Indonesia selangkah lagi menorehkan tinta emas. Mereka akan berjuang menembus semifinal Piala Asia U-23 melawan Korsel.
Oleh
REDAKSI
·3 menit baca
Tim Indonesia U-23 membuka peluang menorehkan tinta emas dalam catatan sejarah persepakbolaan Tanah Air. Mereka bakal menantang Korea Selatan di perempat final Piala Asia U-23 pada Jumat (26/4/2024) dini hari WIB untuk memelihara asa tampil di Olimpiade Paris 2024.
Sepak bola Indonesia terakhir kali tampil di ajang olahraga terakbar sejagat itu pada Olimpiade Melbourne 1956. Waktu itu, Indonesia diperkuat pemain-pemain yang kini menjadi legenda, seperti Ramang, Aang Witarsa, dan Maulwi Saelan.
Tampil di perempat final saja sebenarnya sudah bersejarah bagi Indonesia. Namun, jika ingin mengulang capaian Ramang dan kawan-kawan, ”Garuda Muda” harus mampu melewati Korea Selatan terlebih dahulu. Seperti diketahui, Piala Asia U-23 juga menjadi ajang kualifikasi Olimpiade. Tiga tim teratas langsung mendapat tiket ke Paris, sedangkan peringkat keempat akan menjalani laga playoff melawan wakil dari zona Afrika, Guinea, yang dilangsungkan di Paris, 9 Mei 2024. Seandainya mampu melewati Korsel, Indonesia bakal bertemu pemenang laga antara Arab Saudi dan Uzbekistan untuk memperebutkan tempat final Piala Asia U-23.
Sejarah memang sudah di depan mata. Akan tetapi, sebagaimana mantra setiap pelatih, pemain hanya boleh fokus pada laga yang segera dihadapi, bukan laga lain. Seperti yang ditekankan Pelatih Shin Tae-yong sejak menukangi Indonesia, para pemain harus bisa menjaga fokus, selain kerja keras dan disiplin.
Laga perempat final itu bakal penuh emosi bagi Shin. Ia akan melawan tim negaranya sendiri, yang juga pernah dibawanya ke Olimpiade Rio de Janeiro 2016.
Pertandingan itu juga akan mempertemukan dua pelatih yang bersahabat. Shin akan menghadapi Hwang Sun-hong, yang melatih tim Korsel U-23. Menilik rekor pertemuan kedua pelatih, Hwang saat ini lebih unggul.
Berdasarkan data Transfermarkt, keduanya telah bertemu 12 kali saat masih melatih di Liga Korea. Dari 12 pertemuan itu, tim asuhan Shin lima kali kalah dan hanya dua kali menang, sisanya berakhir imbang.
Namun, jika melihat seluruh karier kepelatihan, Shin bisa dikatakan lebih mumpuni, setidaknya soal pengalaman di level internasional. Shin adalah mantan pelatih timnas senior Korsel dan membawa ”Pasukan Taegeuk” tampil di Piala Dunia Rusia 2018. Di ajang itu, Shin mencatatkan salah satu capaian terbaiknya sebagai pelatih, yakni mengalahkan raksasa sepak bola dunia, Jerman, dengan skor 2-0 pada babak penyisihan grup.
Adapun Hwang baru menjadi caretaker pelatih tim nasional Korsel setelah Juergen Klinsmann dipecat selepas Piala Asia 2023. Ia telah menukangi tim Korsel U-23 sejak 2021.
Indonesia memiliki kekuatan penuh saat menghadapi Korsel. Semua pemain terbaik Indonesia siap untuk dipilih Shin dalam meramu skuadnya. Kembalinya pemain asal Liga Belanda, Nathan Tjoe-A-On, menjadi suntikan tonik yang sangat diperlukan Indonesia. Sempat harus kembali ke Belanda karena kesepakatan awal dengan klub hanya bisa memperkuat Indonesia hingga penyisihan grup, Nathan diizinkan klubnya, SC Heerenveen, kembali ke Qatar setelah lobi dari PSSI.
Nathan berperan penting di lini tengah Indonesia pada laga grup. Meskipun aslinya bermain sebagai bek, Nathan mampu tampil gemilang di lini tengah Indonesia, terutama saat mengalahkan Australia, 1-0, dan Jordania, 4-1.
Tak hanya itu, striker Ramadhan Sananta yang harus menjalani larangan bermain akibat kartu merah melawan Qatar juga sudah bisa bermain. Ia bisa menjadi alternatif bagi Rafael Struick di lini depan.
Di atas kertas, Korsel lebih diunggulkan karena nama besar dan prestasi mereka yang mendunia. Sepak bola putra Korsel menduduki peringkat ke-23 FIFA per 4 April 2024. Meski turun satu peringkat sejak tersingkir di semifinal Piala Asia 2023, peringkat ini unggul jauh dari Indonesia yang baru saja naik delapan tingkat ke posisi ke-134.
Meski diunggulkan, Hwang, seperti dikutip media Korsel, Korean Times, tak mau meremehkan Indonesia. ”Saya sungguh terkejut melihat Pelatih Shin membangun tim yang sangat bagus bersama Indonesia. Mereka bermain sangat bagus dan kami harus benar-benar bersiap jika ingin mengalahkan mereka,” kata Hwang yang sepanjang turnamen kerap berbincang dan berkirim pesan dengan Shin.
Dengan pengalaman yang lebih matang di turnamen besar, Shin diharapkan mampu meracik formasi dan taktik paling tepat untuk membawa Garuda Muda mengejutkan Korsel. Selanjutnya, para pemain Indonesia harus bisa menjalankan taktik itu dengan sempurna sesuai keinginan Shin di lapangan. Untuk itu, persiapan menjelang laga harus benar-benar matang, seserius Korsel bersiap melawan Indonesia, seperti yang disampaikan Hwang.
Mereka juga harus bermain dengan daya juang tinggi, tak kenal lelah, dan menjaga fokus sepanjang pertandingan. Performa Rizky Ridho dan kawan-kawan di babak grup diharapkan terus berlanjut. Dengan hal itu, bukan mustahil Indonesia mampu meneruskan langkah menapaki torehan sejarah berikutnya, tampil di Olimpiade, prestasi yang terakhir kali terjadi 58 tahun silam.
Jika mampu melewati Korsel, tiket ke Olimpiade pun makin dekat genggaman. Saatnya terbang tinggi Garuda Muda!