Komando Pasukan Katak TNI AL Jaga Kedaulatan di Masa Krisis
Latihan khusus Komando Pasukan Katak TNI Angkatan Laut yang rutin tiga bulan sekali digelar kembali. Kali ini, latihan digelar di tengah pandemi Covid-19. Dari latihan terlihat perlunya penambahan alutsista.
Oleh
PRAYOGI DWI SULISTYO
·4 menit baca
KOMPAS/PRAYOGI DWI SULISTYO
Prajurit Komando Pasukan Katak TNI Angkatan Laut melakukan latihan perang di Pulau Edam atau yang dikenal dengan Pulau Damar, Kepulauan Seribu, Jakarta, Selasa (30/6/2020). Latihan ini dilakukan untuk menjaga kedaulatan negara di tengah masa pandemi Covid-19.
Suasana sepi dan senyap di Pulau Edam atau yang dikenal dengan Pulau Damar, Kepulauan Seribu, Jakarta, Selasa (30/6/2020), tiba-tiba berubah menjadi arena pertempuran. Beberapa prajurit Komando Pasukan Katak atau Kopaska keluar dari sekoci dan muncul dari permukaan air laut. Mereka akan membebaskan dua penjaga mercusuar yang ditawan musuh.
Kecepatan mereka keluar dari permukaan laut sangat mengejutkan sehingga musuh tak berkutik. Mereka menyergap dengan cepat dan membuat beberapa ledakan sebelumnya untuk mengancurkan lawan atau yang dikenal dengan demolisi.
Tak hanya dari laut, serangan dari udara juga dilakukan. Beberapa peterjun payung mendarat untuk membantu penyergapan. Alhasil, mereka pun berhasil melumpuhkan musuh dan menyelamatkan dua sandera tersebut.
Penyelamatan terhadap dua penjaga mercusuar tersebut sangat penting karena mereka menjaga pusat radar GCI (ground controlled interception).
Penyelamatan terhadap dua penjaga mercusuar tersebut sangat penting karena mereka menjaga pusat radar ground controlled interception (GCI). Penyanderaan tersebut dilakukan sekelompok orang yang ingin menebar teror terhadap Indonesia.
Radar GCI ini bisa mengirimkan gelombang elektromagnetik yang bisa mengacaukan alat navigasi, komunikasi, dan peralatan avionik dari pesawat terbang yang melintas. Akibatnya, peralatan menjadi tidak berfungsi dengan baik.
KOMPAS/PRAYOGI DWI SULISTYO
Seorang prajurit Komando Pasukan Katak TNI Angkatan Laut berlari di depan api yang membubung tinggi setelah terjadi ledakan dalam latihan perang di Pulau Edam atau yang dikenal dengan Pulau Damar, Kepulauan Seribu, Jakarta, Selasa (30/6/2020). Latihan ini dilakukan untuk menjaga kedaulatan negara di tengah masa pandemi Covid-19.
Skenario tersebut merupakan bagian dari simulasi latihan khusus Kopaska yang rutin dilaksanakan tiga bulan sekali. Pada bulan ini, latihan ini dilakukan secara khusus karena dilaksanakan di tengah masa pandemi Covid-19.
”Yang kami latihkan di sini adalah bagaimana, saat krisis, kami bisa melaksanakan tugas pokok kami. Jadi, saat kita ada bencana ini (pandemi Covid-19), ada kejadian di tempat lain yang berkaitan dengan masalah kedaulatan,” tutur Komandan Satuan Komando Pasukan Katak (Kopaska) Komando Armada (Koarmada) I Kolonel Laut (P) Johan Wahyudi.
Pertajam kemampuan
Demi menjaga kedaulatan negara di tengah masa krisis Pandemi Covid-19, Kopaska pun mempertajam kemampuan pasukan. Mereka terus meningkatkan kemampuan dalam melakukan terjun payung, pendekatan melalui permukaan, dan bawah permukaan air laut. Dalam pertempuran tersebut, prajurit Kopaska juga berlatih untuk menghancurkan segala rintangan yang ada dengan beberapa ledakan.
Pada saat terjun payung, mereka menggunakan parasut khusus untuk kecepatan tinggi dengan situasi angin yang berubah. Mereka melakukan penerjunan dari ketinggian 200 kaki.
Untuk para penyelam, mereka harus membawa dive personal system (DPS) seberat 25 kilogram. Alat ini seperti perahu jet yang digunakan untuk meluncur dengan kecepatan sekitar 4-6 knot di bawah air. Mereka juga harus berlari dan menyelam.
Dalam pertempuran terbuka, ada dukungan pasukan dari combat boat dan sea rider. Selain itu, juga ada dukungan dari helikopter.
Dalam pertempuran terbuka, ada dukungan pasukan dari combat boat dan sea rider. Selain itu, juga ada dukungan dari helikopter.
Selain itu, mereka juga berlatih melakukan visit, board, search, and seizure (VBSS), yakni metode pendekatan pada kapal. Selain untuk kepentingan tempur, metode ini juga digunakan pada masa damai.
KOMPAS/PRAYOGI DWI SULISTYO
Seorang prajurit Komando Pasukan Katak TNI Angkatan Laut akan mendarat setelah melakukan terjun payung dalam latihan perang di Pulau Edam atau yang dikenal dengan Pulau Damar, Kepulauan Seribu, Jakarta, Selasa (30/6/2020). Latihan ini dilakukan untuk menjaga kedaulatan negara di tengah masa pandemi Covid-19.
Johan menjelaskan, pada masa damai, mereka akan mengontak terlebih dahulu kapal yang disasar dengan menggunakan radio. Apabila kapal tersebut tidak menjawab, Kopaska akan mendekat untuk memeriksa.
Selama latihan, Johan mengaku puas dengan perkembangan kemampuan pasukannya, tetapi tetap akan melakukan evaluasi agar bisa lebih baik lagi. ”Ini latihan tiga bulan sekali. Yang lalu kita perbaiki,” ujar Johan menambahkan.
Ia menyebutkan, seorang prajurit Kopaska harus memiliki kemampuan dasar, seperti terjun payung, menembak, menyelam, dan berlari. Mereka memiliki kemampuan dominan terkait dengan lingkungan maritim. Meskipun mereka mampu bertempur di tengah lautan, tetapi mereka tetap bisa bertempur di puncak gunung.
Dalam latihan ini, Kopaska juga menyematkan brevet kehormatan kepada Panglima Koarmada I Laksamana Muda TNI Ahmadi Heri Purwono. Heri terlibat langsung dalam latihan ini dengan menjadi pemimpin pertempuran.
”Latihan ini biasa dilakukan pada saat gelap. Dari menyelam, tiba-tiba langsung menyerang dan menuntaskan sasaran. Saat senyap, musuh lengah dan masuk lewat pantai tanpa diketahui musuh. Selaku panglima Koarmada I, saya memiliki kewajiban untuk membina, memelihara, dan meningkatkan profesionalisme seluruh prajurit,” tutur Heri.
Kompas
Para prajurit dari Satuan Komando Pasukan Katak (Kopaska) Armada I mengikuti Latihan Peperangan Laut Khusus di Panngkalan TNI AL Pondok Dayung, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa (22/8/2020). Kegiatan tersebut menjadi salah satu bagian dari upaya pembinaan kesiapsiagaan dan kemampuan pasukan untuk meningkatkan profesionalisme, keterampilan, dan kesiapan operasional Satuan Kopaska. Latihan Peperangan Laut Khusus menjadi agenda utama tahunan satuan Kopaska dalam menyiapkan pasukan khusus laut untuk tugas nonkonvensional, baik pada masa damai maupun pada saat perang. Kegiatan berlangsung selama sembilan hari dan di tutup pada 30 Juni di Kepulauan Seribu.
Penambahan persenjataan
Ia merasakan, pakaian yang digunakan oleh prajurit Kopaska sangat berat sehingga harus meningkatkan kekuatan fisik. Heri juga berpesan agar prajurit Kopaska meningkatkan militansi dan loyalitas. Sebab, sebagai pasukan khusus, mereka mampu membunuh lawan satu banding delapan. Mereka memiliki kemampuan tempur individu yang kuat sehingga dibutuhkan loyalitas yang tinggi pada komando.
Heri mengakui bahwa Kopaska perlu ada penambahan persenjataan sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan teknologi. Dari sisi anggota, ia akan terus melakukan regenerasi dan penambahan. Apalagi, Kopaska sudah ada di Koarmada I, II, dan III.
Secara terpisah, Ketua Pusat Studi Politik dan Keamanan Universitas Padjadjaran, Bandung, Muradi mengungkapkan, ia tak pernah ragu dengan kemampuan prajurit TNI, apalagi pasukan khusus seperti Kopaska.
Kita belum cukup memadai untuk kapal perang dan kapal patroli. Setidaknya kita harus menambah sekitar 100-150 kapal agar bisa menjangkau setiap jengkal.
Akan tetapi, saat ini masih perlu ada penambahan alutsista. Apalagi, Koarmada I mencakup wilayah strategis, seperti di Laut Natuna Utara, Selat Malaka, dan Selat Sunda. ”Kita belum cukup memadai untuk kapal perang dan kapal patroli. Setidaknya kita harus menambah sekitar 100-150 kapal agar bisa menjangkau setiap jengkal,” tutur Muradi.
Penambahan alat utama sistem persenjatan atau alutsista ini dibutuhkan tidak hanya untuk mengantisipasi ancaman dari negara lain. Namun, diperlukan juga untuk menjaga ancaman gangguan dari perbuatan kriminal yang mengganggu keamanan laut.
Untuk persenjataan, idealnya perlu ada penambahan hingga dua setengah kali lipat dari yang ada sekarang. Sebab, untuk mendukung tugas-tugas TNI AL, dibutuhkan alutsista yang banyak dan siap digunakan ketika dibutuhkan.
Kompas
Para prajurit dari Satuan Komando Pasukan Katak (Kopaska) Armada I mengikuti Latihan Peperangan Laut Khusus di Pangkalan TNI AL Pondok Dayung, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa (22/8/2020). Kegiatan tersebut menjadi salah satu bagian dari upaya pembinaan kesiapsiagaan dan kemampuan pasukan untuk meningkatkan profesionalisme, keterampilan, dan kesiapan operasional Satuan Kopaska. Latihan Peperangan Laut Khusus menjadi agenda utama tahunan satuan Kopaska dalam menyiapkan pasukan khusus laut untuk tugas nonkonvensional, baik pada masa damai maupun pada saat perang. Kegiatan berlangsung selama sembilan hari dan akan di tutup pada 30 Juni di Kepulauan Seribu.