Projo Nyatakan Dukung Prabowo, Pengamat: Sejauh Mana Soliditasnya?
Kelompok sukarelawan pendukung Jokowi di Pilpres 2014 dan 2019, Projo, menilai, figur Prabowo Subianto sesuai dengan kriteria pemimpin yang diinginkan oleh Jokowi.
JAKARTA, KOMPAS — Seusai menggelar Rapat Kerja Nasional VI, Sabtu (14/10/2023) siang, Projo, salah satu simpul terbesar kelompok sukarelawan pendukung Joko Widodo di Pemilihan Presiden 2014 dan 2019, resmi mendeklarasikan dukungan terhadap bakal calon presiden Prabowo Subianto.
Presiden Joko Widodo yang hadir dalam rapat kerja itu sebenarnya tak secara gamblang menyebut arah dukungan ke bakal calon presiden tertentu di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Namun, dari kriteria-kriteria yang disampaikan Presiden Jokowi, Projo menyimpulkan sosok itu adalah Prabowo.
Baca Berita Seputar Pemilu 2024
Rakernas Ke-6 Projo yang digelar di Indonesia Arena, Gelora Bung Karno, Jakarta, itu dihadiri sejumlah ketua umum partai politik yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Maju.
Di antaranya Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, Ketua Umum Partai Amanat Nasional Zulkifli Hasan, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono, Ketua Umum Partai Bulan Bintang Yusril Ihza Mahendra, dan Ketua Umum Partai Gelora Anis Matta. Selain itu, tampak pula perwakilan dari Partai Gerindra, yakni Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Hasyim Djojohadikusumo dan Ketua Harian DPP Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad.
Baca juga: Musim Semi Sukarelawan Politik
Adapun Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto yang juga bakal capres dari Koalisi Indonesia Maju tak terlihat. Terkait ketidakhadirannya ini, Presiden Jokowi sempat menyinggungnya saat membuka pidatonya di Rakernas Projo.
Selain para petinggi parpol dalam Koalisi Indonesia Maju, putra sulung Jokowi yang juga Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka juga sempat terlihat dalam acara tersebut. Namun, ia meninggalkan lokasi sebelum Jokowi tiba.
Setelah Rakernas Projo dibuka Presiden, rombongan dari Projo langsung bergerak ke rumah Prabowo di Jakarta. Di sana, Projo mendeklarasikan dukungannya kepada Prabowo. Padahal, semula, deklarasi dukungan akan disampaikan saat rakernas.
Ketua Umum Projo Budi Arie Setiadi menuturkan, saat membuka Rakernas VI Projo, Jokowi hanya menyampaikan kriteria-kriteria calon pemimpin ke depan yang dibutuhkan Indonesia. Namun, Projo menyimpulkan bahwa calon yang dimaksud itu adalah Prabowo. Prabowo dinilai figur yang berani, punya nyali, dan konsisten memajukan Indonesia serta menyejahterakan rakyat.
Prabowo juga dinilai sebagai sosok yang pantang menyerah dan patriot sejati. Oleh karena itu, mereka sepakat mendukung Prabowo untuk Pemilu 2024.
”Mulai hari ini, kami akan sama-sama berjuang untuk memenangkan Pak Prabowo Subianto sebagai Presiden RI 2024. Karena bangsa Indonesia ini milik semua golongan, kami harus respect terhadap siapa pun dengan penuh rasa hormat,” ujar Budi.
Dalam pidatonya saat Rakernas Projo, Jokowi dua kali menanyakan kepada sukarelawan Projo mengenai siapa bakal calon presiden di Pilpres 2024 yang perlu didukung Jokowi dan Projo. Namun, sampai akhir pidato dia tetap tidak menyebut siapa yang akan didukung itu.
”Sabar dulu. Nanti akan tiba waktunya. Jangan mendesak-desak hari ini saya ngomong siapa. Karena orangnya juga enggak ada di sini,” kata Jokowi.
Baca juga: Ganjar, Prabowo, dan Intensi Presiden Jokowi untuk Jadi ”King Maker”
Jokowi juga menekankan kepada relawan untuk tidak terburu-buru. Menurut dia, jika sudah waktunya, pasti semuanya akan tahu. Ia ingin politik 2024 dianggap sebagai sesuatu yang mudah, ia tak mau hal itu justru dibuat sulit. Sebab, pada akhirnya penentu kemenangan adalah rakyat. Pemegang kedaulatan tertinggi juga ada di tangan rakyat.
”Jadi, baik-baiklah kepada rakyat karena suara rakyat akan menjadi kunci kemenangan,” katanya.
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu juga mengingatkan tentang tantangan berat yang akan dihadapi ke depan. Ini terutama karena ancaman perubahan iklim, krisis pangan, dan ekses dari perang di berbagai negara.
Dengan situasi itu, menurut dia, diperlukan pemimpin yang punya nyali. Pemimpin yang saat diancam atau ditekan oleh negara lain tak mudah mundur. Ia juga menyebut rakyat butuh pemimpin yang tidak banyak bicara, tetapi banyak bekerja.
”Rakyat harus hati-hati memilih pemimpin yang akan menghadapi semua tantangan yang saya sampaikan tadi,” tegas Jokowi.
Sementara itu, menanggapi dukungan dari Projo, Prabowo Subianto menilai dukungan sebagai sebuah kehormatan besar. ”Saya menerima dukungan ini dan saya mengajak kita sekalian semuanya di sini untuk sama-sama turun ke rakyat,” kata Prabowo.
Ia juga mengatakan bahwa landasan kuat yang dibangun oleh pemerintahan Presiden Jokowi harus dilanjutkan. Ia menyinggung soal situasi 10 tahun lalu di mana ia adalah rival politik Jokowi.
Mereka bersaing dengan keras untuk mendapatkan kepercayaan rakyat. Saat Prabowo kalah, ia pun dirangkul untuk masuk ke kabinet sebagai Menteri Pertahanan. Hal itu disebut sebagai wujud rekonsiliasi besar untuk bangsa.
”Setelah saya masuk kabinet, saya jadi saksi dari dekat bahwa Pak Jokowi selalu berpihak kepada rakyat Indonesia. Selalu berpihak dan membela rakyat kecil dan selalu berani membela kepentingan nasional walaupun ditekan oleh banyak negara lain,” kata Prabowo.
Baca juga: Bentuk Rumah Aspirasi Relawan, Ganjar: Ikhtiar Satukan Parpol dan Sukarelawan
Peneliti Politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Aisah Putri Budiatri, berpandangan, deklarasi Projo memperkuat sinyal dukungan Jokowi kepada Prabowo.
Meskipun demikian, sepanjang Jokowi belum terang-terangan menyampaikannya, belum bisa disimpulkan bahwa Jokowi memberikan dukungan bulat terhadap sosok tertentu.
”Deklarasi Projo sebagai salah satu relawan pendukung Jokowi yang paling awal dan paling besar tentu mampu menarik loyalis Jokowi untuk turut memilih kandidat pilihannya. Peran ini bisa signifikan mengingat loyalis dan pemilih yang simpatik dengan kinerja Jokowi masih cukup signifikan dan bisa menjadi kelompok penentu suara,” kata Aisah.
Ia juga berpandangan, Projo bisa berperan sebagai alat penggerak strategi politik untuk memenangkan Prabowo, di luar parpol. Projo bisa menjadi alat pemenangan strategis karena memiliki keunggulan dibandingkan dengan kelompok relawan baru karena strukturnya sudah terbangun. Beberapa tokohnya pun memiliki posisi-posisi strategis dalam politik, dan nama Projo dikenal luas oleh publik.
”Meski demikian, yang menjadi pertanyaan lebih lanjut adalah sejauh mana Projo bisa solid berstrategi dan bergerak untuk pemenangan politik. Apalagi, misalnya, belakangan diketahui ada tanda-tanda perpecahan di internal Projo,” imbuhnya.
Akhir September lalu, ada pula kelompok sukarelawan Jokowi yang menamakan dirinya juga Projo, mendeklarasikan dukungan terhadap bakal calon presiden dari PDI-P, Ganjar Pranowo. Deklarasi itu dibacakan oleh Ketua Dewan Penasehat Relawan Projo, Machan.
Terkait dengan tidak hadirnya bakal capres lain dalam acara deklarasi tersebut, yaitu Ganjar Pranowo yang diusung oleh PDI-P, Budi Arie menyebut Ganjar memang tidak diundang dalam acara tersebut. Adapun terkait kehadiran Gibran, dia menyebut putra Jokowi itu adalah anggota kehormatan Projo sehingga wajar jika hadir dalam acara rakernas.