Isu Dua Poros Koalisi Bergulir, Anies-Muhaimin Tetap Fokus Siapkan Pemenangan
Pasangan Anies-Muhaimin memilih fokus mengonsolidasikan kekuatan dukungan ketimbang terlibat menanggapi isu pilpres diikuti oleh dua poros koalisi.
Oleh
WILLY MEDI CHRISTIAN NABABAN
·4 menit baca
KOMPAS/WILLY MEDI CHRISTIAN NABABAN
Bakal calon presiden dari Koalisi Perubahan, Anies Baswedan (tengah), bersama bakal calon wakil presiden, Muhaimin Iskandar, seusai rapat mengenai Badan Pekerja Anies-Muhaimin (Baja Amin) di Markas Koalisi Perubahan, Jakarta, Jumat (22/9/2023).
JAKARTA, KOMPAS — Wacana Pemilihan Presiden 2024 hanya akan diikuti dua poros koalisi tidak menyurutkan langkah pasangan Anies Rasyid Baswedan-Muhaimin Iskandar untuk mempersiapkan strategi pemenangan. Pasangan kandidat dari Koalisi Perubahan itu tetap fokus mengonsolidasikan kekuatan dan membentuk tim pemenangan yang diberi nama Badan Pekerja Anies-Muhaimin atau Baja Amin.
”Kami konsentrasi pada koalisi, kami sudah solid dan siap menyongsong pemilu serta pilpres. Jadi, nanti apakah ada berapa pasang dan lain-lain itu non-isu. Isunya bagi kami adalah kami siap mengantisipasi,” ujar Anies saat ditanya mengenai bergulirnya wacana dua poros koalisi, seusai pertemuan dengan Muhaimin serta sejumlah perwakilan partai politik anggota Koalisi Perubahan di Sekretariat Koalisi Perubahan, Jakarta, Jumat (22/9/2023).
Satu pekan terakhir, isu mengenai adanya skenario pilpres diikuti oleh dua pasangan calon presiden-calon wakil presiden (capres-cawapres) kembali mengemuka. Isu itu muncul lantaran adanya informasi bahwa bakal capres dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Ganjar Pranowo akan diduetkan dengan Prabowo Subianto, bakal capres dari Koalisi Indonesia Maju (KIM). Isu duet Ganjar dan Prabowo itu juga dikuatkan dengan kenyataan bahwa hingga satu bulan jelang pendaftaran capres-cawapres, keduanya sama-sama belum memiliki calon pendamping. Dari tiga poros koalisi yang ada saat ini, baru Koalisi Perubahan yang menetapkan pasangan capres-cawapres, yakni Anies-Muhaimin.
Kami konsentrasi pada koalisi, kami sudah solid dan siap menyongsong pemilu serta pilpres. Jadi, nanti apakah ada berapa pasang dan lain-lain itu non-isu. Isunya bagi kami adalah kami siap mengantisipasi.
Anies menegaskan, jumlah pasangan capres-cawapres tidak menjadi atensi Koalisi Perubahan. Saat ini, Koalisi Perubahan memilih fokus untuk memperkuat soliditas serta mempersiapkan strategi pemenangan Pilpres 2024. Anies, Muhaimin, dan perwakilan Partai Nasdem, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) semakin intens menggelar pertemuan.
Jumat pagi ini, misalnya, mereka bertemu di Sekretariat Koalisi Perubahan untuk membahas taktik pemenangan. Dalam pertemuan itu disepakati pembentukan Badan Pekerja Anies-Muhaimin.
Baja Amin, kata Anies, merupakan badan yang menyinkronisasi dan mengonsolidasi semua unsur dalam koalisi. Baja Amin beranggotakan 15 orang yang terdiri dari tiga orang utusan Anies, tiga orang utusan Muhaimin, serta perwakilan parpol koalisi masing-masing sebanyak tiga orang.
Anggota lengkap Tim Delapan, Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh, dan bakal calon presiden dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan foto bersama saat pertemuan di Grand Hyatt, Jakarta, Kamis (24/8/2023).
”Baja Amin menggantikan peran yang kemarin dikerjakan oleh Tim Delapan. Komunikasi teman-teman (wartawan) juga melalui Baja Amin karena mereka semua nanti yang akan mewakili masing-masing pihak, tiga partai, capres-cawapres di dalam berkomunikasi internal ataupun eksternal,” tutur Anies.
Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Nasdem Willy Aditya menjelaskan, Baja Amin berbeda fungsinya dengan Tim Nasional (Timnas) Pemenangan Amin meski sama-sama dibentuk oleh Koalisi Perubahan. Baja Amin bertugas untuk menyiapkan segala kebutuhan dari awal hingga akhir, termasuk menggagas anggota tim pemenangan.
”Gugus tugasnya (Baja Amin) adalah menyiapkan pendaftaran, pemenangan, visi-misi, program, hingga komunikasi publik. Sementara Timnas Pemenangan Amin itu akan didaftarkan ke Komisi Pemilihan Umum (KPU),” ucap Willy.
Hingga kini, nama-nama anggota tim pemenangan belum juga diumumkan. Namun, kata Willy, tidak menutup kemungkinan anggota Baja Amin juga bertugas di Timnas Pemenangan Amin. Ini karena tim pemenangan bersifat lebih terbuka dan bisa diisi oleh unsur partai dan luar partai, seperti relawan hingga ataupun profesional.
Selain Willy, Nasdem mengutus Ketua DPP Partai Nasdem, Suyoto dan Dossy Iskandar Prasetyo, menjadi anggota Baja Amin. Adapun PKS mengutus Ketua DPP PKS Al Muzzammil Yusuf, Wakil Sekretaris Jenderal Rozaq Asyhari, dan Setia Budi Wibowo. Sementara itu, PKB mengutus Wakil Sekretaris Jenderal PKB Syaiful Huda serta Ketua DPP PKB Lukmanul Khakim dan Nihayatul Wafiroh.
Gagasan
Dalam kesempatan itu, Anies menjelaskan bahwa susunan tim pemenangan, program, gagasan, visi-misi, dan hal spesifik lainnya akan diumumkan pada waktu yang tepat. Ia tak ingin terburu-buru menentukan dan menetapkan mengingat tenggat waktu pendaftaran capres-cawapres yang masih tersisa satu bulan.
Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting Pangi Syarwi Chaniago mengatakan, gagasan perubahan yang diusung koalisi Anies-Muhaimin relatif bijak. Sebab, gagasan perubahan yang ditawarkan tidak sepenuhnya merusak kebijakan sebelumnya.
Bakal calon presiden Anies Baswedan dan bakal calon wakil presiden Muhaimin Iskandar bersama-sama menuju tempat konferensi pers setelah pertemuan silaturahmi antarfungsionaris Koalisi Perubahan di kantor DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Jakarta, Selasa (12/9/2023).
”Pendekatan ini bisa menjadi jawaban bagi pemilih yang menginginkan perubahan yang terencana dan tidak serampangan. Juga, fokus pada keberlanjutan dan inovasi tampaknya menjadi pilihan politik yang realistis,” papar Pangi Syarwi.
Dengan demikian, sosok Anies-Muhaimin bisa mencerminkan keberpihakan terhadap keinginan dan aspirasi pemilih yang beragam. Apalagi, survei terbaru dari Voxpol Center mencatat, sebanyak 40,8 persen responden ingin memilih bakal capres yang akan melanjutkan dan memperbaiki program pemerintah saat ini.
Sementara itu, 27,8 persen responden hanya menginginkan perubahan besar dalam program pemerintah, sedangkan 19,2 persen cenderung mendukung bakal capres yang melanjutkan program pemerintah. Adapun survei dilaksanakan pada 24 Juli-2 Agustus 2023 dengan margin of error +/- 2,83 persen. Selain itu, survei melibatkan 1.200 responden dari 34 provinsi.