Pikat Investor, Perizinan Pipa dan Kabel Bawah Laut Dipermudah
Aplikasi e-pipakabel diluncurkan. Aplikasi ini merupakan sistem informasi tentang rencana penggelaran pipa atau kabel bawah laut yang dikelola secara daring oleh Pushidrosal.
Oleh
IQBAL BASYARI
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan meluncurkan penggunaan aplikasi e-pipakabel untuk memudahkan perizinan pemasangan pipa dan kabel bawah laut, Senin (6/3/2023). Penggunaan perizinan berbasis digital diharapkan menarik minat investor guna mendukung perkembangan ekonomi digital.
Luhut mengatakan, pemerintah melalui Tim Nasional Penataan Alur Pipa dan/atau Kabel Bawah Laut telah melakukan penataan pipa dan kabel sejak 2020. Tim yang terdiri dari beberapa kementerian/lembaga, di antaranya Pusat Hidro-Oseanografi TNI Angkatan Laut (Pushidrosal) dan Badan Informasi Geospasial (BIG) menata jaringan pipa dan kabel bawah laut yang sebelumnya dinilai kurang tertata dengan baik. Mereka juga mempermudah proses perizinan bagi investor yang ingin memanfaatkan jaringan tersebut di Indonesia.
”Aplikasi ini merupakan salah satu milestone strategi nasional dalam membangun mekanisme penyelenggaraan pipa kabel bawah laut yang terintegrasi sehingga lebih efektif, efisien, transparan, memberikan kepastian hukum, dan memberikan servis yang paling bagus kepada investor di Indonesia,” ujarnya saat peluncuran e-pipakabel di Markas Komando Pushidros TNI AL, di Jakarta, Senin (6/3/2023).
Aplikasi e-pipakabel merupakan sebuah aplikasi sistem informasi tentang rencana penggelaran pipa atau kabel bawah laut yang dikelola secara daring oleh Pushidrosal sebagai administratornya. Aplikasi ini digunakan untuk mengajukan perizinan pemasangan pipa dan kabel bawah laut yang memuat proses pemantauan izin yang diajukan sehingga bisa transparan. Melalui aplikasi ini, proses perizinan diharapkan bisa selesai dalam waktu sekitar satu bulan.
Luhut menuturkan, penataan pipa dan kabel bawah laut menjadi sangat penting. Sebab, investasi kabel bawah laut akan mendukung perkembangan ekonomi digital Indonesia. Terlebih, ekonomi digital Indonesia diperkirakan meningkat signifikan dari 77 miliar dollar AS pada 2023 menjadi 130 miliar dollar AS pada 2025.
”Kecepatan dan jangkauan internet pun meningkat karena kecepatan data dipengaruhi oleh teknologi,” tuturnya.
Selain itu, ucap Luhut, investasi ini juga bisa menyerap jutaan tenaga kerja, salah satunya yang dilakukan oleh raksasa internet, Google, yang investasi di kabel bawah lautnya diperkirakan menyerap 1,6 juta tenaga kerja hingga 2026 mendatang. Kemudahan investasi pipa kabel bawah laut bisa mendukung proses transisi energi terbarukan.
Ia meminta proses perizinan digital dibuat sederhana dan tidak rumit. Investor mesti diberikan kepastian waktu serta bisa melihat perkembangan pengajuan perizinan dan investasi yang dilakukan. Dengan demikian, tidak ada lagi pihak yang ”macam-macam” karena semua mengikuti prosedur dengan transparan.
Melalui digitalisasi perizinan tersebut, ia berharap potensi korupsi dalam perizinan bisa dicegah, sekaligus penerimaan negara bisa bertambah. ”Jangan pernah ragu, tidak ada yang sakti pada aturan. Kalau ada yang melanggar aturan beri tahu, kami ingatkan. Kalau tidak mau ikut aturan, kami tindak,” ucap Luhut.
Komandan Pushidrosal sekaligus Ketua Tim Nasional Penataan Alur Pipa dan/atau Kabel Bawah Laut Laksamana Madya Nurhidayat mengatakan, pihaknya akan mempermudah pelaku usaha dalam melaksanakan proses bisnis dan investasi berupa perizinan, penataan, dan pengawasan pemasangan pipa dan kabel bawah laut.
Melalui aplikasi e-pipakabel, timnas siap melaksanakan penataan kabel bawah laut lebih cepat dan terintegrasi guna mendukung pembangunan nasional.