Ketika Wapres Amin Menafsir Miniatur Rumah Ibadah di Jamuan Makan di China
Saat melawat ke China, Wapres Amin melihat miniatur rumah ibadah di meja jamuan makan jelang CAEXPO 2023 di Nanning. Saat ke Shanghai, dia pun shalat di Masjid Pudong. Bagaimana Wapres memaknai pernik pengalaman ini?
Oleh
CYPRIANUS ANTO SAPTOWALYONO
·4 menit baca
Sebuah masjid dengan minaret atau menara setinggi 36 meter menjulang berdiri di tepi jalan raya Dongshang, Distrik Pudong, Shanghai, China. Ke Masjid Pudong inilah Wakil Presiden Ma’ruf Amin menunaikan shalat di tengah kunjungan kerjanya ke Shanghai.
Shalat Dzuhur jamak Ashar di Masjid Pudong Shanghai ini dilakukan Wapres Amin seusai bertemu sejumlah pengusaha di Kantor Perwakilan Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia di Shanghai, Senin (18/9/2023).
Saat mengawali keterangan pers seusai shalat di masjid tersebut, Wapres Amin menuturkan bahwa dirinya melihat di China sudah mulai diberikan kebebasan untuk memeluk agama.
Bisa berkembang
Wapres Amin
pun menceritakan ketika dirinya bersama para pemimpin negara ASEAN dijamu santap malam oleh Perdana Menteri Chinak Li Qiang pada Sabtu (16/9/2023). Meja makan tempat lokasi Welcome Banquet alias pesta andrawina jelang China ASEAN Expo (CAEXPO) 2023 itu diperindah miniatur tempat ibadah.
”Di tempat pertemuan makan malam itu ada (miniatur) pagoda, gereja, masjid. Artinya, mereka menunjukkan di sini agama, bahkan agama Islam, bisa berkembang,” kata Wapres Amin.
Di tempat pertemuan makan malam itu ada (miniatur) pagoda, gereja, masjid. Artinya, mereka menunjukkan di sini agama, bahkan agama Islam, bisa berkembang.
Tak hanya itu, Wapres Amin pun menuturkan bahwa dirinya juga diundang ke Xinjiang.
Sebelum andrawina, saat menyambut Wapres Amin pada pertemuan bilateral Sabtu petang, Perdana Menteri China Li Qiang pun menyampaikan apresiasinya.
”Pak Wapres selama ini berupaya untuk mendorong persahabatan dan kerja sama China-Indonesia, berkontribusi besar dalam people to people contacts kedua negara, khususnya di bidang keagamaan,” kata PM Li saat itu.
Pak Wapres selama ini berupaya untuk mendorong persahabatan dan kerja sama China-Indonesia, berkontribusi besar dalam people to people contacts kedua negara, khususnya di bidang keagamaan.
Kembali ke Masjid Pudong, Wapres Amin pun mencermati lokasi rumah ibadah tersebut. ”Saya melihat masjid ini bagus, bersih, dan berada di pinggir jalan besar, bukan di pojokan,” ujarnya.
Wapres Amin pun mengharapkan terus terbukanya kesempatan masyarakat Muslim di China dalam menjalankan agamanya.
”Menurut laporan, kalau shalat Jumat, (Masjid Pudong) ini penuh karena (warga Muslim) yang agak jauh shalat di sini,” kata Wapres Amin.
Menurut laporan, kalau shalat Jumat, (Masjid Pudong) ini penuh karena (warga Muslim) yang agak jauh shalat di sini.
Wapres Amin mendengar bahwa di Masjid Pudong tersebut belum ada pendidikan keagamaan untuk anak-anak. ”(Ternyata) Belum. Mereka (anak-anak) diajar orangtuanya. Saya pesankan agar ada pengajian anak-anak,” katanya.
Sebagai informasi, Masjid Shanghai Pudong dibangun tahun 1935 dan diperluas pada 1984. Masjid ini menawarkan akses mudah bagi umat Islam di Shanghai dan sekitarnya yang ingin melaksanakan shalat berjemaah.
Masjid ini memiliki ruang shalat, ruang imam, dan aula khotbah yang besar. Area keseluruhan masjid mencapai 1.650 meter persegi.
Islam moderat
Menurut Staf Khusus Wakil Presiden Bidang Komunikasi dan Informasi Masduki Baidlowi, Minggu (17/9/2023), PM Li sebenarnya juga meminta Wapres Amin berkunjung ke komunitas Islam di China.
”Cuma, kan, memang kita punya pertimbangan bahwa kalau Wapres berkunjung ke komunitas Muslim di China, terutama ke Xinjiang, selama ini sudah dianggap cukup, yang berkunjung itu Pak Dubes (RI di China),” ujar Masduki.
Selama ini hubungan antara masyarakat Islam di China dan Indonesia juga dinilai sudah cukup baik. ”Bahkan, sesungguhnya surplus, kunjungan masyarakat Islam dari Indonesia ke China lebih banyak. Karena itu, ke depannya, bagaimana agar ada kunjungan dari masyarakat Islam dari China ke Indonesia untuk belajar tentang Islam moderat,” ujar Masduki.
Islam moderat dimaksud, kata Masduki, adalah yang pro atau mendukung kemajuan, kerja-kerja, dan ramah terhadap kehidupan modern. Ketiga hal ini pun seperti diharapkan oleh Pemerintah China.
”Karena itu, sangat sesuai, sebenarnya, kalau itu bisa dilakukan. Kalau dalam tingkat pemerintahan dari Indonesia untuk berkunjung ke masyarakat Islam di China, selama ini sudah cukup,” ujar Masduki.
Bahkan, sudah banyak pula menteri yang berkunjung ke komunitas-komunitas Islam di China. ”Menurut saya, salah satu gambaran people to people contacts itu implementasinya dalam bidang pariwisata, bagaimana orang China datang ke beberapa tempat wisata di Indonesia dan begitu pula sebaliknya,” ujarnya.
China dahulu dikenal dengan jalur sutra, jalur perdagangan internasional kuno penghubung Barat dan Timur. Sementara Nusantara termasyhur dengan jalur rempahnya, yang menjadi primadona perdagangan global di waktu silam.
Jalur sutra
Hubungan antara warga Indonesia dan China selama ini juga terjalin di bidang bisnis.
People to people
G to G,
government to government.
Sementara itu, pada acara Dialog Kebangsaan Indonesia yang digelar di Shanghai, Senin malam, Wapres Amin menuturkan, Indonesia dan China memiliki riwayat panjang hubungan dan peradaban di masa lalu.
”China dahulu dikenal dengan jalur sutra, jalur perdagangan internasional kuno penghubung Barat dan Timur. Sementara Nusantara termasyhur dengan jalur rempahnya, yang menjadi primadona perdagangan global di waktu silam,” katanya.
Kedua jalur tersebut kerap dikatakan saling terkait. Dalam sejarahnya, pedagang atau pengelana yang ingin melintasi jalur rempah harus melalui jalur sutra dahulu. Begitu juga sebaliknya.
”Sejarah mencatat keduanya sebagai lintasan komoditas ekonomi sekaligus pertemuan budaya, pemeluk agama, suku, dan etnis yang majemuk, serta pertautan ilmu pengetahuan dan teknologi,” ujar Wapres Amin.
Dengan kata lain, jalur sutra dan jalur rempah adalah bagian signifikan dalam pembangunan peradaban global yang pluralistis. ”Pekerjaan rumah kita selanjutnya adalah bagaimana memaknai fondasi dan kegemilangan masa lalu tersebut untuk kemaslahatan kini dan nanti,” kata Wapres Amin.