Omicron dan Perkembangan Kasusnya
Negara-negara di dunia masih menghadapi pandemi Covid-19 yang berkepanjangan. Belum tuntas dengan varian Delta, kini dunia kembali dihadapkan varian Omicron dengan tren kasus yang meningkat.
Varian Omicron yang ditemukan pada November 2021 merupakan salah satu mutasi jenis variant of concern (VOC). Jenis ini berpotensi mempengaruhi peningkatan kekebalan virus dan menurunkan efektivitas vaksin.
Selain itu, studi pendahuluan di Afrika Selatan menunjukkan dibandingkan varian sebelumnya, yakni Delta dan Beta, varian SARS-CoV-2 Omicron tiga kali lipat lebih cepat memicu reinfeksi pada individu yang sebelumnya pernah terinfeksi Covid-19.
Omicron juga berisiko lebih menular dibandingkan varian lainnya. Menurut kajian peneliti yang dipimpin oleh Nishiura Hiroshi dari Universitas Kyoto, Jepang mengemukakan bahwa jumlah rata-rata orang yang terinfeksi di Provinsi Gauteng, Afrika Selatan, mencapai 4,2 kali lebih tinggi dibandingkan varian Delta.
Hampir sama dengan virus Covid-19 pada umumnya, gejala yang dirasakan penderita terpapar Omicron biasanya menyerang saluran pernapasan. Studi yang dilakukan Dr. Katherine Poehling, Spesialis Penyakit Infeksi dan Vaksinologi di Atrium Health Wake Forest Baptist di North Carolina, Amerika Serikat menyatakan setidaknya ada empat gejala seseorang terkena paparan varian Omicron, yaitu batuk, kelelahan serta sakit kepala, penyumbatan hidung atau pilek, sakit tenggorokan, dan sakit kepala.
Vaksinasi masih menjadi perlindungan utama yang dapat dilakukan masyarakat dalam membendung Omicron. Selain itu, penerapan protokol kesehatan juga dapat menjadi langkah efektif dan tepat dalam membendung varian yang berasal dari Afrika Selatan ini.
Perkembangan Omicron
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Public Health Ontario, varian Omicron menyebar lebih cepat dibandingkan dengan mutasi varian-varian lainnya. Varian ini pertama kali diidentifikasi di Botswana pada 11 November 2021. Pada saat Omicron mulai menyebar di Afrika Selatan, yakni 14 November 2021, negara tersebut menemukan bahwa angka penyebaran Covid-19 di sana melambung tinggi. Meski para peneliti menyimpulkan bahwa angka Covid-19 varian Omicron di Afrika Selatan menurun, namun faktanya justru varian tersebut telah menyebar ke berbagai negara.
Dalam perkembangannya, Omicron sangat cepat menyebar ke negara-negara lain terutama di Eropa. Penyebaran tersebut terjadi dikarenakan adanya riwayat bepergian, mengunjungi, ataupun transit pesawat dari Afrika Selatan.
Setelah itu, Omicron dengan cepat menyebar ke berbagai belahan dunia. Menurut data Statista per 12 Januari 2022, terdapat 115 negara yang terpapar Omicron.
Statista juga mengemukakan bahwa Inggris menjadi negara dengan paparan Omicron terbanyak sebanyak 124.435 kasus, disusul oleh Amerika Serikat dengan 90.211 kasus, lalu Denmark di urutan ketiga, yakni sebanyak 18.255 kasus, dan masih banyak lagi negara-negara serta daerah terpapar lainnya.
Kasus Omicron di Indonesia
Kementerian Kesehatan RI sebenarnya telah mencurigai adanya Omicron yang belum terdeteksi di Indonesia dan melakukan tracing yang mengungkapkan bahwa ada dugaan kasus Omicron pertama yang merupakan WNI dengan inisial TF usia 21 tahun yang datang dari Nigeria pada 27 November 2021.
Bersamaan dengan maraknya Omicron di Asia Tenggara, Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin pada 16 Desember 2021 mengonfirmasi adanya satu kasus positif Omicron yang dialami oleh salah satu Petugas Kebersihan di RSDC Wisma Atlet Kemayoran Jakarta.
Berdasarkan laman resmi Kemenkes, petugas kebersihan RSDC Wisma Atlet tidak pernah melakukan perjalanan ke luar negeri sehingga besar kemungkinan ia tertular dari WNI yang datang dari luar negeri dan melakukan karantina di Wisma Atlet.
Pada 17 Desember 2021, muncul dua tambahan kasus Omicron di Indonesia, yakni WNI dari luar negeri dan juga sedang melakukan karantina di Wisma Atlet.
Salah satu hal yang menjadi pemicu masuknya Omicron di Indonesia, yakni adanya perjalanan warga negara asing maupun Indonesia dari negara-negara ataupun daerah terpapar.
Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan bahwa sebanyak 88 persen dari 414 kasus varian Omicron di Indonesia berasal dari pelaku perjalanan internasional.
Kasus Covid-19 di Indonesia meningkat dalam dua minggu secara berturut-turut. Penambahan kasus dalam seminggu terakhir (terhitung sejak 12 Januari 2022) mencapai angka 3.000 kasus dan naik dari dua minggu sebelumnya yang mencapai 1.200 kasus per minggu.
Langkah dunia melawan Omicron
Direktur Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus pada 7 Januari 2022 memperingatkan kepada negara-negara di dunia agar tetap waspada akan adanya gelombang Omicron,
Menurut WHO, meskipun penyintas tidak bergejala parah sama sekali bukan berarti penyakit ini merupakan penyakit ringan. Tetap ada kematian yang terjadi akibat Omicron. Selain itu, WHO juga memberikan rekomendasi serta instruksi bagi negara-negara terdampak Omicron.
Rekomendasi dan instruksi tersebut, yakni: meningkatkan pengawasan dan melakukan penelitian lebih lanjut terhadap varian-varian virus Covid-19, melaporkan kasus-kasus dan cluster infeksi varian Covid-19 kepada WHO, mempublikasikan informasi pengurutan genom (genome sequencing) ke dalam database publik, mempercepat proses vaksinasi booster terutama negara-negara prioritas tinggi yang masih minim vaksinasi, memperketat protokol kesehatan, memperingatkan warga untuk waspada akan ancaman Omicron, setiap negara terdampak diharapkan menyediakan rencana mitigasi, dan pihak berwajib setempat harus tetap menjalin komunikasi terbuka ke publik.
Negara-negara di dunia juga mulai mengimplementasikan rekomendasi dan instruksi yang diberikan WHO. Hong Kong misalnya, pemerintah setempat sudah menetapkan untuk melarang penerbangan dari delapan negara, yakni Inggris, Amerika Serikat, Kanada, Australia, Pakistan, Filipina, Prancis, dan India dikarenakan Omicron sedang mengganas di sana.
Selain itu, European Union yang menjadi perserikatan negara-negara di Benua Eropa juga telah mengumumkan kebijakan pelarangan penerbangan dari negara-negara kontinen Afrika Selatan.
Di Amerika Serikat, Presiden Joe Biden menginstruksikan warganya untuk mendatangi dan melakukan vaksinasi booster atau dosis penguat. Instruksi sejenis juga dilakukan negara-negara terkaya di dunia (G-7) agar setiap anggota dari negara tersebut melakukan suntikan dosis penguat.
Respon Pemerintah Indonesia
Setelah ditemukan kasus pertama Omicron di Indonesia, pemerintah mengeluarkan Surat Edaran (SE) Ketua Satuan Tugas (Kasatgas) Penanganan Covid-19 Nomor 1 Tahun 2022 tentang Protokol Kesehatan Perjalanan Luar Negeri pada Masa Pandemi Covid-19 yang berbunyi bahwa terdapat 14 negara yang dilarang masuk Indonesia dikarenakan varian Covid-19 Omicron yang mengkhawatirkan.
Keempat belas negara tersebut yakni: Afrika Selatan, Botswana, Norwegia, Perancis, Angola, Zambia, Zimbabwe, Malawi, Mozambique, Namibia, Eswatini, Lesotho, Inggris, dan Denmark.
Selain itu, Direktorat Jenderal Imigrasi juga membekukan sementara visa kunjungan bagi warga negara di sekitar Afrika bagian selatan yakni Botswana, Namibia, Zimbabwe, Lesotho, Mozambique, Eswatini, dan Nigeria.
Pemerintah juga menetapkan kebijakan baik warga negara asing ataupun warga negara Indonesia yang melakukan perjalanan dari negara yang tak terkonfirmasi Omicron wajib melakukan karantina selama 10 hari dari yang mulanya hanya 7 hari.
Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin juga mengemukakan, kenaikan jumlah varian Omicron diperkirakan jauh lebih tinggi dari Delta. Ia juga menuturkan bahwa strategi Kemenkes dalam membendung Omicron yakni dengan memfokuskan perawatan mandiri di rumah.
Hal ini dikarenakan salah satu karakteristik Omicron yang empat kali lebih mudah menular dibandingkan Delta, Dari laporan kasus 414 Omicron di Indonesia hanya 2 orang yang masuk kategori sedang serta memerlukan perawatan.
Kemenkes bekerjasama dengan 17 platform medis digital agar penderita Covid-19 yang dirawat dapat membeli obat-obatan dan berkonsultasi bersama dokter di rumah. Selain itu, pemerintah juga menggaet perusahaan startup logistik untuk memudahkan distribusi obat-obatan hingga ke tangan penderita Covid-19. (Litbang Kompas)
Kronologi Penyebaran Omicron
- 11 November 2021, ditemukannya mutasi baru Covid-19 berdasarkan sampel yang dikumpulkan dan bertempat di Botswana.
- 14 November 2021, sejalan dengan ditemukannya varian baru Omicron, kasus Covid-19 di Afrika Selatan melonjak.
- 24 November 2021, Afrika Selatan melaporkan kepada WHO kemudian mencetuskan bahwa Omicron masuk ke dalam klasifikasi variant under monitoring.
- 25 November 2021, Inggris memaparkan bahwa Omicron masuk sebagai kategori variant under investigation with very high priority dan menjadikannya satu-satunya varian Covid-19 dengan klasifikasi ini.
- 26 November 2021, WHO kemudian menamakan varian tersebut sebagai B.1.1.529 Omicron dan mengubah klasifikasinya menjadi variant of concern (VOC).
- 26 November 2021, kasus pertama Omicron ditemukan di Belanda dan menjadi yang pertama di Eropa. Pemerintah setempat mengumumkan bahwa 61 dari 600 penumpang yang berasal dari Afrika Selatan positif Covid-19 dan menemukan 18 dari penumpang tersebut terpapar varian baru, yakni Omicron.
- 27 November 2021, Kasus pertama Omicron diumumkan di Inggris. Hal ini diketahui setelah ditemukan dua kasus yang mana keduanya mempunyai riwayat bepergian ke kontinen Afrika Selatan. Per 3 Januari 2022, Inggris menjadi negara dengan paparan Omicron terbanyak di dunia dengan total 69.382 kasus.
- 1 Desember 2021, Amerika Serikat resmi mengumumkan kasus pertama Omicron. Dalam laporan Centers for Disease Control and Prevention, kasus pertama Amerika Serikat terjadi setelah adanya temuan pasien yang mengalami gejala ringan Covid-19 yang kembali ke AS dari Afrika Selatan pada 22 November 2021 kemarin.
- 10 Desember 2021, Singapura melaporkan kasus Omicron pertama. Pihak berwajib setempat menyatakan bahwa penderita merupakan seorang perempuan 24 tahun yang merupakan staf di salah satu bandara Singapura dan besar kemungkinan penderita terpapar dari penumpang pesawat dari negara terpapar Omicron. Hal ini juga menjadi awal Omicron di Asia Tenggara.
- 14 Desember 2021, Omicron telah menyebar di 77 negara dunia dan WHO mengecam adanya pihak yang mengatakan bahwa efek dari varian ini adalah gejala ringan.
- 16 Desember 2021, Kementerian Kesehatan RI mengumumkan Omicron resmi masuk Indonesia.
- 17 Desember 2021 dua kasus tambahan Omicron di Indonesia.
- 2 Januari 2022, 92 negara terpapar kasus Omicron.
- 12 Januari 2022, sebanyak 115 negara terpapar varian Omicron.
Sumber: Organisasi Kesehatan Dunia dan Pemberitaan Kompas