Wapres Amin: Kerukunan Tidak Muncul dengan Sendirinya
Kerukunan umat beragama perlu usaha dan kerja yang diupayakan secara terus-menerus. Tanpa hal itu, kerukunan tak bisa muncul dengan sendirinya.
Oleh
NINA SUSILO
·2 menit baca
GORONTALO, KOMPAS — Kerukunan umat beragama adalah modal penting untuk pembangunan. Namun, hal ini tidak muncul dengan sendirinya. Diperlukan usaha dan kerja keras untuk terus menjaga kerukunan umat beragama.
Wakil Presiden Ma’ruf Amin mengingatkan, kerukunan umat beragama sangat penting untuk negara dengan penduduk yang sangat plural seperti Indonesia. Bahkan, ini adalah prasyarat untuk mencapai target-target pembangunan.
Masalahnya, kerukunan umat beragama bukan sesuatu yang bisa hadir dengan sendirinya. Perlu upaya terus-menerus untuk menghadirkan serta merawatnya.
”Kerukunan tidak bisa muncul dengan sendirinya, kita mesti melakukan upaya terus-menerus untuk membangun dan merawatnya. Salah satu upaya adalah membentuk Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB),” tutur Wapres saat menghadiri silaturahmi FKUB Provinsi Gorontalo dan pengukuhan Komite Daerah Ekonomi Keuangan Syariah (KDEKS) Provinsi Gorontalo di Kota Gorontalo, Jumat (14/4/2023).
Kerukunan tidak bisa muncul dengan sendirinya, kita mesti melakukan upaya terus-menerus untuk membangun dan merawatnya. Salah satu upaya adalah membentuk Forum Kerukunan Umat Beragama.
FKUB menjadi unsur utama dalam menjaga kerukunan nasional. FKUB memang dibentuk untuk menjaga dan merawat kerukunan melalui peraturan bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri. Dalam aturan tersebut, dimuat pula pengaturan pendirian tempat-tempat ibadah. Dengan aturan, diharap konflik bisa dihindari.
”Ini kesepakatan antarumat beragama. Apabila pembangunan rumah ibadah sesuai aturan seharusnya tidak terjadi konflik,” kata Wapres Amin menambahkan.
Ini kesepakatan antarumat beragama. Apabila pembangunan rumah ibadah sesuai aturan seharusnya tidak terjadi konflik.
FKUB pun diharap bisa mencegah konflik dan terus menjaga kerukunan umat beragama. Karena itu, Wapres sangat mengapresiasi para tokoh agama yang bergabung dalam FKUB serta memainkan peran vital dalam merekatkan kohesi Bangsa Indonesia. Bahkan, gerakan FKUB kian meluas dengan ikut membahas agenda-agenda strategis pembangunan, termasuk penguatan ekonomi dan keuangan syariah nasional.
SDM majemuk
Dalam laporannya, Ketua Forum Komunikasi Umat Beragama Provinsi Gorontalo KH Rasyid Kamaru menyatakan, sumber daya manusia Gorontalo juga sangat majemuk. Namun, FKUB akan terus mengawal keutuhan bangsa dan negara tanpa memilih etnis, suku, atau bangsa. ”Setia sampai akhir hayat membela pilar negara Indonesia Pancasila, UUD 45, Bhinneka Tunggal Ika, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Falsafah adat bersendikan syarah (uraian), syarah bersendikan Al Quran.
Tak hanya itu, Rasyid menambahkan, FKUB akan mendukung kebersamaan dan pelaksanaan Pemilu 2024. FKUB juga akan tetap bersikap netral dalam ajang demokrasi ini.
Adapun Penjabat Gubernur Gorontalo Hamka Hendra Noer meyakinkan, masyarakat Gorontalo memiliki nilai-nilai yang dianut kuat dan sudah tertanam sejak masa kerajaan. ”Falsafah adat bersendikan syarah (uraian), syarah bersendikan Al Quran,” ujarnya.
Menjelang akhir kunjungan kerja, seusai menunaikan shalat Jumat di Masjid Baiturrahman Limboto, Kabupaten Gorontalo, Wapres kembali mengingatkan, kerukunan umat beragama harus terus dijaga dan dibina. Sebab, inilah unsur utama yang menjaga kehidupan bangsa Indonesia yang majemuk.