Tiga Pasangan Bakal Capres-Cawapres Diajak Berdialog di Kampus Muhammadiyah
Diharapkan masyarakat dapat lebih bijak memilih sosok capres-cawapres ke depan. Dengan mengerti program-program yang disampaikan para pasangan calon, diharapkan masyarakat bisa menentukan pilihan terbaik.
Oleh
HIDAYAT SALAM
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pimpinan Pusat Muhammadiyah mengundang ketiga pasangan bakal calon presiden dan calon wakil presiden untuk menghadiri dialog publik dan memaparkan visi-misi serta program yang akan dilaksanakan jika terpilih nanti. Dialog publik ini sebagai bentuk pendidikan politik terhadap masyarakat dan supaya masyarakat dapat lebih bijak memilih sosok capres-cawapres ke depan.
Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Abdul Mu’ti mengatakan, pelaksanaan dialog publik itu nantinya akan dilakukan terpisah di tiga kampus Muhammadiyah. Dalam dialog publik tersebut, tiga pasangan calon tersebut akan diuji terkait program yang dijanjikan dalam visi-misi yang diserahkan pada saat pendaftaran ke Komisi Pemilihan Umum.
”Ini bagian dari voters education, sebagai pendidikan politik, dan bagian dari upaya kita juga untuk membangun kedewasaan masyarakat di dalam berpolitik,” ujar Mu’ti di Jakarta, Kamis (9/11/2023).
Ia berharap masyarakat dapat lebih bijak memilih sosok capres-cawapres ke depan. Dengan mengerti program-program yang disampaikan para pasangan calon, masyarakat bisa menentukan pilihan sehingga tidak hanya pada figurnya, tetapi juga apa yang ditawarkan.
Dialog publik bakal capres-cawapres akan diikuti pimpinan, warga, dan simpatisan Muhammadiyah serta masyarakat luas. Kegiatan itu diselenggarakan selama tiga hari, yakni pada Selasa, 21 November 2023, di Universitas Muhammadiyah Malang untuk pasangan calon Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Kemudian, Rabu, 22 November 2023, di Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk pasangan calon Anies Rasyid Baswedan-Muhaimin Iskandar, serta Kamis, 23 November 2023, di Universitas Muhammadiyah Jakarta untuk pasangan calon Ganjar Pranowo-Mahfud MD. ”Dari dialog publik ini, Muhammadiyah menitipkan aspirasi kepada semua capres-cawapres. Semoga acara berjalan aman, tertib, dan lancar,” kata Mu’ti.
Pada Kamis (9/11/2023) siang, Mu’ti bersama Ketua Bidang Pendidikan Kebudayaan dan Olahraga PP Muhammadiyah Irwan Akib mengantarkan surat undangan resmi kepada Tim Pemenangan Nasional Ganjar-Mahfud di Jakarta Pusat. Surat undangan itu diterima oleh Wakil Ketua Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Muhammad Zainul Majdi atau Tuan Guru Bajang.
”Jadi, kami hari ini mengantarkan tiga surat pada tiga pasangan capres-cawapres. Sebelumnya, saya ke tim Pak Prabowo, lalu saya akan ke timnya Pak Anies. Kami serahkan (undangannya) di hari yang sama supaya fair juga,” tuturnya.
Tuan Guru Bajang mengatakan, Ganjar-Mahfud siap menghadiri dialog publik yang diselenggarakan oleh Muhammadiyah. Muhammadiyah adalah organisasi masyarakat, yang artinya suara Muhammadiyah merupakan suara rakyat Indonesia.
”Kami siap untuk menghadirkan Ganjar-Mahfud sebagai bagian dari literasi rakyat terhadap calon pemimpin bangsa. Sebab, kepemimpinan bisa dilihat dari dua sisi, yakni rekam jejak dan visi-misi,” katanya.
Menurut dia, Ganjar Pranowo selama bekerja untuk publik 10 tahun punya rekam jejak sangat kuat dan bisa diverifikasi. Pengalaman Mahfud MD di eksekutif, legislatif, dan yudikatif juga tidak diragukan lagi. ”Pasangan calon Ganjar-Mahfud sangat sesuai dengan tantangan bangsa Indonesia ke depan. Juga sesuai dengan visi-misi yang diusung,” katanya.
Menerbitkan aturan
Menurut Mu’ti, PP Muhammadiyah telah menerbitkan aturan internal bagi semua pengurus yang terlibat politik praktis baik sebagai calon anggota legislatif maupun tim kampanye. Jika ada pengurus yang bergabung dengan tim pemenangan pasangan calon tertentu, sosok tersebut harus menonaktifkan status kepengurusannya.
”Nanti setelah semua perhelatan selesai, kalau tidak terpilih jelas balik lagi. Tapi, yang terpilih ya kita enggak tahu, tapi balik lagi itu boleh,” ujarnya.
PP Muhammadiyah juga tak mempermasalahkan dukungan mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin kepada pasangan Anies-Muhaimin beberapa waktu lalu. Menurut dia, hal itu merupakan hak politik dari Din Syamsuddin.
Pihaknya, lanjut Mu’ti, juga tak melarang pengurus dan anggota untuk mendukung pasangan calon tertentu. PP Muhammadiyah telah memberikan kebebasan dalam Pilpres 2024.
”Mereka memiliki afiliasi dan pilihan politik sesuai dengan hati nuraninya, tetapi mereka juga harus mematuhi apa yang menjadi ketentuan di Muhammadiyah,” katanya.