logo Kompas.id
OpiniPartokrasi dalam Pilkada
Iklan

Partokrasi dalam Pilkada

Partokrasi telah memaksa orang menerima kehadiran figur dan elite baru di pemerintahan yang tak mewakili mereka.

Oleh
RENDY PAHRUN WADIPALAPA
· 4 menit baca
Ilustrasi
KOMPAS/SUPRIYANTO

Ilustrasi

Bagi mereka yang mengimani teori ideologi dan aliran politik, peta kekuasaan mutakhir di Indonesia akan terbaca membingungkan. Figur-figur kritis yang memancang sikap oposisi di luar pagar pemerintahan tiba-tiba balik badan dan menguji coba beberapa cara untuk berkoalisi dengan kekuasaan. Afiliasi partai tak bisa ditebak: pada satu episode mereka bisa demikian berseberangan, tetapi pada momen sebentar saja seteru menjadi sekutu.

Ritus pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak memperumit pembacaan. Partai dan elite yang bersitegang pada kontestasi pemilu presiden dapat saling mesra pada pilkada. Sebaliknya, tak pernah ada garansi bahwa koalisi yang tampak rukun pada pemilu Februari lalu adalah sungguh-sungguh permanen begitu arena tarung di daerah dihelat.

Editor:
YOVITA ARIKA
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000