Melalui pemerintah baru yang dilantik pada 20 Oktober nanti, Indonesia wajib mewujudkan target Perjanjian Paris.
Oleh
REDAKSI
·1 menit baca
Dari indikator suhu Bumi terlihat krisis iklim kian parah. Suhu global setahun terakhir bahkan telah mencapai 1,64 derajat celsius di atas suhu masa praindustri.
Seperti dilaporkan Layanan Perubahan Iklim Copernicus, yang dikutip Kompas.id, Senin (16/9/2024), suhu rata-rata global September 2023-Agustus 2024 merupakan suhu tertinggi yang pernah tercatat untuk periode 12 bulan di era ini. Catatan suhu itu mencapai 0,76 derajat celsius di atas suhu rata-rata tahun 1991-2020. Suhu ini bahkan mencapai 1,64 derajat celsius di atas tingkat suhu praindustri tahun 1850-1900.
Laporan suhu Bumi dari Copernicus ini mengingatkan kita akan target Perjanjian Paris, yaitu perjanjian internasional yang mengikat secara hukum tentang perubahan iklim. Perjanjian ini diadopsi oleh 196 pihak di Konferensi Perubahan Iklim PBB (COP 21) di Paris, Perancis, 12 Desember 2015. Perjanjian ini mulai berlaku pada 4 November 2016.
Tujuan utama Perjanjian Paris adalah menahan peningkatan suhu rata-rata global di bawah 2 derajat celsius dari tingkat praindustri dan melakukan upaya untuk membatasi peningkatan suhu hingga 1,5 derajat celsius di atas tingkat praindustri. Faktanya, seperti dilaporkan Copernicus, suhu rata-rata global September 2023-Agustus 2024 sudah mencapai 1,64 derajat celsius di atas tingkat suhu praindustri. Kenaikan suhu itu artinya sudah melewati batas 1,5 derajat celsius meskipun belum mencapai 2 derajat celsius di atas tingkat praindustri.
Komitmen telah digaungkan. Para pemimpin dunia telah menekankan perlunya membatasi pemanasan global hingga 1,5 celsius pada akhir abad ini. Hal itu karena Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim PBB pada COP 21 mengungkapkan, jika ambang batas 1,5 derajat celsius terlampaui, hal itu berisiko meningkatkan dampak perubahan iklim, di antaranya kekeringan parah, gelombang panas, dan curah hujan tinggi. Bencana kekeringan, gelombang panas, dan curah hujan tinggi kini banyak dilaporkan di berbagai belahan dunia, tak terkecuali di Tanah Air kita.
Berdasarkan analisis Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, suhu udara rata-rata Agustus 2024 di Indonesia mencapai 26,9 derajat celsius. Padahal, suhu udara periode 1991-2020 berkisar 20,08-28,63 derajat celsius. Berdasarkan data tersebut, suhu udara rata-rata pada Agustus 2024 lebih panas 0,71 derajat celsius. Anomali suhu udara Indonesia pada Agustus 2024 ini merupakan nilai anomali tertinggi kedua sepanjang periode pengamatan sejak 1981.
Oleh karena itu, melalui pemerintah baru, Indonesia juga wajib berupaya mewujudkan target Perjanjian Paris di COP 21 tersebut. Untuk membatasi pemanasan global 1,5 derajat celsius, COP 21 telah menyepakati emisi gas rumah kaca sudah harus mencapai puncaknya sebelum tahun 2025 dan turun 43 persen pada 2030. Upaya itu demi masa depan Bumi pula.