Ganjar Pranowo yang saat ini berada di urutan kedua setelah Prabowo Subianto, berdasarkan survei Litbang "Kompas" sebenarnya memiliki kekuatan tersembunyi. Apa saja kekuatan Ganjar?
Oleh
BAMBANG SETIAWAN
·5 menit baca
KRISTI DWI UTAMI
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mencukur gundul rambutnya dalam peringatan Hari Kanker Anak Internasional di Kota Semarang (28/2/2022). Acara tersebut dilakukan untuk menumbuhkan kepedulian, simpati, dan empati kepada anak-anak penderita kanker.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo secara konsisten terus menunjukkan kenaikan potensi keterpilihan. Dan, dari segi kenaikan, pergerakannya terhitung cepat. Dari 7,3 persen pada April 2021, elektabilitas Ganjar mengalami kenaikan sebesar 90,4 persen, menjadi 13,9 persen pada Oktober 2021. Kemudian, potensi keterpilihannya kembali naik, dari Oktober 2021 ke Januari 2022 terjadi kenaikan sebesar 47,5 persen menjadi 20,5 persen. Meski demikian, kenaikan Ganjar kali ini tak mampu menandingi kenaikan elektabilitas Prabowo.
Hasil survei yang diselenggarakan oleh Litbang Kompas dari tanggal 17 – 30 Januari 2022 menunjukkan bahwa jika pemilu diselenggarakan pada saat survei dilakukan, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto akan dipilih oleh 26,5 persen masyarakat, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo 20,5 persen, dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan 14,2 persen.
Baca Berita Seputar Pilkada 2024
Pahami informasi seputar Pilkada 2024 dari berbagai sajian berita seperti video, opini, Survei Litbang Kompas, dan konten lainnya.
Nama-nama lainnya, yang muncul namun terpaut cukup jauh dengan ketiga sosok tersebut, adalah Sandiaga Uno, Agus Harimurti Yudhoyono, Basuki Tjahaja Purnama, Ridwan Kamil, Tri Rismaharini, Andika Perkasa, Gatot Nurmantyo, Mahfud MD, Erick Thohir, Puan Maharani, dan lain-lain.
Survei dilakukan lewat wawancara tatap muka terhadap 1.200 responden yang dipilih secara acak menggunakan metode pencuplikan sistematis bertingkat di 34 provinsi Indonesia. “Margin of error” penelitian adalah +/- 2,8 persen, sehingga dapat dikatakan ada perbedaan potensi keterpilihan yang cukup signifikan di antara Prabowo, Ganjar, dan Anies.
Namun, perbedaan suara antara Ganjar dengan Prabowo menjadi menipis ketika dilakukan simulasi pencoblosan. Berbeda dengan pilihan terbuka, simulasi lewat pemilihan yang dilakukan atas daftar sejumlah tokoh cenderung menguntungkan bagi Ganjar, jarak keterpilihannya dengan Prabowo mengecil dan tidak berbeda secara signifikan dengan Prabowo.
Pada simulasi dengan 25 nama, Prabowo mendapatkan 25,7 persen dan Ganjar 22,3 persen. Pada simulasi dengan 10 nama, suara Prabowo 29,9 persen dan Ganjar 24,6 persen. Pada simulasi dengan lima nama, Prabowo 31,2 persen dan Ganjar 27,6 persen. Jarak terkecil terjadi dalam simulasi tiga nama, Prabowo 35,3 persen, Ganjar 32,8 persen, dan Anies Baswedan 23,7 persen.
Demografi pemilih
Jika kontestasi hanya menyisakan tiga nama, yaitu Prabowo, Ganjar, dan Anies, bagaimana kekuatan basis massa Ganjar? Berikut adalah gambaran capaian Ganjar, kalau pertarungan mengerucut pada hanya tiga nama tersebut.
Secara geografis, pemilih di Pulau Jawa lebih memilih Ganjar daripada Prabowo dan Anies, terutama di Provinsi Jawa Tengah, DI Yogyakarta, dan Jawa Timur. Sementara, Jawa Barat dikuasai Prabowo dan DKI Jakarta serta Banten dikuasai Anies. Di luar Jawa, dukungan terhadap Ganjar cukup kuat di Bali, Nusa Tenggara Timur, dan Maluku.
Ganjar juga mendapat dukungan yang tinggi (52 persen) dari pemilih beretnis Jawa, serta mendapat dukungan dari etnis Batak, Tionghoa, Bali, Minahasa, dan Ambon. Sementara itu, etnis Sunda, Minangkabau, Melayu, Bugis, dan Madura lebih banyak yang memilih Prabowo.
Dari segi usia pemilih, Ganjar dapat mengimbangi Prabowo pada kategori generasi Milenial (24-39 tahun) dan Baby Boomers (56-74 tahun). Sementara, Prabowo lebih kuat di kalangan Generasi Z (pemilih pemula) dan Generasi X (40-55 tahun).
Arif Nugroho
Disela kunjungan kerja ke Kabupaten Pemalang, Gubernur Ganjar Pranowo memberikan mainan untuk anak-anak yang ditemui di perjalanan (20/12/2021). Di mobil dinas Gubernur Ganjar selalu tersedia mainan untuk diberikan kepada anak-anak.
Dari sisi pendidikan pemilih, Ganjar unggul di kelompok berpendidikan menengah dan tinggi. Kategori ini dapat dikatakan kelompok influencer yang dapat mempengaruhi masyarakat kelas di bawahnya. Namun begitu, kelompok ini juga selalu membutuhkan asupan informasi baru untuk mempertahankan dukungannya. Aktivitas Ganjar di media sosial sejauh ini cukup efektif mendekatkan pemilih dari kalangan tersebut.
Sementara itu, kelompok berpendidikan dasar pada umumnya cukup kokoh dengan pilihan yang sudah ditetapkannya. Pemilih berpendidikan dasar (SD dan SMP), sejauh ini lebih condong memilih Prabowo. Ganjar perlu memperluas strategi bermedia agar dapat menjangkau lebih dekat ke kalangan ini, tidak cuma mengandalkan media sosial.
Linear dengan pendidikan, Ganjar juga menguasai lebih banyak pemilih dari kelompok sosial ekonomi menengah atas. Meskipun secara jumlah lebih kecil dibanding segmen di bawahnya, namun kelompok menengah atas merupakan kelompok strategis yang dapat mempengaruhi pilihan kelompok di bawahnya.
Disamping menjaga dukungan dari kelompok ini, Ganjar perlu upaya yang lebih keras untuk memperlebar dukungan dari kelompok bawah dan menengah bawah, yang merupakan segmen terbesar (80,6 persen). Pada kedua kelompok ini, dukungan Ganjar sudah cukup besar, namun belum mampu mengungguli dukungan yang diberikan kepada Prabowo.
Arif Nugroho
Gubernur Ganjar Pranowo menyuntikkan semangat anti korupsi kepada para pelajar di Program Gubernur Mengajar memperingati Hari Anti Korupsi di SMA Negeri 15 Semarang (9/12/2021).
Ganjar memiliki modal dukungan yang paling dominan dari segi agama pemilih. Mereka yang beragama Islam dari aliran Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah lebih condong memberikan dukungan yang lebih besar kepada Ganjar dibanding tokoh lainnya. Demikian juga dengan kelompok pemilih di luar Islam (Kristen, Katolik, Budha, Hindu, dan Konghucu), lebih banyak memilihnya dibanding tokoh-tokoh lainnya. Sementara itu, pemilih Islam selain NU dan Muhammadiyah cenderung memilih Prabowo dan Anies.
Dukungan yang cukup besar juga diperoleh Ganjar dari simpati sejumlah partai politik. Selain simpatisan PDI-P yang cukup solid mendukungnya, Ganjar juga menjadi pilihan yang dominan dari simpatisan PKB, PSI, dan Perindo.
Sebagai kader PDI-P yang elektabilitasnya saat ini paling menonjol dibanding tokoh PDI-P lainnya, Ganjar juga mendapat berkah limpahan suara pemilih Jokowi. Mereka yang pada pemilu sebelumnya memilih Jokowi, cenderung memberikan dukungannya kepada Ganjar.
Resistensi terhadap sejumlah tokoh lain juga memberi keuntungan pada elektabilitas Ganjar. Mereka yang resisten dengan tokoh-tokoh berlatar belakang militer, cenderung memberikan dukungannya kepada Ganjar.
KOMPAS/HENDRA A SETYAWAN
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (kiri) dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo saat mengikuti pembukaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) III PDI Perjuangan yang dibuka oleh Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri di Jakarta, Jumat (6/9/2013).
Tokoh-tokoh berlatar belakang militer yang saat ini masuk ke dalam radar masyarakat untuk berkontestasi dalam pemilu adalah Prabowo Subianto, Agus Harimurti Yudhoyono, Gatot Nurmantyo, dan Andika Perkasa. Selain itu, mereka yang resisten terhadap Anies juga lebih banyak yang menjatuhkan pilihan kepada Ganjar.
Peluang dukungan bagi Ganjar juga sangat mungkin bertambah jika komposisi pasangan yang terbentuk dipandang sesuai sehingga meningkatkan potensi keterpilihannya. Hasil survei menunjukkan, figur yang paling pas untuk mendampingi Ganjar adalah Sandiaga Uno. Sandiaga pernah mendampingi Prabowo dalam Pemilu 2019 lalu sebagai calon wakil, dan saat ini menjadi Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Pilihan kedua sebagai pendamping Ganjar yang cukup sesuai menurut kacamata publik, adalah Menteri Sosial Tri Rismaharini. Meskipun nantinya praktik politik bisa saja berbeda, namun peluang Ganjar untuk menang sangat tergantung pada bagaimana ia membentuk komposisi yang ideal. (LITBANG KOMPAS)