Ridwan Kamil, Ahmad Sahroni, dan Gimik Media Sosial Pilgub DKI Jakarta
Sejumlah nama digadang-gadang maju dalam kontestasi Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2024. Siapakah mereka?
JAKARTA, KOMPAS — Mochamad Ridwan Kamil disebut-sebut masuk dalam bursa Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2024. Ia berencana mengumumkan keputusannya secara resmi pada Kamis (29/2/2024).
Kamil merupakan politisi berlatar belakang arsitek. Sebagai arsitek, ia berhasil menembus pekerjaan di pasar mancanegara, antara lain Singapura, Hong Kong, dan Amerika Serikat.
Baca juga: Tokoh: Ridwan Kamil
Popularitasnya meningkat ketika ia terpilih sebagai Wali Kota Bandung, Jawa Barat, pada 2013. Hal ini menandai terjunnya Kamil dalam dunia politik didampingi wakilnya, Oded Muhammad Danial. Pasangan ini didukung Partai Keadilan Sejahtera dan Partai Gerindra. Keduanya berhasil memenangi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kota Bandung dengan jumlah 431.130 suara atau 45,24 persen.
Visinya membangun Kota Bandung menjadi kota cerdas dengan beragam inovasi dan kreativitas. Sejumlah taman kota tematik dibangunnya, begitu pula dengan pembentukan komunitas berbasis lingkungan, yakni Bandung Creative City Forumserta Gerakan Indonesia Berkebun.
Pengalaman-pengalamannya kemudian membawa Kamil masuk dalam bursa Pilkada Jawa Barat 2018. Ia diusung Partai Nasdem, Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), dan Partai Hanura. Bersama dengan Uu Ruzhanul, mereka berhasil mendapatkan kursi gubernur dan wakil gubernur periode 2018-2023, mengalahkan tiga pasangan lainnya. Keduanya mendominasi dengan total 7,2 juta suara setara dengan 32,88 persen.
Pada awal 2023 Kamil dikukuhkan menjadi anggota Partai Golkar setelah sempat digaet pula oleh Partai Nasdem dan Partai Amanat Nasional (PAN). Ia dinilai memiliki kesamaan ideologis dengan partai beringin ini sebagai sosok yang terbuka, selalu berada di tengah, serta menghindari politik identitas.
Di balik alasan-alasan itu, bergabungnya Kamil dengan Partai Golkar diharapkan mampu mendongkrak suara calon pemilih untuk memenangi Pemilihan Umum 2024.
Jabatan ini memperkuat posisi Kamil menggunakan haknya dalam partai, baik untuk dicalonkan maupun mencalonkan diri pada sejumlah jabatan publik. Dengan potensi dan pengalamannya selama ini, bukan tak mungkin Kamil dapat dicalonkan kembali sebagai gubernur, baik Jawa Barat maupun daerah lainnya.
Baca juga: Datangi Bawaslu Jabar, Ridwan Kamil Dicecar 30 Pertanyaan
Kurator Ibu Kota Nusantara (IKN) ini dinilai dekat dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Ia dipercaya Presiden Jokowi mengemban tugas Ketua Tim Kampanye Daerah (TKD) Jabar yang diperkirakan mengantongi banyak suara untuk pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.
Memanfaatkan media sosial
Kamil kerap memanfaatkan media sosial untuk berinteraksi dengan masyarakat secara langsung, terutama anak muda. Medium ini menjadi cara untuk memperkenalkan diri sekaligus memperkuat citra dirinya.
Mantan Gubernur Jabar ini mendekatkan diri pada anak muda dengan membalas pesan-pesan serta berbagai komentar warganet. Kamil selalu menjawab dengan gaya bahasa santai, khas anak muda.
Dengan cara berkomunikasi tak biasa ini, Kamil secara implisit menunjukkan akan maju dalam Pilkada DKI Jakarta 2024 sebagai bakal calon gubernur. Hal ini terlihat setelah viralnya unggahan baliho Kamil yang seolah-olah pamit dari Bandung menuju Jakarta.
Unggahan ini menimbulkan beragam pertanyaan. Namun, Kamil mengajak masyarakat untuk bersabar menanti konfirmasi pada Kamis (29/2/2024). Ia masih mempertimbangkan sejumlah aspek dalam menentukan langkah politik mengikuti Pilkada DKI Jakarta.
Baca juga: Soal Pilkada DKI Jakarta, Ridwan Kamil: Tunggu 29 Februari
Salah seorang dekat Ridwan Kamil saat dikonfirmasi tentang langkah mantan Gubernur Jawa Barat itu di Pilgub DKI hanya menjelaskan, baliho-baliho bergambar Ridwan Kamil tak terkait dengan politik, meski baliho bergambar Ridwan Kamil itu seperti terselip pesan yang bersangkutan hendak menuju ke Jakarta.
Dia juga menjelaskan, langkah politik Ridwan Kamil akan sangat ditentukan oleh keputusan Partai Golkar. Saat ini Ridwan Kamil masih tercatat sebagai Wakil Ketua Umum Partai Golkar.
”Kang Emil fatsun pada keputusan partai. Soal baliho, jika waktunya tepat, beliau akan memberikan keterangan resmi. Tapi, bukan tanggal 29 Februari karena penghitungan suara Pemilu 2024 masih berjalan dan Golkar juga belum memutuskan,” ujar orang dekat Ridwan Kamil ini.
Nama-nama lain
Nama-nama lain pun ikut mencuat, bahkan saling menanggapi melalui media. Salah satunya adalah Bendahara Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Nasdem Ahmad Sahroni yang digadang-gadang maju dalam Pilkada DKI Jakarta 2024.
Wakil Ketua Komisi III DPR ini dikenal karena berhasil mengawali karier politiknya dari nol. Ia lahir di Kebon Bawang, Tanjung Priok, Jakarta Utara. Sebelum terjun ke dunia politik, Sahroni bekerja sebagai sopir di perusahaan pelayaran. Perlahan, tapi pasti, kariernya merangkak naik sebagai direktur.
Selain itu, Sahroni juga memiliki beragam pengalaman organisasi. Ia pernah menjabat Ketua Komite Tetap Hubungan dengan Lembaga Tinggi Negara Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin). Sahroni juga pernah menjabat Wakil Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Perdagangan Barang Distributor, Keagenan dan Industri Indonesia, seperti dikutip dari laman DPR.
Tak lama berselang setelah Kamil merilis unggahannya di media sosial, Sahroni seolah-olah membalas pernyataan Gubernur Jabar itu. Senada, Sahroni mengunggah gambar baliho berbunyi, ”Dari Tanjung Priok untuk Jakarta”.
Meski tak seramai nama-nama politisi partai politik, Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono terdengar diisukan ikut bertarung dalam Pilkada DKI Jakarta 2024. Ia meraih jabatannya sekarang setelah ditunjuk Presiden Jokowi, mengisi kekosongan kursi Gubernur DKI Jakarta pada 2022.
Heru mengawali kariernya dalam struktur pemerintahan sebagai aparatur sipil negara, yaitu Staf Khusus Wali Kota Jakarta Utara, pada 1993. Setelah itu, perjalanan kariernya merangkak naik hingga dipilih menjadi Kepala Sekretariat Presiden pada 2017.
Posisinya makin memperdekatkan hubungannya dengan Presiden Jokowi. Heru kerap menemani Presiden blusukan ke daerah-daerah ataupun kunjungan ke luar negeri.
Baca juga: Siapa Unggul, Ridwan Kamil atau Ahmad Sahroni Saat Cek Ombak Menjelang Pilkada DKI
Gimikmarketing
Interaksi para politisi di media sosial dinilai sebagai teknik pemasaran atau gimik marketing. Alasannya, unggahan-unggahan itu akan menyedot perhatian banyak orang sehingga menjadi perbincangan.
Menurut Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia Yunarto Wijaya, viral menjadi salah satu prasyarat yang tak kalah penting dibandingkan dengan program dan nilai-nilai yang ditawarkan. Sebenarnya fenomena ini bukanlah sesuatu yang baik, tapi sebagai realitas pemasaran politik yang menjadi faktor penentu kemenangan.
”Kita tahu, Ridwan Kamil dan Ahmad Sahroni ini, kan, sangat aktif di media sosial sehingga tak heran jika marketing gimmick jadi salah satu kekuatan mereka. Dari portofolio, mereka masih punya pekerjaan rumah untuk bisa bersaing dengan Anies dan Ahok yang pernah berkiprah langsung di Jakarta,” tuturnya saat dihubungi dari Jakarta, Rabu (28/2/2024).
Teknik pemasaran gimik akan jadi bumbu yang menentukan kemenangan. Jangan sampai car aini melampaui penilaian terhadap substansi sosok, baik dari sisi karakter kepemimpinan maupun program.
”Di era media sosial sekarang, hal itu jadi tantangan tersendiri bisa melakukan pesta demokrasi berdasarkan nilai-nilai yang berguna untuk masyarakat dan daerah tempat mereka. Bukan adu kuat marketing, adu viral yang tak menjamin kualitas pemimpin,” kata Yunarto.
Pengamat politik dari Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran, Kunto Adi, mengatakan, tokoh yang memulai kampanye akan lebih baik. Ia biasanya memiliki kendali cukup besar dalam jalannya kampanye.
Dalam konteks baliho Emil—sapaan Ridwan Kamil—gambar itu bisa menjadi ulasan singkat (teaser) agar diperbicangkan masyarakat, apalagi media sampai membahasnya. Setidaknya kesadaran orang-orang terhadap tokoh jadi muncul. Apalagi, Emil memiliki popularitas sebagai selebritas media sosial yang menjadi modal pentingnya.
Sahroni yang berinteraksi dengan Emil dinilai tak mau kehilangan momentum. Sebab, momentum awal sifatnya kritis.
”Kenapa Sahroni yang menimpali? Karena Kang Emil pakai cara Sahroni dengan memasang billboard. Biasanya yang pasang billboard, kan, Sahroni. Ridwan Kamil biasanya di Instagram,” ujar Kunto.
Meski demikian, proses politik yang panjang tetap harus dilewati. Dalam hal ini, tahap proses mengambil hati dan pikiran pemilih mulai dilakukan. Gimik politik sebenarnya cara berkomunikasi yang perlu dilakukan untuk menarik perhatian masyarakat. Namun, substansinya diharapkan jangan sampai hilang.
Baca juga: Setelah Ridwan Kamil dan Ahmad Sahroni, Muncul Zaki Iskandar dan Riza Patria