Novel Grafis dalam Perspektif Sejarah Publik
Keunggulan novel grafis dalam menghidupkan sejarah dan menyebarkannya kepada publik baru tidak dapat disangkal.
-
Cara kita menyajikan masa lalu kepada publik sangat dipengaruhi oleh format yang kita pilih dalam menyampaikan narasi sejarah. Apa yang telah kita pelajari tentang masa lalu dari arsip, repertoar, dan ingatan sering kali dikompresi, diperluas, disederhanakan, ditekankan, atau dipinggirkan—diubah dengan berbagai cara oleh keahlian oleh para sejarawan akademis dan sejarawan publik.
Keindahan sejarah terletak pada perpaduan seni dan sains: celah dalam pengetahuan faktual kita mengundang imajinasi sejarah, gangguan dalam kronologi, dan bahkan anakronisme ketika diperlukan untuk membantu menyampaikan pesan sejarah yang spesifik dan otentik. Beberapa bentuk sejarah publik, seperti novel grafis, secara alami cocok untuk eksplorasi masa lalu yang didasarkan pada penelitian mendalam, tetapi tetap menghibur dan kreatif (Paradis & Clinton, 2018).
Dengan kombinasi gambar, dialog, dan teks naratif, novel grafis menawarkan peluang yang signifikan untuk menyajikan berbagai sudut pandang dan narasi alternatif tentang masa lalu serta untuk mengungkapkan detail dan wawasan sejarah yang kompleks (baik materi, sosial, maupun politik) secara ringkas dan tajam.
Novel grafis Sacco menantang narasi sejarah konvensional, menekankan suara-suara yang terpinggirkan, dan menggunakan format inovatif untuk melibatkan audiens yang luas.
Di samping itu, keunggulan novel grafis dalam menghidupkan sejarah dan menyebarkannya kepada publik baru tidak dapat disangkal. Seperti yang dikemukakan oleh Stephen Tabachnich (2009: 2) dalam pengantarnya untuk buku Teaching the Graphic Novel, novel grafis dapat menyampaikan narasi nonfiksi ”dengan kedalaman dan kehalusan yang kita harapkan dari novel tradisional dan teks nonfiksi yang lebih panjang”. Tidak mengherankan kemudian bahwa bentuk sejarah publik ini semakin diakui, bahkan di kalangan sejarawan akademis.
Dari perspektif sejarah publik, Catatan Kaki dari Gaza karya Joe Sacco ini adalah bentuk eksplorasi kritis tentang bagaimana sejarah dibangun, diingat, dan direpresentasikan. Sejarah publik melibatkan interpretasi dan penyajian sejarah kepada masyarakat umum, sering kali menekankan suara-suara yang terpinggirkan dan narasi alternatif yang menantang catatan sejarah arus utama.
Joe Sacco adalah seorang kartunis dan jurnalis Amerika yang lahir di Malta pada 2 Oktober 1960. Ia dikenal sebagai salah satu pelopor genre ”jurnalisme komik” atau ”jurnalisme grafis”, yang menggabungkan seni komik dengan narasi jurnalisme investigatif. Karyanya sering kali berfokus pada konflik dan masalah sosial yang kompleks dengan tujuan untuk memberikan perspektif mendalam melalui kombinasi gambar dan teks.
Catatan Kaki dari Gaza adalah salah satu karya paling terkenal Joe Sacco, diterbitkan pada 2009. Novel grafis ini mengangkat peristiwa-peristiwa yang terjadi di Gaza selama konflik Arab-Israel, khususnya berfokus pada dua insiden yang terjadi pada November 1956 di kota Khan Younis dan Rafah. Dalam karya ini, Sacco menyelidiki pembunuhan massal warga Palestina oleh tentara Israel, yang sebagian besar terlupakan atau hanya disebutkan sebagai ”catatan kaki” dalam sejarah yang lebih luas.
Untuk menggarap Catatan Kaki dari Gaza, Sacco melakukan riset mendalam, termasuk melakukan wawancara langsung dengan saksi mata yang selamat serta memeriksa dokumen-dokumen sejarah. Melalui pendekatan ini, ia berhasil merekonstruksi peristiwa-peristiwa tersebut secara mendetail dengan tujuan untuk menghidupkan kembali ingatan tentang kekejaman yang telah lama diabaikan ini.
Karyanya tidak hanya berfungsi sebagai bentuk dokumentasi sejarah, tetapi juga sebagai kritik terhadap bagaimana sejarah konflik sering kali diceritakan dan diabaikan. Sejarah publik sering kali bertujuan untuk menantang narasi dominan serta mendorong pemikiran kritis tentang bagaimana sejarah dicatat dan diingat.
Baca juga: Memahami dan Mendalami Sejarah Publik
Buku ini melakukan hal tersebut dengan menyoroti insiden-insiden yang telah direduksi menjadi ”catatan kaki” dalam sebagian besar catatan sejarah konflik Israel-Palestina. Investigasi Sacco terhadap pembantaian tahun 1956 mempertanyakan mengapa peristiwa tertentu mendapat perhatian, sementara yang lain diminimalkan atau diabaikan. Hal ini mencerminkan fokus sejarah publik dalam menginterogasi dinamika kekuasaan dalam representasi sejarah dan politik memori.
Penggunaan format novel grafis sangat signifikan dari perspektif sejarah publik. Cerita visual adalah alat yang dirasakan paling efektif untuk merepresentasikan keterlibatan publik karena dapat mengkomunikasikan narasi sejarah yang kompleks dengan cara yang lebih mudah diakses dan menarik.
Ilustrasi rinci Sacco tidak hanya menggambarkan peristiwa, tetapi juga menyampaikan dampak emosional dan psikologis pada orang-orang yang terlibat. Metode ini sejalan dengan komitmen sejarah publik untuk membuat sejarah dapat diakses oleh berbagai audiens di luar lingkaran akademis, termasuk pembaca muda dan mereka yang mungkin tidak terlibat dengan teks sejarah tradisional.
Memori dan kesaksian memainkan peran sentral dalam sejarah publik, dan Catatan Kaki dari Gaza ini memberikan penekanan kuat pada keduanya. Ketergantungan Sacco pada kesaksian pribadi untuk merekonstruksi peristiwa tahun 1956 berfungsi sebagai pengingat sekaligus mendudukkan pentingnya sejarah lisan dalam mendokumentasikan dan memahami masa lalu.
Karyanya menyoroti bagaimana kenangan pribadi dapat menjadi bukti sejarah yang penting, terutama ketika catatan resmi tidak lengkap, bias, atau tidak ada. Pendekatan ini selaras dengan upaya sejarawan publik untuk melestarikan dan menafsirkan ingatan komunitas dan individu yang ceritanya mungkin akan hilang.
Meskipun Catatan Kaki dari Gaza telah dipuji karena keterlibatannya yang mendalam dengan sejarah Palestina dan tantangannya terhadap narasi arus utama, beberapa kritik dari perspektif sejarah publik yang bisa dikemukakan adalah pada keterbatasan suara naratif tunggal Sacco dan perannya sebagai orang luar yang menafsirkan peristiwa-peristiwa ini.
Sebagai seorang jurnalis Barat, Sacco membawa perspektifnya sendiri dalam penafsiran peristiwa-peristiwa ini yang mungkin memengaruhi penggambaran dinamika sosial-politik yang kompleks di wilayah tersebut. Sejarawan publik mungkin juga mengkritik potensi karya-karya semacam itu untuk menyederhanakan atau mendramatisasi peristiwa sejarah demi tujuan naratif meskipun pendekatan teliti Sacco sebagian besar mengurangi kekhawatiran ini.
Penggunaan format novel grafis sangat signifikan dari perspektif sejarah publik.
Dari perspektif sejarah publik, Catatan Kaki dari Gaza adalah karya penting yang memperluas batasan bagaimana sejarah dapat diceritakan dan siapa yang berhak menceritakannya. Novel grafis Sacco menantang narasi sejarah konvensional, menekankan suara-suara yang terpinggirkan, dan menggunakan format inovatif untuk melibatkan audiens yang luas.
Karya ini berfungsi sebagai contoh kuat bagaimana sejarah publik dapat menggunakan metode kreatif untuk menarik perhatian pada peristiwa yang terlupakan atau terabaikan, mendorong keterlibatan yang lebih inklusif dan kritis dengan masa lalu.
Apresiasi patut diberikan kepada penerbit Gramedia Pustaka Utama untuk menerjemahkan dan menerbitkan buku ini. Satu lagi karya Joe Sacco yang patut diterbitkan juga adalah Palestine, novel grafis pertama Sacco tahun 1993.
Mungkin satu-satunya ”kekurangan” dari buku ini adalah format ukuran bukunya yang rasanya terlalu besar sehingga tidak ramah dalam genggaman tangan sebagaimana layaknya ukuran buku pada umumnya.
Kresno Brahmantyo, sejarawan publik
Data Buku
Judul Buku : Catatan Kaki dari Gaza
Pengarang : Joe Sacco
Penerjemah : Zia Anshor
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit : 2024
Tebal Buku : x + 418 halaman
ISBN : 978-602-03-0850-0