Kapolri Mutasi Besar-besaran, Lebih Tampak sebagai Perpindahan ”Gerbong”
Kapolri memutasi 513 perwira tinggi dan menengah. Dari personel yang dirotasi, pengamat melihatnya lebih tampak sebagai mutasi gerbong (”leting”) tertentu, seperti alumni Akpol 91, angkatan Kapolri saat ini.
Oleh
NORBERTUS ARYA DWIANGGA MARTIAR
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kepala Kepolisian Negara RI Jenderal (Pol) Listyo Sigit Prabowo melakukan mutasi 513 perwira tinggi dan menengah dengan berbagai jabatan. Mutasi tersebut dinilai tidak ada kaitannya dengan Pemilu 2024 meski pengamat melihat ada perpindahan ”gerbong” dalam mutasi tersebut.
Mutasi tersebut tertuang dalam surat telegram nomor ST/2750/XII/KEP./2023 pada tanggal 7 Desember 2023. Surat telegram tersebut ditandatangani Asisten Kapolri Bidang Sumber Daya Manusia Inspektur Jenderal Dedi Prasetyo.
Pada mutasi tersebut, ditemukan rotasi pada lima jabatan kepala kepolisian daerah (kapolda), yakni Kapolda Sulawesi Selatan (Sulsel), Kapolda Kalimantan Selatan (Kalsel), Kapolda Nusa Tenggara Timur (NTT), Kapolda Papua Barat, dan Kapolda Kepulauan Riau (Kepri).
”Para pati (perwira tinggi) dan pamen (perwira menengah) Polri tersebut segera melaksanakan tugas yang baru paling lambat 14 hari terhitung mulai tanggal ditetapkannya keputusan mutasi,” demikian dikutip dari surat telegram tersebut.
Pada mutasi tersebut, ditemukan rotasi pada lima jabatan kepala kepolisian daerah (kapolda), yakni Kapolda Sulawesi Selatan (Sulsel), Kapolda Kalimantan Selatan (Kalsel), Kapolda Nusa Tenggara Timur (NTT), Kapolda Papua Barat, dan Kapolda Kepulauan Riau (Kepri). Posisi Kapolda Sulsel akan diisi oleh Irjen Andi Rian Djajadi yang kini menjabat sebagai Kapolda Kalsel. Sementara posisi Kapolda Kalsel akan diisi Irjen Winarto yang sebelumnya ditugaskan di Badan Intelijen Negara (BIN).
Kapolda NTT akan diisi oleh Irjen Daniel Tahi Monang yang saat ini menjabat sebagai Kapolda Papua Barat. Sementara posisi Kapolda Papua Barat akan diisi oleh Brigadir Jenderal (Pol) Johnny Eddizon Isir. Perwira tinggi yang akan menjabat Kapolda Kepri adalah Brigjen (Pol) Yan Fitri Halimansyah, menggantikan Irjen Tabana Bangun.
Jabatan strategis lain yang mengalami pergantian pimpinan adalah Korps Lalu Lintas Polri. Irjen Firman Shantyabudi selaku Kakorlantas akan memasuki masa pensiun dan digantikan Brigjen (Pol) Aan Suhanan yang sebelumnya adalah Direktur Penegakan Hukum Korlantas Polri.
Posisi Kepala Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri yang kini diduduki oleh Irjen Marthinus Hukom juga mengalami pergantian. Marthinus akan digantikan oleh Brigjen (Pol) Sentot Prasetyo yang sebelumnya adalah Wadensus 88 Antiteror Polri. Marthinus menduduki jabatan baru sebagai Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN).
Anggota Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas), Poengky Indarti, berpandangan, mutasi yang dilakukan Kapolri tersebut merupakan mutasi biasa karena ada personel yang akan pensiun atau ada yang akan menjalani pendidikan. Di sisi lain, terdapat personel yang sudah cukup lama menduduki satu jabatan sehingga perlu dirotasi untuk penyegaran, baik berpindah penugasan maupun berpindah daerah tugas.
”Kami melihat tidak ada kaitannya dengan pemilu. Semata-mata kami melihat sesuai dengan profesionalitas,” kata Poengky.
Menurut Poengky, hal itu bisa dilihat dari mutasi terhadap Irjen Yan Fitri Halimansyah yang diberi tugas sebagai Kapolda Kepri dan Irjen Johnny Eddizon Isir. Poengky menilai, keduanya merupakan putra daerah yang dihormati masyarakat di sana.
Di sisi lain, terdapat Irjen Monang Silitonga yang sudah menjabat sebagai Kapolda Papua Barat selama hampir dua tahun sehingga sudah saatnya dirotasi. Sementara Kapolda Kepri Irjen Tabana Bangun akan pensiun pada Januari 2024.
Poengky pun mengapresiasi adanya polwan yang ”pecah bintang” atau naik pangkat menjadi brigjen (pol), yakni Komisaris Besar Nurul Azizah. ”Kami sangat mengapresiasi bertambahnya polwan yang berpangkat perwira tinggi dan berharap akan lebih banyak lagi polwan meraih posisi strategis dan pangkat tinggi,” ujarnya.
Ungkapan senada juga disampaikan pengamat kepolisian dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Bambang Rukminto. Menurut Bambang, mutasi yang dilakukan Kapolri tersebut merupakan hal yang wajar dalam sebuah organisasi. Sebab, tanpa mutasi atau pergantian personel, organisasi tidak akan bisa bergerak maju. Namun, dapat dipahami pula jika publik kemudian mengaitkan mutasi itu dengan Pemilu 2024, khususnya persiapan pengamanan pemilu.
Bambang mengatakan, yang lebih mendasar adalah penempatan personel tersebut seharusnya sesuai dengan kompetensi yang bersangkutan. Hal itu mencakup rekam jejak karier ataupun prestasi yang bersangkutan, kemudian disesuaikan dengan kebutuhan organisasi.
”Apakah rotasi dan promosi tersebut untuk memenuhi kebutuhan organisasi atau karena kebutuhan untuk memenuhi kepentingan di luar organisasi, misalnya pesanan politik? Tentu perlu dibuktikan terlebih dahulu,” kata Bambang.
Menurut Bambang, dari mutasi besar-besaran tersebut, tampak adanya gerbong atau ’leting’ tertentu yang dimutasi, misalnya alumni Akademi Kepolisian angkatan ’91 yang merupakan angkatan dari Kapolri saat ini.
Menurut Bambang, dari mutasi besar-besaran tersebut, tampak adanya gerbong atau ”leting” tertentu yang dimutasi, misalnya alumni Akademi Kepolisian angkatan ’91 yang merupakan angkatan dari Kapolri saat ini. Selain itu, dia juga mencermati adanya perpindahan gerbong personel Densus 88 Antiteror Polri.
Ia menambahkan, perpindahan gerbong Densus 88 tersebut menarik dicermati karena berbarengan dengan promosi Kepala Densus 88 Antiteror Polri Irjen Marthinus menjadi Kepala BNN. Sebab, terdapat personel yang sebelumnya bertugas di Densus 88 Antiteror Polri juga turut ditarik ke BNN.
”Jadi, ke depan, bisa jadi strategi pemberantasan narkotika juga akan lebih pada penindakan daripada pencegahan,” ujar Bambang.
Bambang berharap mutasi di lembaga Polri ke depan dapat selalu berlandaskan profesionalisme dan kebutuhan organisasi, bukan semata memindahkan gerbong. Sebab, promosi berdasarkan kedekatan primordial, kelompok, atau gerbong semacam itu hanya akan mematikan potensi, kompetisi, serta karier yang sehat yang dapat menghasilkan prestasi secara maksimal.