logo Kompas.id
OpiniParadoks Hidup Banteng Bali
Iklan

Paradoks Hidup Banteng Bali

Polenk melihat, jika benar-benar sapi dimuliakan, sampai jadi tengkorak pun warga harus tetap memuliakannya.

Oleh
PUTU FAJAR ARCANA
· 9 menit baca
Putu Fadjar Arcana (CAN)
SALOMO TOBING

Putu Fadjar Arcana (CAN)

I Nyoman ”Polenk” Rediasa punya proyek seni tentang kehidupan paradoks para banteng. Saat kecil para calon banteng dilepasliarkan ke hutan sebagai persembahan, tetapi ketika berevolusi menjadi banteng sesungguhnya, takdirnya berujung di dapur warga.

Saat hari yang disebut mungkah wali datang, para banteng liar diburu, diciduk, dibekuk, dan disembelih sebagai persembahan ke tempat suci. Dagingnya sebagian besar menjadi santapan, yang diperlakukan seperti berkah bagi kehidupan warga.

Editor:
BUDI SUWARNA
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000