logo Kompas.id
OpiniNasib Malang Siswa di Kursi...
Iklan

Nasib Malang Siswa di Kursi Belakang

Fenomena berebut kursi depan menunjukkan kondisi ruang kelas belum bisa menciptakan sistem pembelajaran yang inklusif.

Oleh
ABDUR ROHMAN
· 4 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/Joaya3CEcbW_TZ9bYSl9pY_SUL0=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2024%2F08%2F05%2F144dcc9c-c65b-4de7-b7ba-d04756bfbbf4_jpg.jpg

Menyoroti dunia pendidikan di Indonesia sering kali membuat kita menepuk jidat. Selain masalah yang berbentuk konkret (sarana dan prasarana), pendidikan Indonesia masih juga dihantui oleh problem abstrak (kualitas). Terlebih, masalah tak kasatmata ini sering kali tak dirasakan oleh kita. Malah, menjadi hal yang dinormalisasi dan dijadikan bahan gelak tawa.

Salah satu yang saya maksud adalah berita tahunan yang menampilkan para orangtua berebut kursi depan di kelas bagi anaknya. Berita ini selalu muncul saat hari pertama tahun ajaran baru. Para orangtua rela berangkat pagi buta ke sekolah supaya anaknya bisa memperoleh posisi duduk di kursi paling depan.

Editor:
YOVITA ARIKA
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000