logo Kompas.id
OpiniAgama dan Transhumanisme
Iklan

Agama dan Transhumanisme

Persimpangan agama dan transhumanisme menawarkan bidang eksplorasi yang kaya dan potensi kolaborasi.

Oleh
SITI MURTININGSIH
· 5 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/32L3w70uo4q8FktrIEcP7eW6ONA=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2024%2F09%2F13%2F14a1e14c-45a4-4f8d-9ed7-21ea3691e0dc_jpg.jpg

Gilgamesh, seorang raja di Mesopotamia, berusaha untuk menemukan cara agar bisa hidup abadi.

Dia tahu ada satu cara alami untuk menjadi abadi, yaitu dengan menggunakan herba yang tumbuh di dasar lautan. Dia pun berhasil mendapatkan herba itu. Sayangnya, sebelum sempat dia makan, herba itu diambil oleh seekor ular. Itulah kisah mitologis yang dikutip filsuf Universitas Oxford, Nick Bostrom, dalam artikelnya, ”A History of Transhumanist Thought” (2005).

Editor:
SRI HARTATI SAMHADI, YOHANES KRISNAWAN
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000