Poin penting dalam penandatanganan nota kesepahaman Kementan-TNI ini di antaranya pendampingan pelaksanaan program pertanian, kapasitas SDM, hingga optimalisasi lahan TNI untuk pertanian.
Oleh
HIDAYAT SALAM
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – TNI secara aktif kembali melibatkan bintara pembina desa atau babinsa di bidang pertanian setelah ditandatanganinya nota kesepahaman antara Panglima TNI Agus Subiyanto dengan Menteri Pertanian Amran Sulaiman pada Senin (4/12/2023). Kerja sama itu terkait upaya mencapai swasembada pangan dalam waktu tiga tahun ke depan.
Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto menyebutkan, poin penting dalam penandatanganan nota kesepahaman (MOU) ini, di antaranya pendampingan pelaksanaan program pembangunan pertanian, peningkatan produksi dan produktivitas komoditas pertanian, serta kapasitas SDM dan optimalisasi lahan TNI untuk pertanian.
”Kita juga akan bekali babinsa tentang pertanian agar bisa membantu PPL (penyuluh pertanian lapangan) untuk mengembangkan lahan. Kita tahu daerah memiliki tipologi lahan yang berbeda, misalnya daerah pegunungan kekurangan air sehingga TNI mendorongnya untuk dibuatkan irigasi dengan berkoordinasi juga dengan Kementerian PUPR,” kata Agus seusai acara penandatanganan nota kesepakatan (MoU) di Jakarta, Senin (4/12/2023).
Kita juga akan bekali babinsa tentang pertanian agar bisa membantu PPL (penyuluh pertanian lapangan) untuk mengembangkan lahan.
Oleh karena itu, kerja sama tersebut juga memberikan kesempatan kepada babinsa untuk mendapatkan penyuluhan tentang pertanian seperti cara mengelola lahan. Puluhan ribu personel babinsa akan dilibatkan dalam kerja sama tersebut. ”Kerja sama ini akan terus dibahas. Karena tujuannya kan untuk menyejahterakan masyarakat yang sesuai dengan visi dan misi sebagai Panglima TNI,” ujar Agus.
Pada kesempatan yang sama, Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengatakan, Kementan dan TNI telah sepakat untuk bekerja sama meningkatkan produksi dan produktivitas pertanian Indonesia yang tengah terpuruk akibat adanya El Nino yang masuk pada kategori musim kemarau ekstrem. Kesepakatan ini merupakan lanjutan dari kesepakatan Kementerian Pertanian dan TNI yang pernah dilakukan sebelumnya.
Kerja sama ini akan terus dibahas. Karena tujuannya kan untuk menyejahterakan masyarakat yang sesuai dengan visi dan misi sebagai Panglima TNI.
Amran sebelumnya pernah menduduki jabatan yang sama dalam Kabinet Kerja Jokowi periode 2014-2019. Pada periode tersebut, Amran menandatangani MoU dengan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) saat itu, Jenderal TNI Gatot Nurmantyo pada Januari 2015. Dalam kerja sama itu, TNI melibatkan babinsa untuk memberi penyuluhan kepada petani, membantu pembangunan saluran irigasi, pengawasan pendistribusian pupuk, pembuatan sawah baru (cetak sawah), hingga membantu penjualan hasil tani agar tak dibeli dengan harga di bawah standar.
Anggota babinsa Koramil Genuk dari Kodim 0733 BS Kota Semarang beserta Dinas Pertanian Kota Semarang dan kelompok petani memanen padi di Kelurahan Banjardowo, Kota Semarang, Jawa Tengah, tahun 2015 lalu. Dalam kesempatan itu anggota TNI dilibatkan dalam melakukan pendampingan dan penyuluhan untuk kelompok tani sebagai upaya membantu mewujudkan swasembada pangan.
”Di era Pak Jokowi, kita tiga kali swasembada. Ini semua berkat campur tangan TNI. Kita swasembada di 2017, 2019, 2020,” ujar Amran.
Keberhasilan itu tidak bisa dipisahkan dari keterlibatan para prajurit babinsa dalam menambal kekurangan penyuluh di lapangan. Saat ini, Kementan hanya memiliki sekitar 40.000 orang PPL. ”Dalam kerja sama ini, TNI bersedia untuk melibatkan puluhan ribu personel babinsa-nya agar bisa memenuhi kebutuhan kami sekitar 74.000 orang PPL,” ujar Amran.
Amran menegaskan, keterlibatan babinsa bukan mengambil alih tugas dari tim penyuluh pertanian. Sebab, keterlibatan babinsa dalam ketahanan pangan ini bukan saat ini saja.
Insya Allah ke depannya bersama TNI kami bisa kerjakan lahan rawa ini termasuk food estate di Kalimantan. Kami yakin bisa selesaikan food estate ini dalam waktu dekat. Juga membangunkan dan mengoptimasi lahan rawa dengan dukungan TNI.
”Itu karena PPL kita hanya 40.000 orang dan tidak boleh lebih atau ditambah. Dapat dipastikan babinsa bukan penyuluh pertanian, tapi lebih menjadi pengisi kekosongan penyuluh pertanian yang memang jumlahnya masih sangat kurang secara nasional,” katanya.
Karena itu, Amran optimistis dengan adanya kerja sama antara TNI dan Kementan ini swasembada pangan Indonesia bisa segera tercapai. Kerja sama dengan TNI tidak hanya peningkatan produksi pada lahan baku sawah 7,4 juta hektar, tapi juga mengoptimalkan lahan tidur, utamanya lahan rawa mineral yang potensinya untuk dijadikan lahan pertanian seluas 10 juta hektar.
”Insya Allah ke depannya bersama TNI kami bisa kerjakan lahan rawa ini termasuk food estate di Kalimantan. Kami yakin bisa selesaikan food estate ini dalam waktu dekat. Juga membangunkan dan mengoptimasi lahan rawa dengan dukungan TNI," kata Amran.