Ketua Umum Projo Tepis Isu Keterbelahan Sukarelawan
Ketua Umum Pro Jokowi, Budi Arie Setiadi, menepis isu adanya keterbelahan di kalangan sukarelawan pendukung Joko Widodo. Pernyataan dukungan pada bakal calon presiden tertentu dianggap sekadar dinamika organisasi.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·2 menit baca
SURAKARTA, KOMPAS — Ketua Umum Pro Jokowi, Budi Arie Setiadi, menepis isu adanya keterbelahan di kalangan sukarelawan pendukung Joko Widodo. Pernyataan dukungan pada bakal calon presiden tertentu dianggap sekadar dinamika organisasi. Kelompok sukarelawan itu mengaku tak terburu-buru menentukan arah dukungan kepada sosok tertentu.
Belakangan ini, gerakan kelompok sukarelawan pendukung Jokowi bernama Pro Jokowi, atau Projo, terlihat mengarah ke bakal calon presiden dari Partai Gerindra, Prabowo Subianto. Sinyal itu tampak lewat deklarasi dukungan sejumlah Projo tingkat daerah kepada Prabowo. Lebih-lebih, ada sebagian yang menginginkan agar Prabowo kelak berduet dengan putra sulung Jokowi, yaitu Gibran Rakabuming Raka, pada kontestasi Pemilu 2024 nanti.
”Ya kita lihat saja. Kan, baru beberapa daerah. Semua aspirasi rakyat harus kita dengarkan,” kata Budi seusai menjadi pembicara sebagai Menteri Komunikasi dan Informatika dalam acara ”Road to Indonesia Startup Ecosystem Summit 2023” di Solo Technopark, Kota Surakarta, Jawa Tengah, Jumat (11/8/2023).
Tanda-tanda kedekatan itu seolah coba ditunjukan Budi beberapa waktu lalu. Misalnya, pada Juli, ia sempat menemui elemen sukarelawan pendukung Prabowo, yakni Relawan Prabowo 08. Dalam perjumpaan itu, kedua belah pihak menyebut ada kesamaan pandangan antara mereka dan Prabowo.
Meski demikian, Budi menyatakan, organisasi sukarelawan yang dipimpinnya belum menentukan pilihan. Labuhan dukungan sukarelawan masih menunggu arahan dari Jokowi. Para sukarelawan diminta untuk tidak tergesa-gesa dalam menentukan pilihan.
”Kami mengalir saja. Semuanya baru berdinamika dan berdialektika. Semuanya ditunggu dulu. Jangan grusa-grusu,” kata Budi.
Untuk itu, Budi sekaligus menampik desas-desus terbelahnya dukungan sukarelawan. Itu karena berkembangnya isu dukungan sukarelawan juga mengarah ke bakal calon presiden dari PDI Perjuangan, Ganjar Pranowo. Pandangan itu muncul sehubungan dengan posisi Jokowi dan Ganjar yang berasal dari satu partai sama.
”Siapa bilang (terbelah)? Terbagi dua, kan, mungkin sekarang. Nanti pada waktunya kita bersatu lagi. Ada pantunnya itu. Tali rafia, tali sepatu. Kita semua harus bersatu,” kata Budi.
Dukungan Presiden Jokowi
Dihubungi terpisah, Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Gadjah Mada Wawan Mas’udi menyampaikan, gelombang dukungan Projo kepada Prabowo tergolong wajar. Lebih-lebih nama Prabowo masuk juga dalam calon presiden yang dijaring melalui ”musyawarah rakyat” (musra) oleh berbagai elemen sukarelawan pendukung Jokowi beberapa waktu lalu.
Situasi ini menunjukkan Pak Jokowi belum 100 persen ’firm’ mendukung salah satu calon.
Pada gelaran musra, sukarelawan pendukung Jokowi mengusulkan tiga nama untuk didukung sebagai calon presiden, yakni Prabowo, Ganjar, dan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto. Kemunculan banyak nama itu menunjukkan kesan arah dukungan yang sejatinya belum pasti. Pasalnya, organisasi sukarelawan selama ini juga tak menunjukkan sikap yang jelas karena masih menunggu perintah Jokowi.
Situasi ini menunjukkan Pak Jokowi belum 100 persen firm mendukung salah satu calon. Jadi, dibiarkan saja. Apakah pada akhirnya beliau akan secara eksplisit menyatakan dukungan? Ini tidak tahu. Bisa jadi, bagi beliau, Pak Ganjar dan Pak Prabowo sama-sama tidak dianggap berbeda atau bermasalah,” kata Wawan.
Wawan juga menyebutkan, sikap yang ditunjukkan sukarelawan nantinya bakal menjadi potret arah dukungan Jokowi. Namun, ia menduga, Jokowi tidak akan memberikan gambaran yang jelas. Itu sehubungan dengan posisinya sebagai kepala negara yang mesti menunjukkan netralitas.