Fahmi Idris, Politikus Senior Tiga Zaman Itu, Berpulang
Fahmi Idris terjun ke dunia pergerakan mahasiswa dengan bergabung ke HMI pada tahun 1965. Ia masuk Partai Golkar pada masa Orde Baru dan dua kali menjadi menteri di era Reformasi.
Fahmi Idris semasa menjabat sebagai Menteri Perindustrian, Jumat (10/3/2006), tengah memberi pengarahan kepada para perajin keramik dalam kunjungan kerja di Balai Penelitian Teknis Keramik (BPTI) Malang, Jawa Timur,
JAKARTA, KOMPAS — Politikus senior Partai Golkar, Fahmi Idris, berpulang pada Minggu (22/5/2022). Wafatnya tokoh tiga zaman itu meninggalkan dukacita mendalam tidak hanya bagi keluarga, tetapi juga para aktivis dan politisi di Tanah Air. Menteri Ketenagakerjaan di era Presiden BJ Habibie itu dikenang sebagai aktivis dan intelektual.
Dikutip dari akun media sosial putri Fahmi Idris, yang juga anggota DPD, Fahira Idris, politisi senior itu meninggal pada Minggu (22/5/2022) pukul 10.00 di unit perawatan intensif (ICU) Rumah Sakit Medistra, Jakarta. Sehari sebelumnya, ia juga memohon doa dari publik untuk kesembuhan ayahnya yang jatuh sakit.
Fahira mengungkap, ayahnya bukan baru saja mengidap penyakit. Sejak 2014, Fahmi didiagnosis menderita kanker darah. Sejak saat itu pula Fahmi menjalani perawatan dan mampu bertahan hingga delapan tahun.
KOMPAS
Politikus senior Partai Golkar, Fahmi Idris, tutup usia pada Minggu, 22 Mei 2022. Kabar duka ini disampaikan oleh anaknya, Fahira Idris.
Setelah meninggal, jenazah Fahmi disemayamkan di rumah duka di Mampang Prapatan, Jakarta Selatan. Sejumlah tokoh tampak hadir melayat, di antaranya mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla, mantan Ketua DPR Akbar Tandjung, Ketua MPR Bambang Soesatyo, dan Wakil Ketua MPR Zulkifli Hasan. Selain itu, hadir pula sejumlah tokoh dari Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI), Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI), dan Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin).
Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar yang juga Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan dukacita yang mendalam atas meninggalnya Fahmi Idris. Ia mengenang almarhum sebagai sosok aktivis sekaligus seorang pekerja keras. Selain itu, Fahmi Idris juga dikenang sebagai pribadi yang mudah masuk ke semua kalangan.
”Almarhum mudah bergaul dengan berbagai lapisan masyarakat dari kelompok maupun usia yang berbeda,” kata Airlangga saat dihubungi dari Jakarta, Minggu (22/5/2022).
Selain sebagai seorang aktivis, Airlangga mengenang Fahmi Idris sebagai sosok yang aktif berkiprah dalam dunia akademik. Salah satu momen bersama almarhum adalah ketika Airlangga hadir dalam acara pengukuhan gelar profesor kehormatan oleh sivitas akademika Universitas Negeri Padang, April lalu.
NINO CITRA ANUGRAHANTO
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto saat hadir dalam deklarasi dukungan oleh Hastakarya dan Organisasi Sayap Partai Golkar di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta, terhadap Airlangga Hartarto, di Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Sabtu (3/8/2019).
Airlangga menyampaikan, ia merasa senang dan bangga dapat memberikan testimoni pada acara itu, Sebab, di situ tampak kiprah akademis almarhum hingga akhirnya mendapatkan penghargaan profesor kehormatan.
Fahmi Idris juga dikenang sebagai seorang senior di Partai Golkar yang banyak memberikan contoh berharga bagi kader lainnya. Airlangga mengaku telah menjadikan almarhum sebagai contoh karena pernah menjabat sebagai Menteri Tenaga Kerja di Kabinet Pembangunan dan sebagai Menteri Perindustrian di periode pertama pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
”Baik di Partai Golkar maupun di Kementerian Perindustrian, dua legacy Prof Fahmi juga saya napak tilasi,” kata Airlangga.
Airlangga meyakini, jejak dan langkah Fahmi Idris telah tercatat dalam sejarah Indonesia. Dengan demikian, hal itu menjadi warisan juga bagi masyarakat Indonesia. ”Selamat jalan, Prof Fahmi Idris. Semoga almarhum husnul khotimah,” kata Airlangga.
DOKUMENTASI PRIBADI FAHMI IDRIS
Politisi senior Partai Golkar, Fahmi Idris (tengah), saat sidang terbuka promosi doktor secara virtual, Senin (26/7/2021).
Bagi sebagian aktivis dan politisi Tanah Air, Fahmi Idris merupakan seorang senior yang selalu bersedia membagikan wawasan dan pengetahuan. Ketua MPR Bambang Soesatyo, misalnya, mengaku telah dididik dan digembleng oleh Fahmi. Ia menyebut Fahmi merupakan tokoh tiga zaman, Orde Baru, Orde Lama, dan era Reformasi.
Presidium Majelis Nasional KAHMI sekaligus politisi Partai Amanat Nasional (PAN) Viva Yoga Mauladi mengatakan, dirinya mengenal Fahmi sejak ia menjadi aktivis HMI. Keduanya kerap berinteraksi di kantor KAHMI. Dari sejumlah interaksi dan rekam jejak Fahmi, Viva menilai seniornya itu sebagai pribadi yang kritis, berani, dan jujur. Karakter itu tidak pernah berubah, bahkan ketika Fahmi menjabat sebagai menteri.
”Sikap jujur dan membela kepentingan rakyat itu tidak bisa dibeli dengan harga apa pun. Saya teringat dalam beberapa kali diskusi di KAHMI, keluasan pandangan dan pemikiran, serta keberpihakan pada rakyat dan kebangsaan menjadi ciri khas Bang Fahmi,” ujarnya.
Fahmi Idris merupakan pengusaha dan politisi berdarah Minang yang lahir di Jakarta, 20 September 1943. Namanya mulai mengemuka ketika ia menjadi aktivis saat berkuliah di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia pada 1962-1969. Ia menekuni dunia aktivis dengan bergabung dalam Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), menjabat sebagai Ketua Senat Fakultas Ekonomi UI (1965-1966), dan Ketua Laskar Ampera Arief Rachman Hakim (1966-1968).
Sikap jujur dan membela kepentingan rakyat itu tidak bisa dibeli dengan harga apa pun. Saya teringat dalam beberapa kali diskusi di KAHMI, keluasan pandangan dan pemikiran, serta keberpihakan pada rakyat dan kebangsaan menjadi ciri khas Bang Fahmi
Di dunia bisnis, Fahmi memulai kiprahnya sebagai pengusaha pada akhir 1960-an,dengan mendirikan PT Kwarta Daya Pratama. Kemudian pada 1979, Fahmi menjabat sebagai Direktur Utama Kongsi Delapan atau Kodel Group, perusahaan konglomerasi yang ia dirikan bersama sejumlah pengusaha seperti Aburizal Bakrie, Soegeng Sarjadi, Abdul Latief, dan Pontjo Sutowo.
Meski meniti karier sebagai pengusaha, dunia politik tak pernah Fahmi tinggalkan. Ia bergabung dengan Partai Golkar sejak 1984, hingga meraih posisi Ketua DPP Partai Golkar periode 1998-2004. Di pemerintahan, ia juga pernah menjabat sebagai Menteri Tenaga Kerja (1998-1999) di masa pemerintahan Presiden BJ Habibie. Pada pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Fahmi diangkat sebagai Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi pada 2004-2005, kemudian menjadi Menteri Perindustrian pada 2005-2009.
STEFANUS ATO
Mantan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi masa Reformasi Pembangunan Fahmi Idris (kanan).
Menurut rencana, Fahmi akan dikebumikan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Tanah Kusir, Jakarta, Minggu sore. Jenazah akan dimakamkan pada liang yang sama dengan mendiang istrinya, Kartini Hasan Basri, yang meninggal pada 2014.
”Alhamdulillah, tercapai keinginan orangtua saya untuk bersatu kembali,” kata Fahira. Ia pun memohon maaf kepada seluruh masyarakat Indonesia atas kesalahan dan kekhilafan Fahmi selama hidup.