jakarta Selatan, dan Jakarta Timur. Salah satu calon anggota legislatifnya, Hidayat Nur Wahid, juga mencatat perolehan suara yang signifikan, yakni 205.545 suara.
Jumlah perolehan suara itu setara dengan 17,97 persen total perolehan suara PKS dan lebih banyak dari sembilan partai nasional, termasuk Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang merupakan partai parlemen.
Sementara itu, PDI-P harus puas berada di posisi kedua dengan perolehan 941.794 suara atau 15,68 persen dari keseluruhan suara provinsi. Partai penguasa legislatif DKI Jakarta sejak Pemilu 2014 itu mencatatkan penurunan suara dan kehilangan basis suaranya. Kini, suara PDI-P hanya dominan di Jakarta Barat.
Di posisi ketiga dan seterusnya, ada Partai Golkar dengan perolehan 617.073 suara, diikuti Partai Gerindra (611.171 suara), Partai Solidaritas Indonesia/PSI (556.858 suara), Partai Nasdem (455.680 suara), Partai Amanat Nasional/PAN (434.100 suara), Partai Kebangkitan Bangsa/PKB (392.795 suara), dan Partai Demokrat (351.800 suara).
Ketua Dewan Pimpinan Pusat PKS Mardani Ali Sera berpandangan, kemenangan PKS di Jakarta merupakan proses panjang, lama, dan hasil kerja keras para kader. Sebab, kepengurusan PKS di DKI Jakarta tergolong lengkap mulai struktur hingga kapasitas kader.
”Ini prosesnya bukan hanya lima tahun, tetapi panjang karena kader terus advokasi, mengawal isu-isu yang berkembang di publik. Selain itu, penetrasi media saat kampanye ternyata optimal dan membuahkan hasil positif,” ujar Mardani saat dihubungi, Sabtu.
PKS selalu mengutamakan kualitas pertemuan dalam menjalin hubungan dengan masyarakat. Ini termasuk menghindari strategi yang mewajibkan kader untuk mengunjungi banyak rumah saat berkampanye. Umumnya, kader dibatasi hanya sekitar 30 rumah per minggu, tetapi pertemuannya lama sehingga hubungan yang dibangun erat.
Ini prosesnya bukan hanya lima tahun, tetapi panjang karena kader terus advokasi, mengawal isu-isu yang berkembang di publik. Selain itu, penetrasi media saat kampanye ternyata optimal dan membuahkan hasil positif.
Selain itu, perolehan suara ini bakal menjadi modal awal untuk menyambut pemilihan kepala daerah di DKI Jakarta. Saat ditanya apakah PKS bakal mengirimkan calon untuk pilkada, Mardani menyebut keputusan ada di pimpinan partai. Meskipun begitu, ia mengakui PKS sudah memiliki mesin, tetapi kekurangan tokoh.