HIROSHIMA, KOMPAS —Wakil Presiden RI Jusuf Kalla, Rabu (21/2) siang ini, menerima gelar doctor honoris causa atau gelar kehormatan di bidang perdamaian untuk ketiga kalinya.
Gelar tersebut melengkapi anugerah serupa di berbagai bidang yang seluruhnya sudah 11 kali penghargaan. Universitas Hiroshima mengapresiasi sepak terjang Kalla di bidang perdamaian.
Pengakuan ini disampaikan Rektor Universitas Hiroshima Mitsuo Ochi saat proses penganugerahan gelar doktor kehormatan bidang perdamaian di kampus perguruan tinggi itu.
”Selama menjadi pejabat publik, Yang Mulia Bapak Jusuf Kalla berhasil mendamaikan sejumlah konflik, di antaranya yang terjadi di Poso, Sulawesi Tengah. Kontribusinya pada perdamaian diteruskan saat menjabat Wakil Presiden (di era pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono),” kata Mitsuo Ochi di hadapan hadirin.
Kalla terlibat dalam upaya untuk meredakan konflik di Aceh yang berujung perjanjian damai antara Pemerintah RI dan Gerakan Aceh Merdeka pada 15 Agustus 2005 di Helsinki, Finlandia.
Sepak terjang Kalla ini, kata Ochi, sejalan dengan visi universitas membangun perdamaian dunia. Karena alasan itu, Kalla dianggap patut menerima gelar doctor honoris causa di bidang perdamaian.
Pihak universitas juga mempertimbangkan kiprah Jusuf Kalla di bidang pendidikan. Menurut catatan rektor, Kalla mengelola lembaga pendidikan di Sulawesi, pulau kelahiran Kalla.
Pada ujung pidatonya, Ochi mendoakan Wapres Jusuf Kalla sukses menjalankan tugas-tugasnya, dan yang lebih penting dapat berkontribusi dalam membina hubungan baik antara Jepang dan Indonesia.
Prosesi penganugerahan gelar doctor honoris causa ini berlangsung sekitar 30 menit dimulai pukul 13.15 waktu setempat. Kalla memberi sambutan singkat pada prosesi ini yang diawali dengan ucapan terima kasih kepada pihak kampus. Kalla menyampaikan pandangannya terkait perdamaian, hal yang mendasar untuk mencapai kesejahteraan rakyat.
Hadir dalam acara ini Kepala Polri Jenderal (Pol) Tito Karnavian, utusan khusus Indonesia untuk investasi dari Jepang Rachmat Gobel, mantan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal M Lutfi, Tim Ahli Wapres Sofjan Wanandi, Duta Besar RI di Jepang Arifin Tasrif, dan mantan Duta Besar RI untuk Rusia Hamid Awaludin.
Sejumlah masyarakat Sulawesi Selatan turut hadir dalam acara ini di antaranya Rektor Universitas Hasanuddin Dwia Aries Tina Pulubuhu dan para mantan rektor, Bupati Bantaeng (non-aktif) Nurdin Abdullah, Ibu Mufidah, serta keluarga Jusuf Kalla.
Selaku tuan rumah, selain rektor, hadir juga sivitas akademi Univeritas Hiroshima dan perwakilan mahasiswa.
Pidato JK
Penghargaan ini membahagiakan bukan hanya bagi saya, melainkan juga bagi teman-teman dan seluruh bangsa Indonesia yang cinta damai. Karena perdamaian adalah suatu unsur untuk mencapai kesejahteraan suatu bangsa.
Setiap konflik, pada masa lalu dan masa sekarang, seperti yang terlihat di banyak bagian di dunia ini, telah menimbulkan kehancuran dan kemiskinan suatu bangsa. Karena itulah, kita selalu melakukan kegiatan dan gagasan untuk mengatasi konflik serta mencegah perang dan mencapai perdamaian.
Perang dan konflik selalu menyusahkan, bangsa Jepang memiliki pengalaman yang tidak bisa dilupakan tentang hal ini. Karena perang dan konflik bisa menghancurkan suatu negara. Begitu juga untuk memajukan suatu negara tentunya kerjasama pendidikan antarnegara sangat penting untuk mencapai kemajuan.
Sekali lagi, saya sampaikan rasa hormat dan terima kasih atas penghargaan ini atas nama keluarga, dan bangsa Indonesia. Terimakasih, arigato....
Kehadiran Kalla di kampus ini kedua kalinya setelah kunjungan pertama pada tahun 2011. Saat itu, Kalla diundang sebagai salah satu pembicara seminar tentang perdamaian.