Moeldoko: Prajurit Disiapkan untuk Bertempur, Tinggi Badan Bisa Disesuaikan
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko yang juga Panglima TNI 2013-2015 berpendapat, syarat tinggi badan calon prajurit TNI dapat disesuaikan. Hal ini karena prajurit disiapkan untuk bertempur dan bukan sekadar protokoler.
Oleh
CYPRIANUS ANTO SAPTOWALYONO
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Prajurit Tentara Nasional Indonesia disiapkan atau dibentuk untuk perang atau bertempur dan bukan sekadar kepentingan protokoler. Terkait dengan hal tersebut, tinggi badan calon prajurit TNI dapat disesuaikan.
”Prajurit TNI disiapkan, dibentuk, itu untuk perang. Bukan untuk baris-berbaris, bukan untuk protokol. Jadi, ketinggian itu bisa disesuaikan,” kata Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko saat menjawab pertanyaan media terkait dengan revisi syarat tinggi badan calon taruna-taruni TNI di Gedung Bina Graha, Jakarta, Kamis (29/9/2022).
Prajurit TNI disiapkan, dibentuk, itu untuk perang. Bukan untuk baris-berbaris, bukan untuk protokol. Jadi, ketinggian itu bisa disesuaikan.
Seperti diberitakan sebelumnya, Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa mengubah syarat tinggi badan dan batas umur dalam penerimaan calon taruna-taruni TNI 2022. Kebijakan tersebut disampaikan melalui video Sidang Pemilihan Terpusat Integratif Penerimaan Taruna Taruni di akun Youtube Andika Perkasa, Senin (26/9/2022). Menurut Andika, revisi ini dilakukan untuk mengakomodasi kondisi remaja di masyarakat (Kompas.id, 28 September 2022).
Sehubungan dengan perubahan syarat tinggi badan calon taruna-taruni TNI, disampaikan bahwa syarat tinggi badan bagi pria diubah dari sebelumnya 163 sentimeter menjadi 160 cm. Adapun syarat tinggi badan bagi wanita turun dari 157 cm menjadi 155 cm. ”Saya sudah membuat revisi sedemikian rupa sehingga lebih mengakomodasi kondisi umum remaja Indonesia. Itu yang paling penting,” kata Andika.
Ketika dimintai pandangan terkait dengan revisi syarat tinggi badan calon taruna-taruni TNI tersebut, Moeldoko mengisahkan pengalamannya saat bertugas di Perserikatan Bangsa-Bangsa. ”Suatu saat saya bersama dengan prajurit atau perwira dari Perancis, waktu saya di United Nations Military Observation waktu itu di Irak-Kuwait (United Nations Iraq-Kuwait Observation Mission),” katanya.
Moeldoko menuturkan, temannya dari Perancis itu bertubuh pendek dan dia bertanya kenapa dapat menjadi prajurit. ”Hei Moeldoko, kamu ngerti enggak, kalau kita perang, kita harus melewati lorong-lorong kecil, orang-orang seperti saya inilah yang bisa melewati,” kata Moeldoko menirukan ucapan prajurit Perancis tersebut.
Menurut Moeldoko, hal tersebut memiliki makna bahwa prajurit dibentuk untuk bertempur. ”(Prajurit dibentuk) bukan sekadar untuk protokoler atau baris berbaris sehingga persoalan tinggi badan dan seterusnya itu disesuaikan. Kalau kita lagi gizinya bagus, masyarakat Indonesia sudah mulai tinggi-tinggi, ya, mungkin menyesuaikan. Begitu, jadi jangan itu menjadi persoalan,” katanya.
Pernah didiskusikan
Panglima TNI 2013-2015 itu mengatakan bahwa dirinya dulu pun pernah berdiskusi atau berdebat cukup keras ketika ada perwira TNI yang menginginkan syarat tinggi badan prajurit 165 cm. ”Saya tidak setuju, berdebat kita, bahasa saya tadi itu saya keluarkan,” kata Moeldoko.
Pada kesempatan tersebut, Moeldoko juga menuturkan bahwa perdebatan di lingkungan perwira TNI adalah hal biasa. ”Karena setiap kita sekolah, itu di ruangan sekolah itu berdebat kita. Berdebat betul-betul berdebat. Kalau perlu meja itu digebrak-gebrak, biasa itu di dalam lingkungan kami, di prajurit, cuman, kan, enggak kelihatan,” katanya.
Moeldoko juga menuturkan bahwa perdebatan di lingkungan perwira TNI adalah hal biasa.
Jadi, menurut Moeldoko, kalau ada perdebatan antarpimpinan, itu hal wajar. ”(Hal ini) Karena memang kita diajak berpikir seperti itu. Kita biasa berdiskusi untuk memecahkan persoalan. Bahkan, saya sering berpikir yang tidak wajar. Kalau saya sekolah, itu sering dipanggil ’berani tampil beda, Moeldoko ini’. Itu biasa dalam lingkungan kami di TNI. Jadi, tolong jangan itu menjadi diskursus yang tidak pernah berhenti. Biasa ajalah,” katanya.