logo Kompas.id
OpiniMemaafkan Dinasti Politik
Iklan

Memaafkan Dinasti Politik

Memaafkan dinasti politik sambil membelanya sebagai Asian ”values” adalah titik balik bagi padamnya nalar kritis.

Oleh
RENDY PAHRUN WADIPALAPA
· 5 menit baca
Ilustrasi
KOMPAS/SUPRIYANTO

Ilustrasi

Kecemasan atas dinasti politik membayangi pemilihan kepala daerah. Setelah menjadi debat dan kontroversi yang panjang pada pemilu presiden Februari lalu, resep dinasti politik mulai direplikasi lewat nominasi para kerabat pejabat pemerintahan kita di pelbagai arena pilkada.

Meruapnya fenomena dinasti politik dari skala nasional hingga lokal ini mendatangkan dilema dalam hidup berdemokrasi. Karena kemunculannya yang beruntun, politik berbasis kerabat mulai dilihat sebagai sesuatu yang tak terlalu asing, yang kehadirannya sekadar dipandang sebagai rutin belaka. Orang mulai menormalisasi bahwa pada tiap rutinitas pemilu—entah presiden, legislatif, atau pilkada—dinasti politik toh akan terus hadir dan ada.

Editor:
YOVITA ARIKA
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000