Ferry Mursyidan Baldan Berpulang, Dunia Perpolitikan Berduka
Politikus Ferry Mursyidan Baldan ditemukan tak bernyawa di mobilnya di basement salah satu hotel di Jakarta, Jumat (2/12/2022) siang. Dunia perpolitikan kehilangan figur yang dikenal komunikatif dan cerdas.
Oleh
PRAYOGI DWI SULISTYO, MAWAR KUSUMA WULAN
·5 menit baca
KOMPAS/PRIYOMBODO (PRI)
Ferry Mursyidan Baldan
JAKARTA, KOMPAS — Mantan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional, Ferry Mursyidan Baldan, tutup usia. Dunia perpolitikan Indonesia kehilangan sosok yang dikenal memiliki kemampuan komunikasi yang baik itu.
Ferry ditemukan meninggal dunia di dalam mobilnya di basement Hotel Bidakara Jakarta pada Jumat (2/12/2022) siang. Sebelum ditemukan, Ferry telah hilang kabar seusai menghadiri kegiatan Palang Merah Indonesia (PMI) yang berlangsung di hotel tersebut pada Kamis (1/12).
Presiden Joko Widodo mendatangi rumah duka bersama dengan Menteri Sekretaris Negara Pratikno dan Menteri Investasi Bahlil Lahadalia di Kemanggisan, Palmerah, Jakarta Barat. Seusai mendoakan jenazah, Presiden menyampaikan dukacita yang mendalam atas berpulangnya Ferry. Presiden mendoakan semoga arwahnya diberikan tempat yang terbaik.
"Beliau adalah seorang yang sangat baik, bekerja baik, berkomunikasi dengan siapa pun. Sangat enak dan sangat baik. Saya kira dunia perpolitikan Indonesia kehilangan seorang tokoh yang baik," kata Presiden.
KOMPAS/PRAYOGI DWI SULISTYO
Presiden Joko Widodo saat melayat politisi Ferry Mursyidan Baldan di rumah duka, di Jakarta, Jumat (2/12/2022).
Wakil Presiden periode 2004-2009 dan 2014-2019 Jusuf Kalla yang juga hadir di rumah duka terkejut atas kabar berpulangnya Ferry karena sama-sama mengikuti kegiatan Palang Merah Indonesia (PMI) di Hotel Bidakara Jakarta, Kamis (1/12).
"Sama-sama di acara PMI itu. Malah dia antarkan saya ke mobil waktu saya pulang. Masih sehat. Saya tinggalkan tempat jam 10.00. Pak Ferry jam 12.00 masih di sana. Dia mungkin di mobil itu mau istirahat," kata Kalla.
Menurut Kalla, Ferry sering bergurau dengan semua orang. Ia juga aktif di PMI. Ferry adalah sosok yang baik dan cerdas, serta mempunyai teman di mana saja. Kalla mencontohkan, ketika sedang berolahraga di Gelora Bung Karno, Jakarta, banyak orang yang mengenal Ferry yang rajin olahraga.
KOMPAS/PRAYOGI DWI SULISTYO
Mantan Wapres Jusuf Kalla saat melayat politisi Ferry Mursyidan Baldan, di rumah duka, di Jakarta, Jumat (12/2/2022).
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo juga mengunjungi rumah duka. Ia menceritakan pengalaman yang panjang bersama dengan Ferry. Ketika keduanya masih menjadi anggota DPR periode 2004-2009, terjadi lobi-lobi politik yang mendorong dua partai besar yakni PDI-P dan Golkar untuk mengirimkan calon pimpinan demi membahas Undang-Undang Partai Politik. Ganjar menjadi Ketua Panitia Khusus (Pansus) Rancangan UU Parpol serta Rancangan Undang-Undang MPR, DPR, DPD, dan DPRD (MD3). Sementara itu, Ferry menjadi Ketua Pansus RUU Pemilu.
“Kami berdua mencoba membahas dengan gaya-gaya yang lebih nyaman, lebih bagus, dikluster, disosialisasi. Ya mungkin karena kami berdua sama-sama punya pengalaman sebagai aktivis, sehingga kita undang semua pemangku kepentingan untuk bisa memberikan masukan. Di situ menurut saya pengalaman yang luar biasa,” kata Ganjar.
Menurut Ganjar, Ferry sangat elegan, akomodatif, dan memiliki kemampuan komunikasi yang sangat baik dengan siapapun. Mereka berdua sering melakukan lobi-lobi di mana pun berada seperti sambil makan, menunggu salat Jumat, bahkan ketika di toilet.
Mereka berdua juga sering berdiskusi bersama, termasuk membuat acara diskusi agar publik mendapatkan informasi, sehingga proses diseminasi dapat berjalan lancar. Menurut Ganjar, Ferry sangat kreatif.
KOMPAS/PRAYOGI DWI SULISTYO
Papan pengumuman yang menerangkan berpulangnya politisi Ferry Mursyidan Baldan, di rumah duka, di Jakarta, Jumat (2/12/2022).
Peneliti Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi), Lucius Karus, mengenal Ferry sejak menjadi anggota DPR. Ferry dikenalnya sebagai salah satu yang paling berjasa meletakkan dasar-dasar perubahan regulasi kepemiluan berkat posisinya di Komisi II dan juga Ketua Pansus RUU Pemilu.
“Di bawah kepemimpinannya perubahan sistem kepemiluan yang bertahan sampai sekarang terjadi. Saat itu, RUU Pemilu dibahas sepaket dengan RUU bidang politik lainnya seperti RUU Susduk (Susunan dan Kedudukan), RUU Penyelenggara Pemilu, dan RUU Partai Politik. Sebagai pemimpin Pansus RUU Pemilu, Ferry menunjukkan kualitasnya sebagai seorang politisi yang berpengetahuan sekaligus terbuka pada masukan publik,” kata Lucius.
Menurut Lucius, ketika memimpin pansus tersebut, Ferry cukup terbuka menerima masukan publik. Bahkan, Ferry juga mudah memenuhi undangan kelompok masyarakat untuk berdiskusi. Ia cukup piawai dan supel dalam bergaul.
Ketika menjadi menteri, kata Lucius, kepribadian Ferry tak banyak berubah. Ia masih merespons pesan yang dikirimkan untuk berbagai urusan. Begitu juga ketika karir politiknya membawanya ke posisi yang berlawanan di Pemilu 2019 lalu, Ferry masih menjadi sosok yang ramah dan siap sedia diajak berdiskusi.
KOMPAS/ERIKA KURNIA
Endra Zulpan
Tidak bersedia diotopsi
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Endra Zulpan mengatakan, pihak keluarga membuat pernyataan bahwa tidak bersedia dilakukan otopsi dan tidak dilakukan pengecekan seluruh badan korban. Meskipun demikian, Zulpan memastikan bahwa tidak ada bekas luka apa pun saat jenazah Ferry ditemukan petugas keamanan hotel bersama pihak keluarga di area basement.
Menurut Zulpan, pihak keluarga menerangkan bahwa Ferry memiliki riwayat penyakit hipertensi, gula, dan diabetes. "Menurut keterangan saksi pihak keluarga, korban ada riwayat penyakit hipertensi, gula, dan diabetes," kata Zulpan seperti dikutip dari Kompas.com.
Ferry ditemukan meninggal dunia di dalam mobilnya di basement Hotel Bidakara Jakarta pada Jumat (2/12). Ferry diketahui telah hilang kabar usai menghadiri acara yang berlangsung di hotel tersebut pada Kamis (1/12). "Acaranya dari jam 09.00 WIB sampai dengan 12.28 WIB. Setelah acara tersebut korban sudah tidak ada kabar," ungkap Zulpan.
Atas dasar itu, kata Zulpan, pihak keluarga langsung mencari keberadaan Ferry ke Hotel Bidakara Jakarta. Setelah berkoordinasi dan dilakukan pencarian bersama pihak keamanan, Ferry ditemukan di dalam mobilnya yang terparkir di basement hotel.
KOMPAS/RIZA FATHONI (RZF)
Ferry Mursyidan Baldan
"Korban ditemukan di dalam mobilnya. Setelah itu petugas keamanan hotel bersama pihak keluarga membuka pintu mobil yang tidak terkunci dan setelah dicek korban sudah tidak bernyawa," kata Zulpan.
Ferry langsung dimakamkan pada Jumat (2/12) malam di Tempat Pemakaman Umum Karet Bivak Jakarta. Ferry lahir pada 16 Juni 1961 di Jakarta. Ia menjabat Mantan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional yang menjabat dari 27 Oktober 2014 hingga 27 Juli 2016 pada Kabinet Kerja Presiden Joko Widodo.