PDI-P Lantik Pengurus di 11 Negara, Sasar Pemilih Diaspora
PDI-P melantik sejumlah pengurus partai di 11 negara sebagai upaya konsolidasi awal menyongsong tahun pemilu. Upaya ini dinilai sebagai langkah praktis PDI-P merebut dukungan pemilih diaspora.
Oleh
Dian Dewi Purnamasari
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Dewan Pimpinan Pusat PDI-P melantik sejumlah pengurus Dewan Pimpinan Luar Negeri partai yang berada di 11 negara. Langkah itu dilakukan sebagai konsolidasi awal untuk menyongsong tahun pemilu. Pengamat menilai ini adalah langkah PDI-P untuk merebut hati pemilih diaspora.
Ketua Umum DPP PDI-P Megawati Soekarnoputri menghadiri pelantikan itu secara daring, Sabtu (4/12/2021). Sementara, Sekjen PDI-P Hasto Kristiyanto dan Ketua Bidang Luar Negeri DPP PDI-P Ahmad Basarah mengikuti secara daring dari Kantor DPP PDI-P di Menteng, Jakarta Pusat. Adapun sejumlah ketua DPP, yaitu Djarot Saiful Hidayat, Rudianto Tjen, Sukur H Nababan, Yanti Sukamdani, dan Eriko Sotarduga, juga mengikuti proses pelantikan secara daring.
Pengurus DPLN yang dilantik itu di antaranya DPLN Hong Kong (19 pengurus), Malaysia (19 pengurus), Taiwan (11 pengurus), Brunei Darussalam (19 pengurus), Jepang (11 pengurus), Australia (17 pengurus), Arab Saudi (13 pengurus), Perancis-Belgia (17 pengurus), Belanda (15 pengurus), Jerman (13 pengurus), dan Mesir (15 pengurus). Mereka diharapkan menjadi diplomat bagi bangsa dan negara di luar negeri.
”Pelantikan DPLN PDI-P ini bukanlah akhir, melainkan awal bagi kerja-kerja kepartaian yang sudah menanti menjelang tahun pemilu. Pelantikan ini juga merupakan pengakuan DPLN sebagai pengurus partai dan memanfaatkan kepercayaan partai dan ketua umum PDI-P ini melalui jiwa pengabdian yang tulus demi kejayaan partai, bangsa, dan negara,” ujar Basarah melalui keterangan tertulis, Sabtu.
Pelantikan DPLN PDI-P ini bukanlah akhir, melainkan awal bagi kerja-kerja kepartaian yang sudah menanti menjelang tahun pemilu.
Wakil Ketua MPR RI juga mengatakan, pasca-pelantikan, PDI-P segera melakukan kaderisasi bagi pengurus DLPN. Kaderisasi dilakukan untuk membekali pengurus agar lebih mengenal dan menghayati keberadaan mereka di PDI-P. Menurut dia, DPLN PDI-P juga merupakan ujung tombak diplomasi partai di luar negeri. Oleh karena itu, kader partai di luar negeri juga dituntut menjadi diplomat bagi bangsa dan negara.
”Setiap kader partai di luar negeri seharusnya memegang prinsip keutamaan perjuangan diplomasi partai, yaitu kepentingan nasional, keselamatan warga negara, dan kemanusiaan,” kata Basarah.
Selain DPLN di 11 negara, kata Basarah, saat ini ada dua DPLN yang sedang proses pemantapan untuk dilantik, yaitu DPLN Amerika Serikat dan Inggris Raya. Selain itu, ada juga calon DPLN di Tunisia, Meksiko, Singapura, Italia, dan Uni Emirat Arab.
”Semoga segera dapat dilantik awal tahun depan sehingga akan memiliki sejumlah 18 DPLN untuk memperkuat jajaran DPLN Partai,” kata Basarah.
Saat pengambilan sumpah pengurus, Sekjen PDI-P Hasto Kristiyanto mengatakan, DPLN PDI-P diharapkan berjuang dengan seluruh keyakinan politik berdasarkan ideologi Pancasila, berjuang tanpa mengenal lelah, dengan penuh semangat, dan penuh dedikasi bagi bangsa dan negara Indonesia. Setelah disumpah, acara dilanjutkan dengan pendidikan kader pratama bagi para pengurus DPLN.
Pengamat politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Wasisto Raharjo Jati, mengatakan, pelantikan 11 DPLN di luar negeri adalah langkah praktis PDI-P untuk menjaring aspirasi pemilih diaspora. Konsolidasi di luar negeri itu, menurut Wasisto, tidak terlalu dini. Justru dengan konsolidasi sejak awal, PDI-P bisa memetakan sehingga dapat merebut dukungan dari pemilih suara diaspora.
Melihat dari negara-negara diaspora yang disasar PDI-P cukup beragam. Di Hong Kong, Taiwan, dan Arab, kemungkinan PDI-P akan menyasar pemilih dari buruh migran. Adapun di Eropa, PDI-P menyasar para pelajar.
”Karakteristik pemilih diaspora ini cenderung independen, kritis, dan idealis. PDI-P berusaha untuk memengaruhi para pemilih ini dengan program-program kerja yang ingin mereka lakukan,” kata Wasisto.
Ceruk suara pemilih diaspora ini juga lumayan besar. Namun, karena kritis dan independen, kecenderungan untuk tidak memilih (golput) juga tinggi.
Menurut Wasisto, ceruk suara pemilih diaspora ini juga lumayan besar. Namun, karena kritis dan independen, kecenderungan untuk tidak memilih (golput) juga tinggi. Para pemilih diaspora juga kelompok yang intens mengikuti pemberitaan di Tanah Air. Mereka adalah orang-orang dengan nasionalisme tinggi yang ingin kembali mengabdi ke tanah air.
”Ini adalah bagian dari legitimasi PDI-P agar tidak hanya jago kandang, tetapi juga populer dan dipilih oleh pemilih diaspora,” kata Wasisto.