Menimbang Program Transisi PAUD-SD dalam Merdeka Belajar
Program transisi PAUD-SD dapat menjadi komponen penting dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan Indonesia.
Hasil Program Penilaian Pelajar Internasional (Programme for International Student Assessment/PISA) 2022 mengungkapkan posisi Indonesia yang kurang menggembirakan dalam lanskap pendidikan global. Dengan skor yang secara signifikan berada di bawah rata-rata negara-negara yang tergabung dalam Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) untuk membaca, matematika, dan sains, Indonesia dihadapkan pada urgensi untuk melakukan reformasi pendidikan yang komprehensif.
Sejalan dengan hal ini, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) mengamanatkan bahwa kualitas pendidikan Indonesia harus dinilai secara obyektif melalui organisasi yang independen dan bereputasi.
Merespons hasil PISA sejak 2020 yang menjadi tantangan besar, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi di bawah kepemimpinan Menteri Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim meluncurkan kebijakan Merdeka Belajar. Salah satu inisiatif utama dari kebijakan ini adalah program transisi pendidikan anak usia dini ke sekolah dasar (PAUD-SD) yang menyenangkan, terangkum dalam Merdeka Belajar Episode 24. Program yang berlangsung 10 hari ini menarik perhatian dengan fokusnya pada enam capaian fondasi.
Baca juga: Merdeka Belajar sejak Dini
Implementasi konkret dari konsep ini terlihat pada tahun ajaran baru 2024-2025, di mana program ini diterapkan dalam masa pengenalan lingkungan sekolah selama dua minggu pertama. Inisiatif ini melibatkan berbagai tingkat pemerintahan, mulai dari tingkat pusat di Kemendikbudristek hingga ke pemerintahan tingkat II. Lebih lanjut, implementasinya dimonitor langsung sampai level kecamatan oleh para pengawas dan penilik pendidikan.
Meskipun program ini merupakan bagian besar dari kebijakan Merdeka Belajar, efektivitasnya dalam meningkatkan literasi, numerasi, dan kemampuan sains siswa Indonesia serta sebagai katalis perubahan paradigma pendidikan nasional pada tingkat anak usia dini dan sekolah dasar perlu dikaji secara kritis.
Pertanyaan mendasar yang muncul adalah, dapatkah intervensi singkat ini menjadi katalis perubahan signifikan dalam sistem pendidikan Indonesia? Evaluasi mendalam terhadap dampak program ini akan sangat penting untuk menentukan langkah-langkah selanjutnya dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan nasional.
Tantangan
Program transisi PAUD-SD yang diusung dalam kebijakan Merdeka Belajar menawarkan pendekatan holistik melalui enam capaian fondasi yang mencakup aspek-aspek fundamental bagi perkembangan siswa. Kematangan kognitif, keterampilan motorik, pemahaman sosial-emosional, dan sikap positif terhadap pembelajaran merupakan elemen krusial yang berpotensi mendukung perkembangan literasi, numerasi, dan kemampuan sains. Namun, efektivitas program ini dalam konteks reformasi pendidikan Indonesia perlu dikaji secara kritis.
Argumen yang mendukung program ini menekankan bahwa kematangan kognitif yang baik dapat meningkatkan kapasitas siswa dalam memahami konsep-konsep abstrak dalam matematika dan sains. Sikap positif terhadap pembelajaran berpotensi mendorong motivasi intrinsik siswa untuk mengeksplorasi pengetahuan baru, yang sangat penting dalam pengembangan literasi. Sementara itu, pengembangan keterampilan motorik halus dapat mendukung kemampuan menulis dan melakukan eksperimen sains sederhana.
Meski demikian, durasi program yang hanya 10 hari menimbulkan keraguan serius tentang efektivitasnya. Pembentukan kebiasaan dan pola pikir baru membutuhkan waktu dan konsistensi yang jauh lebih lama. Tanpa tindak lanjut yang terstruktur dan berkelanjutan, dampak program ini berisiko hanya bersifat sementara.
Program transisi PAUD-SD yang menyenangkan memang dapat menjadi bagian integral dari strategi reformasi pendidikan, tetapi tidak bisa berdiri sendiri sebagai solusi tunggal.
Lebih lanjut, keberhasilan program ini sangat bergantung pada kualitas implementasinya. Faktor-faktor seperti kesiapan guru, ketersediaan sumber daya, serta dukungan dari lingkungan sekolah dan keluarga akan sangat memengaruhi efektivitas program. Tanpa persiapan yang matang dan dukungan sistemik, program ini berisiko menjadi sekadar formalitas tanpa dampak substantif.
Untuk benar-benar meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia dan memperbaiki peringkat dalam asesmen internasional, seperti PISA dan Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS), diperlukan pendekatan yang jauh lebih komprehensif dan berkelanjutan. Ini harus mencakup peningkatan kualitas guru melalui pelatihan berkelanjutan dan peningkatan kesejahteraan.
Perbaikan infrastruktur pendidikan, terutama di daerah-daerah terpencil, juga menjadi prioritas yang tidak bisa diabaikan. Pengembangan kurikulum yang relevan dengan kebutuhan abad ke-21 dan konteks lokal Indonesia harus dilakukan secara cermat dan berkelanjutan.
Baca juga: Harapan dalam Kebangkitan Nasional melalui PAUD
Penciptaan lingkungan belajar yang mendukung, baik di sekolah maupun di rumah, menjadi faktor penting lainnya. Ini memerlukan penguatan kolaborasi antara sekolah, keluarga, dan masyarakat dalam mendukung pendidikan anak. Tanpa dukungan ekosistem yang komprehensif, efektivitas program transisi PAUD-SD akan sangat terbatas.
Program transisi PAUD-SD yang menyenangkan memang dapat menjadi bagian integral dari strategi reformasi pendidikan, tetapi tidak bisa berdiri sendiri sebagai solusi tunggal. Program ini harus diintegrasikan ke dalam kerangka reformasi pendidikan yang lebih luas dan didukung oleh kebijakan-kebijakan yang saling melengkapi. Diperlukan evaluasi berkala dan penyesuaian program berdasarkan temuan-temuan empiris untuk memastikan efektivitasnya dalam jangka panjang.
Program transisi PAUD-SD menawarkan potensi yang menjanjikan, implementasinya harus dilakukan dengan hati-hati dan disertai dengan langkah-langkah pendukung yang komprehensif. Hanya dengan pendekatan holistik dan berkelanjutan, Indonesia dapat berharap untuk mencapai peningkatan signifikan dalam kualitas pendidikannya dan memperbaiki posisinya dalam penilaian internasional.
Rekomendasi berkelanjutan
Program transisi PAUD-SD dalam kebijakan Merdeka Belajar memiliki potensi signifikan untuk menjadi titik awal transformasi positif dalam sistem pendidikan Indonesia. Namun, efektivitas program ini sangat bergantung pada implementasi jangka panjang yang konsisten, serta integrasinya dengan berbagai inisiatif pendidikan lainnya. Untuk memaksimalkan dampak program ini, beberapa langkah strategis perlu diambil dengan penuh pertimbangan dan perencanaan yang matang.
Pertama, pengembangan mekanisme evaluasi yang komprehensif dan berkelanjutan menjadi suatu keharusan. Evaluasi yang dilakukan secara periodik dan mendalam akan memungkinkan para pemangku kepentingan untuk mengidentifikasi kekurangan program, mengukur efektivitasnya, serta melakukan penyesuaian yang diperlukan. Melalui proses evaluasi yang terstruktur, program ini dapat terus ditingkatkan dan disesuaikan dengan kebutuhan pendidikan yang dinamis.
Kedua, penyediaan dukungan yang berkelanjutan bagi para guru dan institusi pendidikan dalam menerapkan prinsip-prinsip program ini sepanjang tahun ajaran merupakan faktor krusial. Guru yang terlatih dengan baik dan mendapatkan dukungan yang memadai akan lebih mampu mengimplementasikan program ini secara efektif, menciptakan lingkungan belajar yang optimal bagi peserta didik. Oleh karena itu, pelatihan guru yang intensif dan berkelanjutan, serta penyediaan sumber daya yang memadai harus menjadi prioritas dalam implementasi program ini.
Program transisi PAUD-SD dalam kebijakan Merdeka Belajar memiliki potensi signifikan untuk menjadi titik awal transformasi positif dalam sistem pendidikan Indonesia.
Perubahan fundamental dalam sistem pendidikan membutuhkan komitmen jangka panjang, investasi yang signifikan, serta kolaborasi yang erat antara semua pihak yang terlibat dalam ekosistem pendidikan.
Ketiga, integrasi capaian pondasi ke dalam kurikulum reguler PAUD dan SD merupakan langkah yang tidak dapat diabaikan. Dengan mengintegrasikan aspek-aspek penting dari program ini ke dalam kurikulum reguler, kita dapat memastikan bahwa prinsip-prinsip dan nilai-nilai yang ditekankan dalam program transisi ini terus diperkuat dan diterapkan sepanjang tahun ajaran. Hal ini akan menciptakan kontinuitas dalam proses pembelajaran dan membantu memperkuat dampak jangka panjang program.
Keempat, pelibatan aktif orangtua dan masyarakat dalam mendukung tujuan program menjadi elemen yang sangat penting. Orangtua dan masyarakat memiliki peran yang tidak tergantikan dalam menciptakan lingkungan belajar yang mendukung di luar sekolah. Dengan melibatkan mereka secara aktif, kita dapat memastikan bahwa nilai-nilai dan keterampilan yang diajarkan di sekolah juga diperkuat di rumah dan dalam komunitas, menciptakan ekosistem pendidikan yang holistik dan saling mendukung.
Kelima, penyesuaian program berdasarkan hasil evaluasi dan umpan balik dari berbagai pemangku kepentingan harus dilakukan secara berkelanjutan. Fleksibilitas dan kemampuan beradaptasi program akan memastikan bahwa program ini tetap relevan dan efektif dalam menghadapi tantangan pendidikan yang terus berubah. Dengan pendekatan yang adaptif, program ini dapat terus berkembang dan menyesuaikan diri dengan kebutuhan pendidikan yang dinamis.
Baca juga: Pendidikan Anak Usia Dini Beri Manfaat Besar ke Depan
Penutup
Dengan menerapkan pendekatan yang holistik, berkelanjutan, dan adaptif, program transisi PAUD-SD dapat menjadi komponen penting dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan Indonesia. Namun, perlu disadari bahwa perubahan fundamental dalam sistem pendidikan membutuhkan komitmen jangka panjang, investasi yang signifikan, dan kolaborasi yang erat di antara semua pihak yang terlibat dalam ekosistem pendidikan.
Pemerintah, institusi pendidikan, guru, orangtua, dan masyarakat harus bersinergi dan berkomitmen penuh untuk mendukung transformasi ini. Hanya melalui kerja sama yang solid dan komitmen yang kuat, Indonesia dapat mencapai peningkatan yang signifikan dalam kualitas pendidikannya sehingga mampu meningkatkan daya saingnya di kancah pendidikan global.
Khumaidi Tohar, Kepala Labschool Universitas Negeri Jakarta; Anggota IGTKI DKI Jakarta Divisi Litbang APPAUDI DKI Jakarta