Prabowo Temui Menhan AS, Bahas Kerja Sama Pertahanan Indo-Pasifik
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto ingin kerja sama pertahanan antara Indonesia dan AS selaras. AS pun menyatakan akan terus membantu modernisasi militer Indonesia. Itulah kemitraan dan kerja sama di antara kedua negara
Menteri Pertahanan Prabowo saat bertemu dengan Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS) Lloyd James Austin III di Gedung Pentagon, Virginia, Amerika Serikat, Kamis (20/10/2022) pagi waktu setempat.
JAKARTA, KOMPAS — Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menginginkan kerja sama pertahanan antara Indonesia dan Amerika Serikat berjalan selaras. Dengan bahasa lain, terwujudnya kemitraan yang setara.
Sebelumnya Prabowo bertemu dengan Menteri Pertahanan Amerika Serikat Lloyd James Austin III di Gedung Pentagon, Virginia, Amerika Serikat (AS), Kamis (20/10/2022) pagi waktu setempat. Mereka berdiskusi mengenai penyelarasan kerja sama antara Indonesia dan AS. ”Selaras dengan tujuan strategis untuk memajukan Indo-Pasifik yang lebih terhubung, sejahtera, aman, tangguh, serta bebas dan terbuka. Saya percaya untuk mencapai tujuan ini akan membutuhkan kerja sama dan partisipasi negara-negara Indo-Pasifik,” kata Prabowo dalam keterangan tertulisnya.
Dalam diskusi tersebut, Austin mengapresiasi kepemimpinan Indonesia di ASEAN, Indo-Pasifik, dan di dunia. Prabowo dan Austin juga menekankan pentingnya kerja sama yang berkelanjutan di tengah dinamika keamanan regional yang semakin kompleks.
Oleh karena itu, AS menyatakan akan terus membantu modernisasi militer Indonesia serta memperkuat kemampuan sistem operasi dan jaringan atau interoperabilitas antara AS dan Indonesia.
Selaras dengan tujuan strategis untuk memajukan Indo-Pasifik yang lebih terhubung, sejahtera, aman, tangguh, serta bebas dan terbuka. Saya percaya untuk mencapai tujuan ini akan membutuhkan kerja sama dan partisipasi negara-negara Indo-Pasifik.
Austin juga mendukung fokus Prabowo untuk profesionalisasi militer Indonesia yang selama dua tahun ini telah mengirim taruna untuk belajar dengan beasiswa di tiga akademi militer AS.
Baca juga: Beriringan Menjaga Indo-Pasifik
Tiga akademi itu adalah The US Military Academy (USMA) West Point, Akademi Angkatan Laut AS atau The US Naval Academy (USNA) Annapolis, dan Akademi Angkatan Udara AS atau The US Air Force Academy (USAFA) Colorado.
Selain itu, kedua menteri juga membahas kemajuan dalam kerja sama pertahanan AS-Indonesia, termasuk perluasan Super Garuda Shield musim panas ini, yang merupakan latihan terbesar yang pernah dilakukan antar-kedua negara.
Sebagai informasi, setelah 14 kali digelar, untuk pertama kalinya, latihan militer Garuda Shield diperluas. Namanya pun berubah, menjadi Super Garuda Shield atau SGS. Latihan yang sejak 2007 dilaksanakan bilateral antara Angkatan Darat AS dan Indonesia, kini diikuti oleh semua angkatan, yaitu darat, laut, dan udara. Latihan yang tadinya bersifat bilateral juga menjadi multilateral dengan melibatkan total 14 negara.
SGS diadakan pada 1-14 Agustus 2022 di dua lokasi di Tanah Air, yakni Baturaja (perbatasan Lampung dan Sumatera Selatan) dan Dabo Singkep, Kepulauan Riau.
Kami berharap kerja sama pertahanan kedua negara semakin kuat dan persahabatan kedua negara akan terus berlanjut serta tumbuh dalam semangat saling menghormati dan percaya untuk kepentingan nasional masing-masing.
”Kami berharap kerja sama pertahanan kedua negara semakin kuat dan persahabatan kedua negara akan terus berlanjut serta tumbuh dalam semangat saling menghormati dan percaya untuk kepentingan nasional masing-masing,” ucap Prabowo.
Kemitraan yang setara
Dihubungi secara terpisah, Jumat (21/10/2022), pengamat militer dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Khairul Fahmi, berpandangan Prabowo ingin menunjukkan hubungan Indonesia dan AS berbasis kemitraan yang setara. ”Karena itu, penyelarasan diperlukan. Dalam konteks diplomasi pertahanan, itu disebut sebagai defence diplomacy for confidence building measures yang bertujuan untuk meningkatkan kepercayaan, mengurangi kekhawatiran, serta kesalahpahaman antara Indonesia dan AS," ujarnya.
Karenanya, penyelarasan diperlukan. Dalam konteks diplomasi pertahanan, itu disebut sebagai defence diplomacy for confidence building measures yang bertujuan untuk meningkatkan kepercayaan, mengurangi kekhawatiran, dan kesalahpahaman antara Indonesia dan AS.
Khairul menyampaikan, hubungan internasional tidak berada di ruang hampa. Segala dinamikanya selalu berkaitan dengan kepentingan nasional setiap negara. Untuk menghadirkan Indo-Pasifik yang lebih terhubung, sejahtera, aman, tangguh, bebas dan terbuka, maka dibutuhkan lingkungan yang stabil.
”Kestabilan hanya akan tercipta jika beragam kepentingan nasional tadi dapat diakomodasi dan diselaraskan menjadi tujuan strategis yang hendak dicapai bersama,” kata Khairul.
Khairul melanjutkan, ada sejumlah tantangan di kawasan Indo-Pasifik. Pertama, tren peningkatan belanja pertahanan yang mengarah pada perlombaan persenjataan sebagai respons atas agresivitas China, terutama di perairan Natuna Utara. Ditambah lagi, terbentuknya pakta pertahanan aliansi trilateral AUKUS antara Australia, Inggris dan AS yang diiringi rencana pembangunan sejumlah kapal selam bertenaga nuklir.
”Kedua, meskipun diklaim sebagai bentuk perimbangan kekuatan demi stabilitas kawasan, keberadaan AUKUS dan agresivitas China itu sulit dimungkiri justru berpotensi memicu ketegangan dan eskalasi konflik sewaktu-waktu,” kata Khairul.
Baca juga: Perdamaian di Indo-Pasifik
Selanjutnya, sulit terwujudnya sikap bersama dan multilateralisme ASEAN memaksa Indonesia merespons secara mandiri segala dinamika kebijakan-kebijakan politik, ekonomi, dan pertahanan yang cenderung pragmatis atas nama kepentingan nasional.
”Tentunya ini tidak mudah, harus dilakukan secara cermat dan berhati-hati agar tak menimbulkan kesalahpahaman yang berpotensi meningkatkan perselisihan dan ketegangan menjadi konflik terbuka,” ujar Khairul.
Untuk menjawab ragam tantangan dan dinamika lingkungan strategis tersebut, kata Khairul, Indonesia harus terus meningkatkan posisi tawar dan memperkuat diplomasi ekonomi dan pertahanannya. Penguatan itu terutama dengan China dan Amerika Serikat yang merupakan dua kekuatan utama Indo-Pasifik.
Untuk meningkatkan kepercayaan, mengurangi rasa takut, dan kesalahpahaman antara Indonesia dan kedua pihak yang berseteru itu. Pertemuan Menhan Prabowo dengan Menhan Austin dapat dilihat dalam kerangka ini.
”Untuk meningkatkan kepercayaan, mengurangi rasa takut, dan kesalahpahaman antara Indonesia dan kedua pihak yang berseteru itu. Pertemuan Menhan Prabowo dengan Menhan Austin dapat dilihat dalam kerangka ini,” ucap Khairul.
Baca Juga: Menhan RI dan AS Bahas Indo-Pasifik
Selanjutnya, Indonesia tetap harus menggalang optimisme multilateralisme ASEAN melalui peningkatan kerja sama ekonomi dan pertahanan. Tujuannya untuk meningkatkan posisi tawar ASEAN dalam rangka membangun stabilitas kawasan.
”Dan tetap dihormatinya komitmen pelestarian kawasan Asia Tenggara sebagai kawasan bebas nuklir dan senjata pemusnah massal lainnya untuk mewujudkan perdamaian dan keamanan,” tuturnya.