Prestasi para atlet di Olimpiade Paris 2024 layak diapresiasi. Komitmen dan dukungan diperlukan untuk terus berprestasi.
Oleh
REDAKSI
·2 menit baca
Gelombang apresiasi dan penghargaan bagi para atlet yang telah mengharumkan nama Indonesia di Olimpiade Paris 2024 terus bergulir. Apresiasi terakhir diberikan para pengusaha yang digalang oleh Ketua Kontingen Tim Indonesia untuk Olimpiade Paris 2024, Anindya Bakrie.
Dari kalangan swasta ini, atlet panjat tebing Veddriq Leonardo dan lifter angkat besi Rizki Juniansyah yang meraih medali emas mendapat penghargaan Rp 1 miliar. Pelatih mereka masing-masing turut mendapatkan Rp 500 juta. Adapun pebulu tangkis putri Gregoria Mariska Tunjung yang meraih medali perunggu mendapat Rp 500 juta, serta pelatihnya mendapat Rp 150 juta. Ditambah dengan bonus bagi 26 atlet lain yang tampil di Olimpiade, total penghargaan dari kelompok pengusaha ini Rp 4,5 miliar.
Baca Berita Olimpiade Paris 2024
Ikuti informasi terkini seputar Olimpiade Paris 2024 dari berbagai sajian berita seperti analisis, video berita, perolehan medali, dan lainnya.
Sebelumnya, para atlet dan pelatih juga mendapat penghargaan dari pemerintah, yang diserahkan simbolis oleh Presiden Joko Widodo. Atlet peraih medali emas mendapat bonus Rp 6 miliar dan peraih medali perunggu Rp 1,65 miliar. Pelatih dari atlet peraih emas memperoleh Rp 2,75 miliar, dan perunggu Rp 675 juta. Adapun atlet lain yang tampil di Olimpiade mendapatkan Rp 250 juta per orang.
Jumlah ini lebih besar daripada bonus pada Olimpiade Tokyo 2020. Tiga tahun lalu, peraih emas Olimpiade Tokyo menerima Rp 5,5 miliar per orang, perak Rp 2,5 miliar per orang, dan perunggu Rp 1,5 miliar per orang. Bonus pelatih peraih emas Rp 2,5 miliar per orang, perak Rp 1 miliar per orang, dan perunggu Rp 600 juta per orang. Adapun atlet yang belum meraih medali mendapat Rp 100 juta.
Niat mulia Rizki dan Veddriq menyisihkan bonus yang diterima untuk mengembangkan sarana berlatih di daerah masing-masing seharusnya menjadi pengingat bagi para pemangku kepentingan bahwa sarana dan prasarana olahraga yang ada masih perlu ditingkatkan.
Penghargaan dan perhatian dari pemerintah dan kalangan swasta yang diterima para atlet ini perlu disyukuri mengingat mereka telah berjuang membela negara. Penghargaan ini diharapkan bisa membantu para atlet untuk mempersiapkan masa depan setelah tak lagi menjadi atlet.
Sudah terlalu sering kita mendengar kisah mengenaskan para mantan atlet di hari tua, setelah berjuang membela negara di masa muda mereka. Upaya Pengurus Besar Perkumpulan Angkat Besi Seluruh Indonesia (PB PABSI) untuk memberi asuransi yang baru dapat dimanfaatkan Rizki pada usia 41 tahun pun menjadi inisiatif yang patut diapresiasi.
Hal ini memperlihatkan, kini atlet bisa sejahtera jika fokus berlatih dan berusaha mencapai prestasi terbaik. Namun, untuk mencapai hasil itu, perhatian dan dukungan pada mereka perlu diberikan sejak awal, mulai dari pencarian bibit atlet, pembinaan terarah dengan bantuan sport science, hingga kesempatan berkompetisi seluas-luasnya.
Sebagai contoh, niat mulia Rizki dan Veddriq menyisihkan bonus yang diterima untuk mengembangkan sarana berlatih di daerah masing-masing seharusnya menjadi pengingat bagi para pemangku kepentingan bahwa sarana dan prasarana olahraga yang ada masih perlu ditingkatkan. Kita tunggu komitmen pemerintahan baru untuk meningkatkan prestasi olahraga Indonesia.