Kementerian Perhubungan mencatat mobilitas masyarakat masa libur Natal dan Tahun Baru telah pulih, seiring pencabutan PPKM. Kenaikannya bahkan hampir menyamai pergerakan sebelum pandemi Covid-19.
Oleh
YOSEPHA DEBRINA RATIH PUSPARISA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Mobilitas selama libur Natal dan Tahun Baru meningkat dari setahun belakangan. Hal ini beriringan dengan dicabutnya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).Jumlah penumpang transportasi bahkan hampir mendekati angka sebelum pandemi Covid-19.
Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melaporkan pergerakan 9.616.619 penumpang angkutan umum pada Senin (19/12/2022) hingga Minggu (1/1/2023). Volume tersebut naik dibandingkan mobilitas tahun lalu.
“Jumlah ini meningkat 42,5 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu yaitu sebanyak 5.529.315 penumpang,” kata Juru Bicara Kemenhub Adita Irawati di Jakarta, Selasa (2/1).
Pergerakan kendaraan pada masa libur kali ini menunjukkan geliat masyarakat. Jumlah penumpang angkutan umum sepanjang libur Natal dan Tahun Baru pada 2019 mencapai 12.289.548 atau hanya 27,8 persen lebih tinggi dibanding periode yang sama tahun 2022.
Berdasarkan data terakhir, kenaikan berasal dari seluruh moda transportasi. Mayoritas penumpang memilih angkutan udara dengan 2.990.546 penumpang. Sebanyak 2.083.809 orang lainnya memilih angkutan jalan, diikuti angkutan penyeberangan dengan 1.920.987 penumpang.
Kereta api mengalami peningkatan hingga 64,5 persen dibanding tahun lalu dalam periode yang sama. Kenaikan itu juga jadi yang tertinggi dari jenis transportasi lain selama masa libur Natal dan Tahun Baru karena mengangkut 1.853.563 penumpang. Terakhir, angkutan laut menampung 767.714 penumpang yang naik 25,3 persen sekaligus yang terendah di antara moda transportasi lain.
Menurut Adita, puncak pergerakan harian penumpang angkutan umum menjelang Natal terjadi pada 23 Desember 2022. Alasannya, 769.382 orang tercatat bepergian dengan berbagai moda transportasi. Puncak arus Tahun Baru berlangsung pada 30 Desember 2022, sebanyak 722.125 penumpang dalam sehari dari seluruh moda.
Awal tahun baru
Kemenhub mencatat mobilitas masyarakat saat Tahun Baru terpantau tinggi, sebab meningkat dibanding hari-hari sebelumnya. Hingga Minggu (1/1), ada 642.992 penumpang dari seluruh moda transportasi.
“Jumlah ini meningkat dibandingkan dengan Sabtu, 31 Desember 2022, dengan pergerakan sebanyak 572.394 penumpang,” kata Adita.
Sementara itu, arus balik mulai tampak sejak Minggu. Menurut pantauan Jasa Marga (Persero) Tbk, ada 201.436 kendaraan kembali ke wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) dari empat gerbang tol (GT) utama. Keempatnya adalah GT Cikupa (dari arah Merak), GT Ciawi (dari arah Puncak), GT Cikampek Utama (dari arah Trans Jawa), serta GT Kalihurip Utama (dari arah Bandung).
Total volume kendaraan ini naik dibanding periode libur tahun lalu dalam periode yang sama. Peningkatannya mencapai 42,4 persen dengan jumlah 141.421 kendaraan. Angka kendaraan masa libur akhir tahun 2022 juga melampaui prediksi sebelumnya.
Para pemudik datang dari tiga arah, yakni timur, barat, dan selatan. Kedatangan paling banyak berasal dari arah timur (Trans Jawa dan Bandung), mendominasi dengan 54,6 persen. Arah barat (Merak) dan selatan (Puncak) kemudian menyusul.
Mobilitas masyarakat yang tinggi memicu risiko kecelakaan lalu lintas pula. Hal ini tercatat dalam Operasi Lilin oleh Kepolisian RI (Polri) yang berakhir pada Senin (2/1).
Menurut Asisten Bidang Operasi Kapolri Irjen Pol Agung Setya, jumlah kecelakaan naik 27 persen dengan total 2.511 kecelakaan dibanding tahun lalu. Musibah itu mengakibatkan 408 korban tewas, 268 luka berat, dan 2.987 luka ringan. Kerugian material mencapai Rp 5 miliar.
Lokasi kecelakaan paling banyak ditemukan di Jawa Timur, diikuti Jawa Tengah, dan Jawa Barat. Sejumlah faktor melatarbelakangi penyebab kecelakaan, seperti kondisi cuaca, alam, kelayakan kendaraan, dan situasi pengemudi.
“Di beberapa titik kecelakaan, seperti di Cipali, tidak mengganggu secara signifikan jalur menuju Jakarta,” ujar Agung secara tertulis.
Meski Operasi Lilin telah usai, Polri berupaya menangani bencana alam di seluruh Indonesia yang disebut Operasi Aman Nusa II. Personel yang tergabung akan merespons situasi darurat bencana alam, seperti banjir, longsor, dan kecelakaan laut.