Egianus Cs Berpindah-pindah, Operasi Penyelamatan Pilot Susi Air Masih Terus Dilakukan.
Sebulan sejak ditawan kelompok kriminal bersenjata pimpinan Egianus Kogoya, pencarian pilot Susi Air, Philip Merthens belum membuahkan hasil.Kesulitan medan jadi salah satu penyebab. Namun,TNI dan Polri terus memburunya.
Oleh
Ayu Nurfaizah
·3 menit baca
KOMPAS/HENDRA A SETYAWAN
Panglima TNI Laksamana Yudho Margono menjinjau pasukan saat menjadi inspektur upacara pembukaan gelar operasi penegakan ketertiban (Gaktib) dan Yustisi Pom TNI di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta, Rabu (8/3/2023).
JAKARTA, KOMPAS-Pilot Susi Air, Philip Merthens yang disandera kelompok kriminal bersenjata atau KKB pimpinan Egianus Kogoya belum ditemukan setelah satu bulan pencarian. Tantangan pencarian bagi polisi dan TNI adalah kelompok ini berpindah-pindah dan menguasai wilayah dengan baik.
Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) Laksamana Yudo Margono, menjelaskan, saat ini Philip Merthens, pilot Susi Air yang disandera KKB belum juga ditemukan. Polri dan TNI masih berupaya mencari Philip yang telah disandera sejak satu bulan lalu.
"Sandera dibawa berpindah-pindah. Selain itu medan dan cuaca juga menjadi pertimbangan dalam pencarian," katanya pada operasi penegakan ketertiban dan yustisia Polisi Militer (Pom) TNI di Markas Besar TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu (8/3/2023).
Menurut Yudo, pihaknya tidak melakukan operasi militer karena tidak ingin masyarakat sekitar lokasi penyanderaan menjadi korban. Cara yang ditempuh salah satunya dengan berdiplomasi agar korban yang merupakan warga negara Selandia Baru ini selamat serta operasi ini tidak melukai masyarakat sipil.
"Saya mempunyai prajurit dengan kemampuan khusus dan alat utama sistem senjata (alutsista) yang bisa menyelesaikan ini. Beberapa saat lalu, duta besar Selandia Baru menawarkan bantuan tapi kami mampu melakukannya sendiri," tuturnya.
Saat ini tim pencari telah memperluas daerah pencarian karena ditemukan beberapa titik lokasi keberadaan Egianus dan kelompoknya. Titik terakhir mereka terdeteksi yaitu di Lanny Jaya, Papua Pegunungan saat salah seorang warga melaporkan terjadi penembakan oleh kelompok ini pada akhir Februari lalu.
"Saya mempunyai prajurit dengan kemampuan khusus dan alat utama sistem senjata (alutsista) yang bisa menyelesaikan ini. Beberapa saat lalu, duta besar Selandia Baru menawarkan bantuan tapi kami mampu melakukannya sendiri"
Sebelumnya, komplotan Egianus membakar pesawat Susi Air PK-BVY yang mengangkut lima warga Paro dan Philip sebagai pilot. Pesawat yang mendarat di Lapangan Terbang Distrik Paro pada 7 Februari lalu, lima penumpangnya dilepaskan. Sementara pilotnya ditawan (Kompas.id, 6/3/2023).
Polda Papua bersama aparat TNI terus melakukan evaluasi dan memantau pergerakan kelompok kriminal bersenjata Egianus Kogoya di wilayah Nduga, Papua.
Hati-hati
Pengamat intelijen dan terorisme, Stanislaus Riyanta, menjelaskan, kelompok yang dipimpin oleh Egianus ini memiliki penguasaan wilayah dan medan yang baik. Mereka dapat berpindah cepat sekaligus bisa membaca gerakan pihak lain yang datang ke wilayahnya,
"Ini yang menjadi tantangan bagi TNI dan polri dalam melakukan pencarian. Ada tactical gap, sehingga tidak mudah mengejar mereka"
"Ini yang menjadi tantangan bagi TNI dan polri dalam melakukan pencarian. Ada tactical gap, sehingga tidak mudah mengejar mereka," kata Stanislaus dihubungi terpisah.
Menurut dia, yang perlu juga menjadi perhatian adalah upaya internasionalisasi isu penculikan ini untuk keperluan eksistensi kelompok. Ada potensi menggiring ke isu pelanggaran hak asasi manusia (HAM) jika TNI dan Polri melakukan tindakan represif.
"Ada berbagai faktor yang membuat TNI dan polri berhati-hati menangani ini. Namun saya optimis mereka bisa menyelesaikan masalah ini karena sudah punya pengalaman dalam pembebasan sandera," ujarnya.
Stanislaus menyebutkan, ada opsi lain yang bisa ditempuh TNI dan Polri untuk menyelamatkn sandera, yaitu melalui mediator. Hal ini karena ada potensi sandera bisa lepas ketika Egianus cs telah terdesak dengan logistik dan pergerakan yang terbatas karena dikepung.
"Perlindungan bagi masyarakat di sekitar lokasi penyanderaan juga penting agar tidak jatuh korban jiwa. Selain itu juga supaya masyarakat tidak menjadi tameng dari aksi kelompok kriminal bersenjata tersebut," imbuhnya.